Rabu, 11 Mei 2011

The Count of Monte Cristo : Kala Perbuatan Baik Menjadi Bumerang

Judul              : The Count of Monte Cristo
Penulis            : Alexandre Dumas
Penerjemah     : Nin Bakdi Soemanto
Editor             : Dhewiberta
ISBN              : 978-602-8811-24-8
Halaman          : 568
Penerbit          : Bentang


“Kau tahu aku seorang ibu yang baik karena demi anak lelakiku maka aku menjadi seorang penjahat. Seorang ibu yang baik tidak akan pergi tanpa mengajak anaknya”

Kadang perbuatan baik justru membuat diri kita celaka. Setidaknya itu yang terjadi pada diri Edmond Dantes seorang kelasi pertama,  Dantes  muda, jujur dan rajin bekerja, nasib baik membuatnya  mendapat promosi menggantikan sang kapten  yang meninggal   Kebaikan hatinya untuk memberikan bantuan terakhir bagi sang kapten justru membuatnya menderita selama empat belas tahun penjara di Château d'if.

Pihak-pihak yang iri pada kemujuran nasib Dantes dalam karier serta kisah  cintanya dengan seorang gadis bernama Mercedes menyusun siasat jahat  guna mencelakakan Dantes.   Seseorang yang iri karena cinta  sedangkan yang lain karena ambisi.  Seorang lagi sebagai pelengkap. Kebetulan  Dantes membawa sepucuk surat dari penguasa pulau Elba,  Napoleon Bonaparte  untuk diserahkan pada seseorang di Paris. Mereka merekayasa keadaan sehingga Dantes dihukum untuk kejahatan yang tak pernah dilakukannya.

Dalam penjara itu, Dante bertemu dengan seorang pendeta yang menjadi ayah angkatnya kelak. Ia mendapat banyak pelajaran kehidupan. Tak ketinggalan pengetahuan yang mengagumkan. Misalnya  bagaimana cara memisahkan lemak dari daging sehingga tercipta minyak kental yang bisa digunakan untuk lampu. Termasuk  rahasia terbesar  mengenai harta karun. Harta kartun yang membuatnya mampu mewujudkan semua impian balas dendamnya. Menilik kisah yang ada, harta harun yang ditemukan Dantes jumlahnya pasti sangat luar biasa sehingga ia bisa  berbuat apa saja dan  pergi kemana saja yang ia suka.

Hari-hari di penjara dilalui  dengan keinginan menuntut balas pada mereka yang membuatnya menderita. Hatinya juga diliputi rasa rindu terhadap Mercedes. Saat ditangkap, ia sedang merayakan pertunangannya dengan Mercedes.  “ Oh, Mercedes, aku mengucapkan namamu dengan desah sangat sedih, dengan jerit kesakitan, dengan erang putus asa; aku mengucapkannya sambil meremas jerami di lantai sel bawah tanahku..." Satu mata untuk satu mata, satu gigi untuk satu gigi!

Dantes tidak hanya  menjalani hidupnya dengan dendam. Ia berbuat banyak kebaikan kepada mereka yang dahulu baik kepadanya. Dantes, dengan menyamar sebagai  seorang pegawai senior, membeli semua hutang  Morrel  mantan atasannya dan memberikan Morrel perpanjangan tiga bulan untuk memenuhi kewajibannya. Kelak ia membuat Morrel bisa bangkit dari keterpurukan keuangan serta memberikan mas kawin yang sangat luar biasa bagi putri Morrel. Tidak berhenti sampai disana, Dantes juga menjaga anak laki-laki Moreel dalam urusan cinta, dimana ia sendiri kurang beruntung.

Kisah bagaimana Dantes yang beralih menjad Count of  Monte Cristo  melaksanakan aksi balas dendamnya sungguh luar biasa. Dantes mengatur rencana balas dendamnya dengan sedemikian cermatnya. Setiap langkah diatur dengan teliti, setiap tindakan dipertimbangkan dengan matang. Saat balas dendamnya merengut jasa seorang ibu dan anak, Dantes mulai merasa galau akan perbuatannya.

Gelar Count of Monte Cristo yang  digunakan oleh Edmond Dantes merupakan salah satu gelar kebangsawanan di kawasan Eropa.  Count  atau Countess  sendiri tidak harus merupakan keturunannya, namun bisa diberikan kepada seorang tuan tanah yang daerahnya sangat luas, atau  diberikan kepada seseorang yang telah melayani kerajaan, tanpa harus ada nama daerah yang dikuasainya.  Count atau countess atau  Earl  merupakan  peringkat ketiga dalam gelar kebangsawanan. Gelar itu sudah ada sejak zaman Raja Canute (abad 10).

Sedangkan Monte Cristo merupakan sebuah pulau kecil di Italia yang terletak di tengah perjalanan antara Corsica dan Italia Daratan; selatan Elba dan barat Giglio. Pulau ini terpencil dan dilindungi oleh pemerintah Italia sebagai cagar alam dan taman berburu, serta hanya dapat diakses melalui yacht pribadi dan disertai izin.  Tidak ada bangunan di pulau ini, meski reruntuhan sebuah kuil abad ke-13 (dirusak oleh para bajak laut pada 1553) masih terlihat.  Pulau ini paling dikenal berkat kemunculannya sebagai lokasi fiktif dalam novel karya Alexandre Dumas, The Count of Monte Cristo, namun keterangan mengenai pulau itu tidak mirip dengan pulau sebenarnya.

Ada beberapa kejanggalan dalam buku ini. Contohnya kesalahan kata dalam beberapa halaman,  “ Sudah kautunjukkan kepada siaa saja surat ini?” halaman 30. Lalu “Andrea di pembunuh”, “ teriak salah seorang perempuan itu, halaman 441. tapi mungkin juga saya yang salah menangkap katanya.

Saya sempat ragu, pada halaman 141 tertuilsi “Berkelimpahan” duh KBBI saya ada di kantor sehingga tidak bisa mengecek, namun bukannya yang benar adalah “Berlimpahan,” mohon koreksi dung jika saya salah. Selain itu  seringnya pemakaian kata alih-alih membuat  beberapa kalimat menjadi tidak nyaman membaca.

Berhubung saya membaca buku ini dengan memanfaatkan waktu luang yang sangat sedikit, saya sadar betul mungkin kurang konsentrasi sehingga ada penjelasan yang terlewat atau saya lupa pernah membacanya. Tapi sungguh, saya kesulitan mencari arti klerek-klerek. Dalam lingkungan saya, kelerek adalah semacam buah yang sering digunakan untuk mencuci kain batik. Sedang dalam buku ini merujuk pada pekerja, sepertinya llho.

The Count Monte Cristo awalnya diterbitkan dalam Journal des Débats pada   28 Agustus 1844 sampai dengan 15 Januari 1846. Ia pertama kali diterbitkan di Paris oleh Pétion dalam 18 volume (1844-5) [7] versi lengkap dari novel ini dalam bahasa aslinya Perancis diterbitkan sepanjang abad kesembilan belas..

Beberapa adaptasi dari kisah ini antara lain :
Film dan  TV
  • 1934: Count of Monte Cristo, directed by Rowland V. Lee
  • 1940: The Son of Monte Cristo, directed by Rowland V. Lee
  • 1946: The Return of Monte Christo, directed by Henry Levin
  • 1975: Count of Monte Cristo, directed by David Greene
  • 1977: "The Great Vendetta", Hong Kong adaption, while story background is changed in Southern China in Republican Era, television serial starring Adam Cheng
  • 1998: The Count of Monte Cristo, television serial starring Gérard Depardieu
  • 2002: Count of Monte Cristo, directed by Kevin Reynolds
Novel
  • 1853: A Mão do finado, Alfredo Hogan
  • 1881: The Son of Monte Cristo, Jules Lermina
  • 1869: The Countess of Monte Cristo, Jean Charles Du Boys, also 1934 and 1948
  • 1946: The Wife of Monte Cristo
 Audio adaptasi
  • 1938 - Orson Welles and the Mercury Theatre on the Air players (radio).
  • 1939 - Orson Welles with Agnes Moorehead at Campbell Playhouse (radio)
  • 1939 - Robert Montgomery on the Lux Radio Theater (radio)
  • 1947 - Carleton Young (radio series)
  • 1960s - Paul Daneman for Tale Spinners For Children series (LP) UAC 11044
  • 1961 - Louis Jourdan for Caedmon Records (LP)
  • 1987 - Andrew Sachs on BBC Radio
Anime
2004 - Gankutsuou: The Count of Monte Cristo

Alexandre Dumas terlahir dengan nama Dumas Davy de la Pailleterie  pada  24 Juli 1802 ,  meninggal 5 Desember 1870 . Ia merupakan penulis  berkebangsaan Perancis, dikenal dengan novel-novel historisnya yang sarat dengan petualangan. Sebagian besar novelnya, termasuk The Count of Monte Cristo dan Roman D'Artagnan, dibuat berseri, dan ia juga menulis drama, artikel majalah, dan merupakan seorang koresponden yang berpengaruh.

Karyanya antara lain: 
  • Charles VII chez ses grands vassaux
  • Le maître d'armes, 1840
  • The Nutcracker, 1844
  • Roman D'Artagnan:
    • Les Trois Mousquetaires, 1844
    • Vingt Ans Après, 1845
    • Le Vicomte de Bragelonne, ou Dix ans plus tard, 1847
  • The Count of Monte Cristo, 1845–1846
  • The Regent's Daughter, 1845
  • The Two Dianas, 1846
  • Roman Valois
    • Queen Margot, 1845
    • Le Chevalier de Maison-Rouge, 1845
    • La Dame de Monsoreau, 1846
    • The Forty-Five Guardsmen, 1847
  • Roman Marie Antoinette:
    • Joseph Balsamo, 1846–1848
    • The Queen's Necklace, 1849–1850
  • The Black Tulip, 1850
    • Ange Pitou, 1853
    • The Countess de Charny, 1853–1855
  • The Gold Thieves, setelah 1857
  • Le Chevalier de Sainte-Hermine, 1869
 Kata-kata yang paling menawan dalam buku ini adalah, “ ...tidak ada kebahagiaan atau ketidak bahagiaan di dunia ini, yang ada hanyalah perbanadingan dari satu keadaan dengan yang lain. Hanya seseorang yang merasa putus asa benar mampu merasakan berkat yang paling tinggi....” Serta , “ ...bahwa kebijaksanaan manusia termuat dalam dua kata ini: tunggulah dan berharaplah.”

Untuk buku ini bintang 4.5 sepertinya layak. Minus 0,5 untuk ketidak nyamanan beberapa kata salah ketik dan menggunakan kata alih-alih yang menurut saya berlebih. Buku yang layak dibaca!

http://www.goodreads.com/review/edit/11097577-the-count-of-monte-cristo
 
http://www.facebook.com/note.php?saved&&note_id=10150243220687279#!/notes/truly-rudiono/the-count-of-monte-cristo-kala-perbuatan-baik-menjadi-bumerang/10150243220687279

3 komentar:

  1. Ini memamng buku yang sangat bagus, Mbak. Saya membacanya waktu masih SD dan membacanya lagi saat SMA. Sekedar masukan saja, mungkin yang dimaksud dengan klerek-klerek adalah terjemahan langsung dari bahasa Inggris : clerks. Clerk jadi klerek. Karena jamak (s) menjadi klerek-klerek. Sepertinya begitu :D

    Salam kenal, Mbak

    BalasHapus
  2. thx...
    Tp di buku emang enggak ada yah ket nya atau aku yang kelewatan....

    BalasHapus