Minggu, 29 Mei 2011

Saya (juga) memang tidak pernah jadi dewasa

Gara-gara membaca posting  beloved Lita Saya memang tidak pernah jadi dewasa
 http://www.facebook.com/notes/lita-soerjadinata/saya-memang-tidak-pernah-jadi-dewasa/10150207449812068 ( Ssst ijin pakai judul  sis ^_^ ) Saya jadi ikutan tertarik mengintip jajaran buku yang ada di rak buku GRI. Dari jumlah buku yang dibaca jelas meningkat. Tahun 2010 ada 206 buku (campuran cergam komik, novel de el el) sementara tahun 2011 hingga hari ini  baru 93 buku (65 novel, fiksi de el el sisanya cergam dan komik). Tentunya masih bisa bertambah mengingat sekarang baru penghujung bulan Mei.

Jumlah halaman juga bertambah. Tahun lalu ada 58.206 halaman! (kaget sendiri) Tahun ini untuk sementara ada  21.551 halaman. Menilik tahun terbitan, ternyata sebagian besar merupakan buku baru, keuntungan menjadi anggota Ordo Buntelan nih ^_^

Sekarang soal bintang yang menandakan penilaian kita terhadap sebuah buku. Untuk tahun 2010 ada 22 buku yang diberi  bintang 5,  tapi ada juga 5 buku yang diberi bintang 2. Saya memang tidak akan pernah memberikan bintang 1, minimal bintang 2.  Anggaplah sebagai penghargaan atas usaha menerbitkan sebuah buku pada pihak-pihak  terkait. Sementara untuk tahun 2011, sudah ada 9 buku yang mendapat bintang 5, sementara bintang 2 ada 5 buku.

Saat menilik siapa penulis yang sering saya baca, mau tak mau saya tertawa. Pantas...................!
Saya memang penggemar sosok Conan, maka jelasnya pengarang bukunya akan menempati posisi paling atas. Sampai saat ini sudah ada 60 buku Conan, belum yang kisah khusus. Ada juga penulis yang saya baca bukunya karena ketiban tugas mengurusi launchingnya. Saya nyaris membaca lebih dari 50 % buku karangannya, jika tidak bagaimana bisa membuat Siaran Pers plus repiu.

Lengkapnya adalah :
 1. Gosho Aoyama 97
2  Enid Blyton 77
3. Hergé 37
4. Morris 35
5. Masashi Ueda 33
6. Motohiro Katou 31
7. Boy S. Sabarguna 27
8.  R.A. Kosasih 24
9. S. Mara Gd 23
10.  Peyo 21
10. Kanari Yozaburo 21
12.  Agatha Christie 20
12.  Robert Arthur 20
14.  John Grisham 19
15.  L.E. Blair 18
15. William Arden 18
15. Takeshi Maekawa 18

Kalau begini, musti setuju sama salah satu iklan telepon genggam  (kurang lebih) "Di setiap diri seseorang ada unsur anak-anak" Ngajak salaman Sis Lita

Sekalian mengintip list buku yang saya baca. Ternyata untuk bulan ini, sampai tadi pagi hanya membaca 10 buku. jauh dari produktif yahh! Bukunya antara lain:

    Judul buku                              Pengarang                      Hal        Bintang
1. Buku Pintar Mitologi Dunia      Nurla Isna Aunillah          168          3
2. The Count of Monte Cristo    Alexandre Dumas              568         5
3. Red Riding Hood                   Sarah Blakley-Cartwright  341         4
4. Miss Billy                                Eleanor H. Porter             308         3
5. Tetra Mars                            Harry K. Peterson             507          5
6. Fatamorgana di Segitiga Emas Suryatini N. Ganie            211         3
7. Treasure island                    Robert Louis Stevenson       352         3
 8. Math doesn't Stuck             Danica McKellar                 350         4
9. Berguru Pada Pesohor: Panduan Wajib  Diana AV Sasa 265         4
10. Untung Suropati                Yudhi Herwibowo                660         3

Buku yang paling berkesan tahun 2011, tetap Pearl  of China

Hayuh mana list kalian?Tercapai tidak  target kalian tahun ini?
Latah yang positif nih  memacu semangat membaca

Kisah Cinta Abadi Viola Mondru dan Slaven Dulton


Judul            : Tetra Mars
Penulis         : Harry K. Peterson
Penyunting   : Nuraini Mastura
Halaman      : 507
ISBN          : 978-979-433-617-5
Penerbit      : Mizan Fantasi.
Harga         : Rp 84.000

Aku mulai merindukannya... hatiku mulai melolong di tengah kekosongan yang sudah menggerogotiku sekian lama. Aku ingin segera melihat wajahnya, merasakan emosinya, meraba permukaan wajahnya, bahkan sekalipun mendengar teriakannya...

Viola Mondru 
Slaven Dulton 
Kisah terlarang...

Romantis..... ?  Memang
Menye-menye......? Jauhhhhhhhhhhhhhhhh!

Saat pertama kali membaca  draf buku ini bermula karena rasa kasihan. Nama sang tukang cerita Harry K. Peterson terus terang belum pernah saya dengar. Pertanyaan pun saya lontarkan ke teman-teman di Komunitas Fantasi, ada yang menyebutkan bahwa Harry adalah seorang lelaki tua alias kakek-kakek berusia 72 tahun. Siapa yang tak mau merasa salut plus kasihan. Bayangkan di usia 72 tahun masih semangat  menulis kisah setebal itu (draf yang saya terima terdiri dari 429 halaman A4). Tapi kasihan juga kalau naskah ini tidak diberikan  komentar walau bagaimana isinya, minimal sebagai penyemangat. Komentarnya yang sederhana sajalah.

Selesai membaca, rasa kasihan berubah menjadi rasa kagum! Gaul sekali kakek ini! Kisah yang ditulisnya memang mengenai kisah cinta terlarang yang belakangan mulai bermunculan.Tapi lokasi kejadiannya sungguh luar biasa. Tetra Mars berkisah mengenai  cinta antara  terlarang antara manusia, Viola Mondru serta malaikat bernama Slaven Dulton. Cerita yang biasa memang, tapi sang penulisnya  membuatnya menjadi  sangat tidak biasa.

Belakangan,  saya baru tahu bahwa sang penulisnya bukanlah seorang kakek gaul tapi seorang lelaki gaul he he he. Harry mampu membuatku mendadak melo dengan untaian kata-katanya. Sampai-sampai  seorang megira aku teramat merindukannya saat membawa penggalan kalimat Harry di status FB saya.  Sebenarnya sih.... sedikit, tapi tidak seperti Viola yang teramat merindukan Slaven kok ^_^

Viola dan Slaven sangat memahami bahwa hubungan mereka akan saling menyakiti satu dengan lainnya. Namun saat yang satu berupaya untuk pergi, maka ia membuat yang lain sangat menderita. Sementara ia sendiri meredam rasa rindu yang mendera. Sungguh kisah cinta yang rumit. Tapi mereka menikmati rasa cinta dengan segala kepedihan itu dengan keyakinan akan makna cinta itu sendiri.

Entah bagaimana Viola bisa  hidup tanpa kehadiran Slaven di sisinya.Setiap helaan nafasnya adalah Slaven. Detak jantungnya berdetak nada  Slaven. Aliran darahnya membawa nama Slaven.  "...Aku berteriak kencang... menangis. Aku ingin menjerit sekuatnya. Bahkan aku rela menggantikan posisinya agar dia terbebas dari neraka itu...." Sungguh tak ada yang bisa meragukan betapa cinta Viola terhadap Slaven. Bahkan Karen, sepupu Viola yang berusaha menjauhkan mereka sekedar untuk melindungi Vola tak mampu menahan gejolak kisah cinta mereka yang membara.

Saat Viola galau, sosok cupid bernama  Zero malah memintanya menjauhi Slaven. Hatinya kian miris.  Viola sangat tahu Quierro dan Dyfed tidak bisa bersatu. Dunia mereka berbeda. Dunia manusia dan dunia malaikat.  Tapi ia tidak bisa mebohongi hatinya, betapa ia memuja Slaven. Harry dengan piawainya menciptakan sebuah dunia yang diperuntukkan bagai malaikat dengan strata guna mempertajam konflik ksiah kasih Viola dan Slaven.

Slaven juga sangat mencintai Viola. Ia rela melepaskan kesempatan menjadi malaikat dengan strata tertinggi yang sangat diimpikan setiap malaikat  guna  menepati janjinya pada Viola. Ia rela melakukan apapun demi bersama Viola. Demi memuaskan rasa rindunya kepada Viola maka Slaven memutuskan untuk kembali ke dunia manusia. Keputusan yang ditentang banyak malaikat. Ia bahkan rela.... ah baca sendiri sajalah, saya sudah terrlalu banyak membocorkan isi kisah ini ^_^

Pemilihan judul juga mengasyikan  untuk ditelaahi. Jika membaca dengan teliti, sebenarnya kisahnya  sudah bisa diduga mengenai apa.  Kata-kata Four Choces menandakan ada 4 pilihan . Mengacu pada kata Mars, pembaca yang jeli bisa menebak bahwa itu untuk menyebutkan sosok seorang lelaki. Sedangkan tetra adalah empat. Jadi bisa diduga tentang apa.

Secara garis besar, kekuatan novel ini ada pada kepiawian seorang Harry memilih kata dan merangkaikannya menjadi sebuah kalimat. Setiap kata seakan diplih dengan teliti dan sudah sepatutnya berada di sana. Banyak kata romantis yang dituturkan dengan elegan sehingga tidak berkesan menye-menye.  Misalnya saja  perkataan Viola, "Ya, sampai kapan pun Slaven pasti akan kembali. karena dia... adalah takdirku" atau kata-kata Slevan "... memuaskan semua  kerinduan yang sudah hampir membunuhku."

Bicara soal kekurangannya..., mungkin ada pada beberapa kisah yang  dibuat terlalu ala film alias terlalu luar biasa. Penulis sendiri mengakui bahwa ia terbawa pengaruh kisah cinta ala negara pengguna kain sari dan kota perfilman dunia. Andai kata bobotnya lebih disesuaikan tentunya akan membuat cerita kian menarik tidak terlalu dramatis  layaknya sinetron kejar tayang kita.Kover juga terasa aneh. Seharusnya gambar malaikat dibuat kian tersamar serta tak berkesan menggunakan semacam celana penuh paku-paku ala emtal.

Harry sengaja bermain didaerah yang sedikit sensitif. Malaikat digambarkan sebagai sosok yang juga memiliki rasa cemburu, iri hati bahkan jatuh cinta. Tapi namanya juga fantasi... apakah sih yang tak mungkin selama penjelasan sesuai nalar. Jika menilik pembagian kisah fantasi, maka buku besutan Harry ini bisa dimasukan dalam kategori Contemporary Fantasy.Genre ini membaca kisah supranatural atau sihir dalam kehidupan saat ini.

Saya sangat tidak sabar menunggu buku pamungkasnya. Duh senang rasanya jika berkesempatan mengintip buku ketiganya sebelum yang lain membacanya.

Selama  saya membuat review, hanya  ada beberapa buku yang saya buatkan review lebih dari 1 kali. Selama ini hanya Fantasi Fiesta 2010, Ranah 3 Warna, sekarang Tetra Mars. Dan baru kutipan dari Tetra Mas yang saya pergunakan lebih dari sekali sebagai status di FB.  Rokemen kok....

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

 Ssst Dion, kelanjutan kisah yang waktu itu jadi kurir
Cocok nih suasananya

Dahulu....
Aku tak tahu kenapa, sungguh
kau acapkali mampir dalam kehidupanku
Sesaat bayangan dirimu berkelebat di hadapanku, sepertinya
Lain waktu kau menyusupi pikiranku hingga mengganggu konsentrasiku

Kau memang hanya orang biasa
Terlalu biasa untuk dikagumi malah
Sering kali kau justru menyebalkan
Namun ada sesuatu dalam dirimu yang mampu menarik perhatianku

Jangan  tanya kenapa!
Karena sampai detik ini aku juga tak tahu
Hanya satu hal yang kutahu dengan pasti
Kau membawa warna baru dalam kehidupanku

Pasti ada yang salah dikepalaku
Hingga berkata YA

Sekarang.........
Kau dengan segudang hal menjengkelkan
ditambahkan sedikit kebaikan
Ternyata mampu memporakporandakan hatiku
Memberikan hanya yang terbaik untukku

Untung ada yang salah di kepala mereka
Hingga menampik dirimu
keuntungan untukku

Happy  anniversary dear
Sepertinya baru  kemarin utusanmu datang
Membawa seikat bunga dan barisan kata yang kutahu bukan buatanmu
Dengan sedikit ancaman dan paksaan ku minta ia melakukan  hal yang sama
kubuat kantormu heboh seperti kau buat kostku heboh dulu

Terima kasih telah memilihku untuk menghabiskan waktu bersama....
Ternyata aku tidak salah melangkah

Tuh.....pasti kepalaku sedang error waktu itu
Sampai mau jadi kurir lagi plus bikin ini
*bongkar2 kotak obat cari obat anti error*

Selasa, 24 Mei 2011

Buku Sakti Para Resensor

Judul                    : Berguru pada Para Pesohor
Penulis                 : Diana AV Sasa, Muhidin M. Dahlan
Pewajah Isi          : Cahyo Purnomo Edi
Pewajah Sampul  : Eddy Susanto
Pemeriksa Aksara : Gita Pratama
Halaman              :  254
ISBN                  : 978-602-98997-0-2
Cetakan               : I, April 2011
Penerbit               : 1 # dbuku
Harga                  : Rp 50.000

Saya penggemar novel???
Hem…. Saya segera melirik rak-rak  buku saya. Sepertinya disana juga ada buku agama,  pengetahuan umum, motivasi, sejarah  dan kamus. Ada satu lemari kecil dua susun khusus untuk buku-buku seputar Bahasa Mandarin. Geser sedikit ada bagian khusus untuk buku seputar wayang, disebelahnya berjejer cergam. Lalu ada satu rak khusus untuk buku-buku marketing. Di bagian bawahnya tersusun dengan rapi komik-komik.  Tak ketinggalan buku-buku untuk swap. Sepertinya sih isi rak buku saya beragam.

Tapi tunggu  sebentar……………….., saya mendadak melihat tumpukan PR. Mau tak mau saya  jadi meringis sendiri melihat tumpukan buku yang harus saya resensi. 99,9% adalah novel. Walah! Pantas saja saya disebut penggemar novel. Padahal saya membaca apa saja asal bukan cerita menye-menye. Hanya saja memang saya lebih suka meresensi novel karena meresensi saya anggap sebagai hiburan. Buku motivasi misalnya, jarang saya resensi kecuali buku itu saya anggap memiliki pengaruh besar bagi diri saya.

Kalau  mau ditilik ulang seluruh resensi saya, ada juga seputar  pengetahuan umum, komik, manajemen serta undang-undang.  Mungkin efek menjadi  anggota Ordo Buntelan,  sebutan Suhu Tanzil buat saya dan para sahabat, sebagian besar buntelan buku  yang saya terima memang novel . Tapi minimal penulis buku ini tidak latah mengira saya seorang laki-laki.

Saat buku ini mendarat setelah melalui perjalanan panjang , saya langsung terpesona pada pemilihan kertas untuk kover. Sangat jarang kover menggunakan bahan seperti yang dipakai  buku ini. Segera saya pamerkan ke salah satu sahabat yang juga memiliki penerbitan Dandy, biar dia tergoda. Pemilihan warna kover serta ilustrasi atau apalah namanya juga tak kalah menggoda.

Sayang…., kok tidak ada tanda tangan penulisnya yah? Sebagai buku yang dijual terbatas, tentunya dengan tambahan tanda tangan mereka yang berada di balik terbitnya buku ini akan memberikan  nilai lebih. Tentunya selain isi buku yang memang unik.

 Membaca buku ini membuat mata saya kian terbuka. Selama ini meresensi saya lakukan sebagai hiburan menyalurkan hobi dan ungkapan terima kasih kepada pemberi buku. Jarang sekali saya bersemangat mengirim ke media massa. Jika mengirim juga bukan mengharapkan  pundi-pundi rupiah yang bakalan diterima. Tapi karena merasa buku itu sangat layak untuk disebarluaskan keberadaannya. Pola berpikir saya sedikit berubah setelah membaca buku ini

Dalam buku ini, disebutkan juga hal mendasar mengenai perbedaan antara ringkasan buku (Book Report) serta resensi buku (book review).  Kedua istilah ini umumnya dipakai di luar negeri, sementara untuk kawasan tanah air cukup dikenal resensi saja.  Ringkasan buku berisi informasi mengenai penulis, judul, waktu dan tempat penerbitan serta tak ketinggalan isi buku. Sementara resensi buku lebih bersifat pribadi.  Resensi mengandung isi seperti ringkasan, tapi mengulas lebih dalam serta memasukkan pendapat pribadi si pembuat resensi.

Secara garis besar buku ini bisa  dijadikan panduan bagi mereka yang ingin menjadi seorang peresensi buku alias resensor, Sedangkan bagi  yang sudah menggeluti dunia ini, anggaplah sebagai penyegaran serta ajang berbagai ilmu.

Sayangnya buku ini sedikit sekali mengulas mengenai bagaimana cara mempromosikan sebuah buku pada bagian penulis mengajak menerbitkan sebuah buku. Selama di GRI, saya berkesempatan bertemu dengan banyak penerbit  dan toko buku sehubungan dengan  tugas saya sebagai Koordinator Khusus Kerja Sama Penerbit dan Toko Buku.  Beberapa mengeluhkan sulitnya menangani kegiatan pemasaran dan promosi bagi sebuah buku. Apalagi jika penulisnya adalah orang baru.  Belum lagi kadang penulisnya juga tak mau bekerja sama membantu. Menyusun sebuah rencana pemasaran, bagaimana berpromosi serta apa yang harus dilakukan saat buku sudah  ada sepertinya kurang dibahas secara mendalam.

Satu lagi tambahan informasi, belakangan ini ada bermunculan script  Agency.  Dengan bergabung kesebuah  script  Agency,  maka petugas penulis hanyalah PENULIS sebuah buku apapun bentuknya, baik novel, puisi , buku memasak, kumpulan tips bahkan buku pelajaran. Semua sudah diatur oleh mereka. Penulis tinggal berkonsentrasi  guna menghasilkan karya terbaiknya. Salah satu yang layak dilirik adalah  Kurniaesa Script Agency.

Setiap orang memiliki berbagai macam gaya saat meresensi sebuah buku. Ada yang menggunakan bahasa sehari-hari alias bahasa pergaulan, ada juga yang menggunakan bahasa resmi.  Cara penulisan juga bermacam-macam, ada yang mengulas isi buku secara berimbang,  menambahkan pengetahuan sehubungan buku itu, atau  sengaja membuat resensi pendek agar pembacanya penasaran akan isi buku itu. Dalam buku ini tentu saja juga diulas bagaimana meresensi dengan baik dan benar serta  gaya dalam meresensi.

Sehubungan dengan buku ini, saya jadi teringat beberapa pertanyaan sahabat seputar bagaimana saya membaca dan meresensi buku. Untuk membaca sudah sering saya ungkapkan rahasia dapur saya. Sedangkan untuk resensi rasanya masih sungkan. Saya belumlah mendekati setengah dari para guru, masih perlu belajar banyak. Untuk kali ini anggaplah saya sedang mohon petunjuk mengenai cara saya meresensi  di hadapan para master.

Untuk saya pribadi, ada beberapa hal saat HARUS saya lakukan saya membuat resensi.
Dari  mana buku itu berasal, apakah hadiah atau hasil berburu ke toko buku. Mungkin orang akan menyebut saya  bersikap tidak adil tapi memang begitulah adanya. Buku yang saya peroleh dari pemberian entah penerbit atau sahabat bagaimana pun isinya harus dibaca sampai tuntas dalam waktu singkat dan dibuatkan resensi.

Soal penilaian sebuah buku memang tergantung selera pembaca masing-masing. Tapi saya membaca dan meresensi sebagai ungkapan terima kasih atas hadiah yang dikirimkan. Untuk bisa meresensi artinya saya harus menuntaskan membaca buku itu.  Dan entah bagaimana caranya saya juga harus bisa membuat resensinya.

Belakangan saya sangat bersyukur dengan banyaknya buntelan yang mendarat. Namun seiring waktu, saya mulai berbagi dengan para sahabat. Buku-buku yang bukan genre saya, jika dikirim oleh penerbit, dengan sepengetahuan mereka saya kirimkan kembali ke para sahabat yang saya yakini mampu meresensi buku dengan genre tersebut.  Semua pasti senang!  Buku tersebut berada di tangan orang yang tepat, diresensi dengan tepat dan saya juga tidak merasa bersalah melihat buku itu tertumpuk tanpa daya.

Namun jika buku yang saya baca merupakan hasil berburu ke toko buku tentunya perlakuannya akan beda. Andai ternyata tidak menarik, saya memang akan membacanya sampai tuntas, tapi tidak untuk meresensinya dengan panjang lebar. Paling saya cukup memberikan bintang dan komen singkat  pada rak buku saya di GRI.

Berusaha  menemukan kelebihan dan kekurangan buku itu secara adil.  Bicara soal adil sepertinya sebuah hal yang teramat susah. Bagaimana bisa adil jika kita sangat menyukai sebuah buku. Pastilah yang ada hanyalah pujian setinggi langit!  Cara yang saya tempuh adalah dengan menaikkan kadar kekaguman pada sebuah buku. Misalnya bintang 2 untuk buku yang saya sangat tidak mengerti isinya, bintang tiga untuk biasa saja, bintang empat untuk buku yang membuat saya terpesona, bintang lima untuk buku yang mampu memporak-porandakan emosi.  Saya tidak akan memberikan bintang 1. Bagaimana pun juga usaha penulis untuk membuat sebuah buku serta upaya penerbit menghadirkan buku tersebut layak diberikan penghargaan 1 bintang, terlepas bagaimana isinya. Bintang itu diberikan tanpa melihat siapa penulis bukunya, yang saya lihat adalah isinya.

Sekedar info, buku yang paling saya sukai selama tahun 2011, sampai saat ini adalah Pearl of China dari Penerbit Qanita. Saya membaca sambil menangis tanpa perduli berada di transjakarta, membaca ulang tanpa jeda serta menangis saat mendiskusikan dengan seseorang. Menyentuh!

Tapi biar bagaimana saya juga manusia. Kadang dalam membuat resensi , saya tanpa sadar memasukan penilaian terlalu pribadi untuk sebuah buku. Misalnya saja saat buku besutan penulis favorit saya diterjemahan dengan bahasa yang kacau balau menurut versi saya. Langsung resensi saya sebagian besar berisi kekecewaan akan buku itu. Beberapa sahabat sempat menyebutkan bahwa itu resensi yang terlalu terbuka mengungkapkan kekecawaan terhadap sebuah buku. Untuk pihak penerbit berlapang hati menerima kritikan yang saya lontarkan dengan teramat sangat jujur. Belakangan gantian saya yang merasa tidak enak hati karena mereka tetap berbaik hati mengirimi saya buku.

Jika saya merasa tidak bisa  menemukan kekurangan buku itu, maka saya mulai mengintip ulang resensi para sahabat. Menelaah ulang uraian mereka mengenai kekurangan buku. Biasanya saya menemukan beberapa point yang lolos dari pengamatan saya yang terlalu terpesona akan isi sebuah buku.

Resensi itu harus memberikan pengetahuan tambahan selain menguraikan isi cerita.  Itu sebabnya saat membuat resensi sebuah buku saya membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada membaca sebuah buku. Dari sebuah buku yang ada, saya mencari kira-kira sisi mana yang bisa ditonjolkan sebagai tambahan pengetahuan. Kadang butuh lebih dari 2 buku referensi untuk membuat sebuah resensi pendek. Belum lagi waktu yang dibutuhkan untuk jalan-jalan  di dunia maya

Contohnya saat membuat resensi buku Wolfsangel. Awalnya ketebalan buku membuat saya meringis, apalagi kisahnya termasuk sedikit suram.Ternyata kisahnya cukup menawan walau memang berkesan suram dan kejam.  Buku tersebut  ternyata sarat akan nuansa rune, yang membawa kesan magis dalam cerita. Maka tambahan pengetahuan seputar rune sepertinya layak diberikan untuk para sahabat pembaca resensi saya.

Dengan membaca resensi Wolfsangel, selain memahami kisah seputar manusia setengah dewa yang dibesarkan oleh serigala serta kembarannya, pembaca akan mengerti asal usul rune, apa manfaatnya serta bagaimana cara  mendapatkan rune. Pengetahuan dan hiburan diperoleh bersamaan dengan sekali membaca resensi.

Pembaca dibuat tertarik untuk membeli dan membaca buku yang diresensikan.  Resensi sering dijadikan ajang promosi oleh para penerbit, sepertinya itu sudah menjadi rahasia umum. Para penerbit sering mengirimkan buku untuk diresensi dengan harapan pembaca resensi tertarik untuk membeli dan membaca buku itu. Sasaran promosi memang tidak hanya pembaca buku saja. Mungkin saja buku itu dibeli untuk diberikan sebagai hadiah bagi seseorang.

Bagi saya, resensi dibuat agar para sahabat bisa ikut menikmati sebuah cerita yang menarik. Mereka  tidak harus membaca sebuah karya yang kurang layak dibaca, tentunya semuanya dari sisi saya. Mereka boleh setuju boleh saja tidak,  minimal mereka mendapat gambaran mengenai cerita yang ada dalam sebuah buku.

Jika kebetulan ada dana yang berlebih, semoga mereka bisa mengalihkan dana tersebut untuk membeli buku yang saya resensi dan memasukannya dalam koleksi pribadi mereka. Jika mereka bukan pembaca hanya kebetulan mampir membaca resensi saya, semoga mereka tertarik dan membeli untuk para kerabat yang menurut mereka layak diberikan buku itu. Syukur malah jadi ikutan suka membaca.

Ciri khas  itu resensi buatan saya. Dari sisi marketing, sebuah produk baik harus memiliki suatu sisi khas yang membedakan dengan produk lain agar mampu bersaing di pasaran. Demikian juga dengan resensi yang saya buat! Resensi merupakan produk dari olah pikir. Dibutuhkan proses panjang untuk bisa membuat sebuah resensi. Proses yang saya lalui untuk membuat resensi dimulai dari membaca buku, memberi tanda hal-hal yang menarik, mencari referensi,merangkai kata-kata, men-scan gambar, terakhir menyusun tampilan agar menarik.

Ada dua yang menjadi ciri saya saat membuat resensi buku. Pertama adalah kalimat pembuka yang diambil dari kata-kata yang saya anggap mampu menarik perhatian pembaca. Setelah perhatian didapat, sisanya tinggal membuat pembaca betah membaca resensi saya. Pemilihan ini saya lakukan karena ingin menerapkan prinsip marketing.

Pada halaman 127 tertulis, ” Jenis lead ini adalah yang paling sering dan umum digunakan banyak penulis karena menjadi penyelamat ketika mati-gaya tak menemukan paragraf pertama  yang menyentak. Baiklah jika dianggap begitu ^_^ Tapi memang itulah ciri saya, bukan karena mati gaya lho he he he

Ciri kedua adalah membuat resensi dalam bentuk cerita. Yang sudah sering saya gunakan adalah kisah tentang seorang wanita paruh baya yang biasa dipanggil grandnie. Grandnie ini mempunya satu putra tunggal dan seorang cucu kesayangan yang kelak akan mewarisi perpustakaan pribadinya. Perpustakaan itu bukan sembarang perpustakaan, tapi sebuah perpustakaan  pribadi yang menjadi impian semua penggemar buku, dari  koleksi, fasilitas serta  sistem keamanan. Namanya juga cita-cita boleh khan dirintas dari sekarang. Dialog antara grandnie dan cucu kesayangannya yang berisi resensi buku.

Dalam buku ini  terdapat daftar alamat penyedia resensi buku di internet. Ada partner in crime and my beloved sista, dengan buntelan buku-nya. Ada guru-guru saya, Ibu Peri  Endah S dan Suhu Tanzil, saudara sebuku di GRI seperti Amang dan  Helvry Ada juga beberapa sahabat di dunia maya yang belum pernah saya temui secara fisik tapi sudah merasa dekat dihati (ehem). Untuk yang satu ini, saya harus mengucapkan terima kasih kepada jagoan neon yang membuatkan bloq, walau tujuan awalnya hanya untuk mendapat tambahan uang jajan. Xiexie  baupe...!

Tapi beberapa sahabat yang lain seperti Luckty belum saya temui namanya dalam buku ini. Mungkin saat cetakan kedua data yang ada sudah kian terkini..

Tersedia juga daftar berbagai media massa yang menyediakan kolom resensi, walau dengan aneka nama. Wah bisa saja kelak salah seorang sahabat menulis resensor pada kolom pekerjaannya. Apa sih yang tidak mungkin jika kita yakin bisa.

Senin, 23 Mei 2011

Treasure Island


Judul             : TREASURE ISLAND
Penulis          : Robert Louis Stevenson
Penerjemah   : Mutia Dharma
Penyunting    : Ida Wajdi dan Pujia Pernami
ISBN             : 978-979-024-465-8
Halaman       : 352
Penerbit        : Atria,  April 2011
Harga           : Rp 43.000

…….
Minumlah dan biarkan iblis beraksi…
Yo-ho-ho dan sebotol rum

Kedua alis saya segera beradu saat membaca kalimat tersebut. Sepertinya saya pernah membaca kalimat yang sama dalam suatu kisah.  Ingatan saya membawa kembali sebuah kisah  bacaan saat  kecil. Kalimat Yo-ho-ho dan sebotol rum  ada dalam kisah Misteri Nuri Gagap dari seri Trio Detektif.  Hanya  saja kalimatnya  sedikit berbeda, Yo-ho-ho dan tuak satu botol! Maklumnya kalimat itu begitu berkesan sehingga saat ada kalimat yang serupa tapi tak sama, saya langsung merasa tidak nyaman. Padahal dalam beberapa film mengenai bajak laut, kalimat yang dipakai adalah Yo-ho-ho dan sebotol rum .

Bukan itu yang membuat saya tertarik membaca buku ini.  Semula saya sempat mengira kisah dalam buku ini sama seperti kisah-kisah bajak laut lainnya. Tapi nama besar sang penyunting, IDA WAJDI membuat saya melirik buku ini. Biasanya buku-buku dengan sentuhannya, serta rekannya Jia, mampu  membuat  saya terlena. Kisah yang mereka tawarkan sungguh menggoda.

Cara menyampaikan cerita dalam buku ini unik.  Seorang remaja  berusia 17 tahun bernama Jim Hawkins , anak pemilik penginapan Laksamana Benbow Inn bertindak sebagai narator untuk sebagian besar isi buku. Khusus untuk bab 16-18, Dr.  Livesey yang menjadi narator. Ada  6 bagian dan 34 bab dalam buku ini.

Kisahnya dimulai saat Jim dan ibunya sedang menggeledah barang milik Billy Bones, seorang pelaut yang menginap. Mereka bukan mau mencuri, namun mencari haknya. Billy  Bones sang pelaut baru saja meninggal! Masalahnya ia belum membayar uang sewa kamar. Lalu bagaimana Jim dan ibunya bisa bertahan jika tak ada uang. Maka mereka sepakat untuk menggeledah kamar Billy. Disana mereka menemukan sebuah peti kayu yang segera mereka buka paksa.

Baru saja mulai menggeledeh isi peti, mereka mendengar suara-suara ribut di sekitar rumah. Ternyata para bajak laut mendekati penginapan dan memaksa masuk.  Beberapa waktu yang lalu sempat terjadi bentrok antara  Billy dan seorang bajak laut buta. Takut akan bahaya yang bakalan menimpa, Jim dan ibunya terpaksa melarikan dri dan bersembunyi. Mereka hanya sempat mengambil sejumlah uang dengan aneka mata uang. Jim juga  sempat mengambil gulungan kertas minyak.

Gulungan kertas minyak yang diambil Jim membawanya, Dr.  Livesy serta  Hakim Trelawney menjadi pemburu harta karun!Hakim Trelawney membeli sebuah kapal yang diberi nama "Hispaniola" dan menyewa beberapa kru. Petualangan seru segera dimulai....!


 Lalu apakah Jim berhasil mendapatkan harta harun itu? 
Kenapa ada 17 nyawa awak kapal Hispaniola melayang?
Sepertinya musti kalian baca sendiri dalam buku ini yaaa.

Secara garis besar ceritanya memberikan beberapa pesan moral yang perlu kita ingat. Antara lain:
1. Berhati-hatilah dalam berkata-kata karena bisa membahayakan diri sendiri
2. Jujur bisa menjadi kunci keselamatan
3. Kekayaan dan kekuasaan  bisa membutakan jiwa seseorang
4. Kita tidak pernah tahu siapa kawan sejati kita.

Roberth  Louis Stevenson  adalah putra dari   Thomas Stevenson dan Margaret Isabella Balfour,  lahir pada 13 November 1850 . Ia merupakan  novelis dan penyair Skotlandia . Stevenson  termasuk pengarang yang produktif.  Karyanya pertama kali  muncul diusia lima belas tahun.

Treasure Island  diterbitkan  sebagai buku pertama kali pada tanggal 23 Mei 1883.  The Strange Case of Dr Jekyll and Mr Hyde pada tahun 1886. Karya itu hanya butuh  waktu tiga hari penulisan dan Kidnapped  pada tahun 1886 di mana kedua cerita tersebut  mengenai Skotlandia zaman dahulu.    Sepanjang hidupnya Stevenson  menerbitkan lebih dari tiga puluh buah termasuk kumpulan cerita pendek, novel-novel, esei-esei, buku-buku kisah perjalanan dan sajak-sajak.

Beberapa karyanya antara lain:
Novel
  • The Hair Trunk or The Ideal Commonwealth (1877) Unfinished and unpublished.
  • Treasure Island (1883)
  • The Black Arrow: A Tale of the Two Roses (1883)
  • Prince Otto (1885)
  • Strange Case of Dr Jekyll and Mr Hyde (1886),
  • Kidnapped (1886)
  • The Master of Ballantrae (1889
  • The Wrong Box (1889)
  • The Wrecker (1892).
  • Catriona (1893)
  • .The Ebb-Tide (1894
  • Weir of Hermiston (1896).
  • St. Ives: being the Adventures of a French Prisoner in England (1897).
Kumpulan cerita pendek
  • New Arabian Nights (1882)
  • More New Arabian Nights: The Dynamiter (1885)
  • The Merry Men and Other Tales and Fables (1887)
  • Island Nights' Entertainments (1893)
  • Fables (1896)
Puisi
  • A Child's Garden of Verses (1885)
  • Underwoods (1887)
  • Ticonderoga: A Legend of the West Highlands (1887)
  • Ballads (1891)
  • Songs of Travel and Other Verses (1896)
Perjalanan
  • An Inland Voyage (1878)
  • Travels with a Donkey in the CĂ©vennes (1879)
  • The Silverado Squatters (1883)
  • Across the Plains (1892)
  • The Amateur Emigrant (1895)
  • The Old and New Pacific Capitals (1882)
  • Essays of Travel (London: Chatto & Windus, 1905)
Pada  3 Desember 1894  Stevenson, berpulang. Guna mengenang penulis dan kisah Treasure Island,  di California bisa  ditemui Robert Louis Stevenson State Park. Taman ini terletak di off Route 29 Negara antara Calistoga dan Middletown. Jika berkunjung kesana, kita akan ditawarkan pemandangan indah dan perjalanan  mengasyikan ke puncak Gunung Saint Helena. Pada cuaca cerah jika beruntung kita dapat melihat  puncak Gunung Shasta.  Di sebelah utara kita bisa mendapati hutan cemara.

--------------------------------------
Repiu ini merupakan versi kesekian kalinya.
Kisah menawan dalam buku ini membuat saya berulang kali tanpa sengaja "membocorkan" isi cerita. Akhirnya saya putuskan untuk "membuang" repiu yang ada, hanya menyisakan kisah ditemukannya sebuah gulungan kertas minyak yang ternyata adalah.... UPS!  Saya mulai lagi membocorkan isi cerita.

Satu yang bisa saya sebutkan dengan jelas adalah kisah ini sungguh menarik. Tidak seperti kisah bajak laut pada umumnya. Banyak pesan moral, kisah menawan serta kejutan yang tak terduga. Kita bisa belajar geografi sedikit dari buku ini. Seharusnya saya tak meragukan pilihan Sis Ida *mendadak mendengar tawanya menggema.....*

Sabtu, 21 Mei 2011

Neneng, Kartini Zaman Sekarang



Judul            : Fatamorgana Di Segitiga Emas
Pengarang    : Suryatini N. Ganie
ISBN             : 978-979-22-7118-8
Halaman       : 104
Penerbit        : PT Gramedia Pustaka Utama

 Sangat menyedihkan, malah menyakitkan jika ingin bekerja dan berguna bagi masyarakat, tetapi diharuskan tidak melakukan apa-apa oleh beberapa hal yang sebenarnya sama sekali tidak perlu dilakukan ~ R.A Kartini

Seberapa  dekat kalian dengan eyang putri?
Lupakan pertanyaan saya itu!
Sebenarnya yang ingin saya tanyakan seberapa bangga kalian terhadap eyang putrimu?

Saya jelas sangat bangga! Kedua eyang putri saya sangat hebat! Saya mungkin hanya  seujung kuku dibandingkan beliau berdua. Setiap kali beliau  berkata, "Eyang dulu juga begitu" saya merasa di atas angin. Minimal sudah kian mendekati,  walau menyamai apa lagi melampaui  kiprah  beliau sangat jauh. Beliau berdua menggagas aneka sekolah, perkumpulan istri, aktif di lingkungan, suatu saat mengemudikan mobil dilain waktu membatik, juga menjadi tim P3K dan belajar menembak saat perjuangan. Saya jelas sangat jauhhhhhhhhhhhhh!

Rasa bangga juga yang membuat seorang  Suryatini N. Ganie menciptakan novel berdasarkan surat-surat eyang buyut putrinya yang kita kenal dengan nama R.A Kartini. Buku Minum Teh Bersama Kartini dan Fatamorgana di Segitiga Emas terlihat sekali terinspirasi dari surat-surat R.A Kartini. Karakter tokoh dan plot mengikuti jaman tanpa berbenturan dengan sumber inspirasinya. Manis sekali perpaduannya. Lokasinya juga berada dibanyak tempat, dalam serta luar negeri membuktikan kiprah wanita Indonesia yang kian  mendunia.

Kisah yang ada dalam buku ini  diramu dengan menarik! Tentang bagaimana seorang perempuan dengan keuletan, kesederhaan dan semangatnya untuk maju berusaha mengubah hidupnya. Dari bukan siapa-siapa menjadi seorang lady. Dari tak berpunya hingga melimpah ruah. Tidak ada yang mungkin jika kita ingin mengubah nasib kita.

Semuanya belum cukup, ada satu lagi bekal yang harus selalu diingat, mau belajar! Dengan belajar kita jadi bisa dan percaya diri, maka semuanya akan terselesaikan dengan baik. Contohnya Neneng, tokoh dalam buku ini. Nama aslinya  sungguh indah, tapi seperti kebiasaan orang kampungnya, setiap anak perempuan dipanggil Neneng.  Maka sejak ia lahir, sekolah, bekerja dan sampai kapanpun, orang akan memanggilnya Neneng.

Neneng sadar akan kemampuan dirinya. Ia mau belajar, menerima segala kritikan  dengan  lapang sebagai  tempaan guna maju. Semangat dan keuletannya jangan ditanya! Sepertinya juga R.A Kartini, Neneng sangat mau membuka diri untuk segala hal yang berbau pengetahuan. Ia belajar dengan tekun dan cepat! Neneng nekat kabur ke Jakarta karena tidak mau dijadikan istri kesekian seorang teman bapaknya. Ia memilih setia pada sang kekasih dari pada dikawinkan paksa. Di Jakarta nasib membawa Neneng kekehidupan yang tak pernah ia bayangkan.

Bisa dibilang Neneng sungguh bejo, meminjam istilah eyang putri saya. Bejo kurang lebih berarti beruntung. Setiap yang disentuhnya menjadi emas! Pertama kerja dengan kemampuan seadanya tidak membuat ia minder, justru ia belajar dengan tekun dan ulet! dari seorang pembantu pribadi, ia  menjadi tangan kanan pemimpin tertinggi. Belakangan ia bahkan memiliki perusahaan sendiri, walau didapat dengan cara yang unik

Sayangnya saya merasa banyak sekali  unsur bejo dalam cerita ini. Bagaimana perjuangan Neneng guna meraih posisinya, bagaimana ia merendam rindu terhadap keluarga dan pujaan hati kurang dikupas. Semuanya terasa serba kebetulan sekali. Di beberapa bagian saya justru merasa kisah Neneng dibuat hanya agar sesuai dengan kata-kata yang dikutip dari Kumpulan Surat R.A Kartini. Sebenarnya masih banyak yang bisa dikembangkan dari plot yang ada hingga tak hanya  menjadi sebuah buku setebal  104 halaman saja.

Sosok Neneng dan para wanita yang ada dalam buku ini digambarkan sebagai perempuan yang ulet, menjunjung kesetaraan, mau belajar serta menjalani hidup dengan bersyukur. Serta sekali lagi unsur bejo yang sepertinya menghinggapi setiap tokoh. Selalu saja mereka berada dalam situasi serba kebetulan. Misalnya baru kaget  ditawari mundur dengan iming-iming bonus besar ada tawaran kerja di tempat baru yang menjanjikan. Para tokoh membuat saya (sedikit)  cemburu, sedikit saja unsur bejo dilimpahkan ke saya rasanya akan membuat hidup lebih ceria he he he

Pada hal 48,  disebutkan   terjadi percakapan antara  Neneng dan  Ulrich. Percakapan berlanjut hingga halaman 49, tapi kenapa yang ditulis nama Melati? Bukankah seharusnya Neneng? Hingga percakapan itu selesai, semuanya menggunakan nama Neneng, kecuali satu kali nama Melati muncul. Mungkin salah edit ya….

Sebuah  kalimat pada halaman 51 membuat saya jadi teringat pada almarhumah eyang putri  saya tercinta.  Kalimatnya adalah, “ Malam itu di suite, Neneng salat.” Mungkin karena pengaruh dialek, eyang putri , bude dan pakde saya akan menyebut sholat dengan salat. Rasanya sudah lama sekali saya mendengar seseorang menyebutkan kata itu. Jadi kangen Solo……

Suryatini N. Ganie lahir  pada  17 Oktober 1930 di Situbondo, Jawa Timur. Beliau menguasai 10 bahasa, 7 diantaranya adalah bahasa asing.  Sunggu wanita yang sangat pandai! Menjadi wartawati dan penulis sejak tahun 1950, antara lain di Harian Merdeka,  Majalah Keluarga, Indonesian Observer, Harian Kompas dan Majalah Femina, pemimpin redaksi Majalah Selera,    Garuda in Flight Magazine, The Sunday Observer, Guide to Jakarta Tourism Magazine, Mercantile Club Magazine, dan The Jakarta Post.

Semasa  hidupnya, penghargaan yang telah beliau terima antara lain:
-  Women in Travel (WIPI) for Gastronomy (1974)
-  Adhikarya Wisata dari Departemen Pariwisata dan Telekomunikasi RI, (1995 dan 1997)
-  Adhikarya Bhoga Nugraha dari Departemen Pangan dan Pertanian RI( 1999)
Semasa hidupnya? Sayang beliau sudah berpulang pada hari Selasa,1 Maret 2011  Di RS Metropolitan Medical Center Jakarta. Jika tidak mungkin saya bakalan nekat mengunjungi beliau untuk belajar banyak hal. Walau  beliau sudah tiada  karya-karyanya tetap akan dikenal banyak orang

Beberapa karya beliau adalah
+ Not Only Nasi Goreng, exclusively for Garuda in-flight sales (edisi bahasa Inggris)
+ Pesisiran Food- Exotic Food of Indonesian Harbor Towns (edisi bahasa Inggris)
+ Aneka Ragam Menu Makanan bergizi dari Seluruh Propinsi di Indonesia (Departemen Kesejahteraan Rakyat).
+ Pinggan Nusantara- Resep-resep dari 26 Propinsi di Indonesia (Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti)
+ Bagamana Sebaiknya? (Buku Etiket yang disusun bersama Ratmini Soedjatmoko dan Raharty Soebijakto).
+ Upaboga di Indonesia -- Ensikolopedia Pangan dan Kumpulan Resep (Gaya Favorit Press).
+ Kisah dan Kumpulan Resep Putri Jepara -- Rahasia Kuliner R.A. Kartini, R.A. Kardinah, R.A. Roekmini. (Gaya Favorit Press).

Sedangkan  surat-surat R.A Kartini yang menjadi sumber inspirasi Suryatini N. Ganie  tertuang dalam buku habsi Gelap Terbitlah Terang. Sebuah buku yang dengan malu terpaksa saya akui belum berada dalam lemari buku saya, kesalahan fatal nih! 

Dalam buku  Pahlawan yang digugat terbitan Bukukatta,  R.A Kartini termasuk dalam daftar pahlawan yang digugat.
Buku itu juga menyebutkan  beberapa kontroversi yang menjadi pertanyaan banyak kalangan, yaitu :
1. Ada pihak yang mempertanyakan bagaimana bisa  kita memperingati kelahiran Kartini  yang hanya berjuang  dari dalam kamar.
2.  Keotentikan dan orisinalitas pemikiran-pemikiran Kartini dalam surat-suratnya  diragukan
3. R.A Kartini dianggap tidak konsisten dalam memperjuangkan pemikiran nasib perempuan Jawa.
4. R.A Kartini dianggap hanya  berbicara untuk ruang lingkup Pulau Jawa saja
5. Adanya anggapan persinggungan R.A Kartini dengan perlawanan melawan penjajahan Belanda sepertinya umumnya pahlawan yang kita kenal sangat tidak jelas
6 .Dibandingkan dengan R. Dewi Sartika yang lebih progresif, R.A Kartini hanya dikenal  berdasarkan pemikirannya.  Sedangkan R. Dewi Sartika tak hanya  berpikir namun juga mengimplementasikan pemikirannya dalam gerak nyata.
7. Penetapan tanggal kelahiran R.A Kartini sebagai hari besar juga diperdebatkan.
8.  Dalam buku Dutch Culture Overseas :Colonial Practice in the Netherland Indies 1900-1942 karya Frances Gouda, disebutkan Kartini tidak menyinggung nasib-nasib perempuan dari kelas lebih rendah.


Terlepas dari kontroversi yang ada,  di Negeri Belanda R.A Kartini dijunjung tinggi sebagai pejuang emansipasi di Hindia-Belanda. Pemerintah Daerah Den Haag mulai tahun 2007 secara khusus menyediakan Trophy Kartini untuk perorangan atau organisasi di Den Haag yang berjuang dalam bidang emansipasi ala Kartini.

Buat saya pribadi, saya merasa terpacu untuk selalu belajar dan bisa banyak hal. Malu juga terhadap Eyang Suryatini N. Ganie yang bisa  7 bahasa asing. Dua saja belum saya kuasai dengan sempurna. Ijasah saya belum ada apa-apanya dibandingkan ijasah dari sekolah kehidupan beliau

Satu kalimat favorit saya, "Mengerjakan apa yang tidak disukai demi orang tercinta, itu sesuatu yang patut dihargai" ada di halaman 32. Menarik!

Jadi, apakah  kalian  bangga  pada Eyang Putri ????

Sumber gambar:
http://www.wgsawards.com/aoe2003/AwardsFinalists/AsianCuisineArticle.html
http://www.bukukita.com/babacms/displaybuku/36899.jpg

Repiu kali ini khusus buat Ady Ahmad. Terima kasih berat untuk buku-bukunya.
Serta para  Kartini abad ini.....

Jumat, 20 Mei 2011

Matematika Itu Ternyata GUAMPANG.......................!


Judul          : Math Doesn’t Suck
Penulis        : Danica McKellar
Penerjemah : Nuniek Ratnindyah
Penyunting  : Jia Effendi & Ida Wajdi
Penyelaras   : Fenty Nadia
Pewajah Isi  : Yenny Renati
ISBN          : 978-979-1411-70-7
Halaman      : 350
Penerbit      : Atria,  April 2011
Harga          : Rp. 60.000,00

1 + 1 =……?
1 + 1  adalah….?

Dua kalimat matematika di atas nyaris sama tapi jawabannya berbeda jauh. Jangan minta saya menerangkan panjang lebar jawabannya, tapi kedua kalimat matematika tersebut adalah kalimat yang paling saya ingat selama  ini. Kedua kalimat matematika  tersebut diperkenalkan oleh pengajar di tempat kursus saya. Maksudnya untuk memberikan  pemahaman bahwa sebuah kalimat matematika bisa menghasilkan  jawaban yang tak terbatas.

Sekarang bukan giliran saya yang harus pergi les matematika, apapun wujudnya. Saya bersyukur sekali dulu lulus DIII Akuntansi, salah satu penerapan ilmu matematika. Walau sekarang ingat pun tidak. Saat ini tugas  saya memberikan pengajaran matematika kepada jagoan neon. Seperti orang tua yang lain, pastinya bukan hal yang menyenangkan! Untuk saya pelajaran matematika dan menggambar tepatnya ^_^

Banyak murid, termasuk jagoan neon dan saya  sangat tidak menyukai pelajaran matematika. Banyak alasan  yang diberikan,  merasa ini pelajaran yang sulit, pelajaran yang menyebalkan! Sudah ada kalkulator buat apa lagi susah payah? Selalu itu yang menjadi alasan anak ABG. Belum lagi kadang faktor pengajar ikut berpengaruh. Guru matematika kelas 3 SMP saya sungguh hebat! Hebat karena bisa membuat saya yang tidak suka matematika mendapat nilai 8.  Susah atau tidak, suka atau tidak,  matematika tetap harus dipelajari, bahkan menjadi salah satu mata pelajaran yang menjadi syarat kelulusan. Tinggalah para orang tua yang sibuk mencari tempat kursus dan para pelajar yang sibuk mencari tips cara belajar matematika dengan mudah. Syukur jadi bisa  mencintai matematika.

Buku ini salah satu solusinya. Sekilas buku ini seperti buku pelajaran biasa, namun jangan dulu menyimpulkan sebelum membacanya. Buku ini  terdiri dari  6 bagian. Setiap bagian memuat hal yang paling sering kita jumpai jika berurusan dengan matematika, yaitu:
  1. Faktor dan kelipatan
  2. Bilangan pecahan
  3. Bilangan desimal
  4. Persentase
  5. Soal cerita
  6. Aljabar pun tidak menyebalkan
Apa yang akan kita bahas mungkin terlihat sulit. Jangan dulu beranggapan jelek saat membaca bagian isi buku ini. Salah satu kunci untuk mempelajari hal baru adalah membuka pikiran dan wawasan serta mensugesti diri bahwa ini adalah hal yang mudah.

Benar mudah  kok! Setiap bagian yang ada dibuat dengan penyesuaian jiwa ABG. Misalnya saja pada  bagian pertama yang memuat tentang faktor dan kelipatan. Salah satu sub bagiannya diberi judul, “ Kamu Masih Naksir Dia?” Jangan salah!  Ini bukan tentang urusan romantis, tapi mengenai mencari Faktor Persekutuan  Terbesar (FPB). Hebat khan!

Sebagai langkah awal,  Danica mengajak kita mengingat-ingat bagaimana tipe cowok favorit kita. Sebutkan kelebihan setiap cowok lalu cari kesamaannya. Dari kesamaan itulah kita bisa  menemukan bagaimana  sebenarnya tipe cowok favorit kita. Sebelum lupa, Danica menyusun buku ini awalnya memang untuk anak perempuan, maka tak heran jika banyak pendekatan dan contoh yang mengarah ke kaum hawa. Namun belakangan buku ini dibaca siapa saja.

Nah, sekarang kita diajak bermain dengan angka setelah faham dasar dari FPB. Coba terapkan kasus cowok idola dengan angka matematika. Ternyata tidak sulit! Kuncinya ada pada pemahaman dasar asal muasal  FPB. Dibeberapa bagian kita juga akan menemukan pemahaman mendalam mengenai apa yang kita pelajari. Misalnya, "Apa Sih Maksudnya? Faktor Persekutuan Besar (FPB)" lalu kita akan mendapat pemahaman mengenai apakah FPB itu selain pemahaman operasionalnya.

Atau tengok saja bagian yang membahas mengenai persentase juga gampang. Salah satu sub bagian malah mengupas mengenai obral besar! Suatu khabar yang paling dinanti oleh para wanita! Simak kalimat  pembukanya, "Yang harus dikuasai oleh seorang pembelanja yang hebat adalah bilangan desimal dan bilangan pecahan...." Siapa yang tidak terprovokasi untuk belajar presentase jika berurusan dengan harga  diskon?

Dalam bagian ini, kita akan diajari cara mudah mengubah angka pesen ke desimal serta desimal ke persen. Manfaatnya jelas banyak! Kita bisa mengetahui berapa harga  yang harus dibayar untuk sebuah baju dengan diskon sekian, atau harga beli sebuah buku dengan potongan sekian persen.


Secara garis besar, buku ini memberikan beberapa kelebihan, antara lain
1. Instruksi sangat mudah diikuti
2. Belajar jadi lebih efisien dan efektif
3. Ilustrasi yang ada mempermudah cara belajar
4. Memberikan konsep dasar pemecahan masalah
5. Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari

Kata "matematika" berasal dari bahasa Yunani Kuno μάθημα (máthēma), yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi "pengkajian matematika", bahkan demikian juga pada zaman kuno. Kata sifatnya adalah μαθηματικός (mathēmatikós), berkaitan dengan pengkajian, atau tekun belajar, yang lebih jauhnya berarti matematis. Secara khusus, μαθηματικὴ τέχνη (mathēmatikḗ tékhnē), di dalam bahasa Latin ars mathematica, berarti seni matematika.(wikipedia)

Danica Mae McKellar  lahir di La Jolla, California, 03 Januari 1975, merupakan artis, penulis , dan pemerhati pendidikan. McKellar belajar matematika di UCLA , lulus dengan nilai tertinggi ( summa cum laude ) pada tahun 1998.  Perannya bisa kita nikmati sebagai Winnie Cooper dalam serial TV The Wonder Year dan sebagai Elsie Snuffin dalam Thw West Wing. Sebagai seorang matematikawan, Danica telah diakui secara internasional. Bukunya antara lain Kiss My math : Showing Pre-Algebra Who's Boss.

Jangan lupa intip www.mathdoesntsuck.com

Sebelum lupa...............,
Buku ini juga memberikan cerita mengenai  bagaimana zodiak kita menghadapi matematika. Hem... Aquarius katanya, ".... Setelah dewasa kamu akan menyadari, bahwa nilai-nilai yang bagus dan segala sesuatu yang diajarkan di sekolah-terutama matematika-adalah kunci kebebasan yang selama ini kamu idam-idamkan.... matematika akan membawamu kepada kekuasaan dan kebebasan. Tidak ada lagi batasannya bagimu; kalau kamu cukup pintar untuk memahami matematika kamu akan memperoleh kebebasan itu dan melakukan apa pun yang ingin kamu lakukan nantinya"

Sementara  Libra, "....  karena kamu sangat memahami makna keseimbangan kamu mampu memahami aljabar-meskipun kamu tidak langsung memahaminya secara terinci. ....."

Kali ini kiss & huq buat Duo Ida and Jia yang meringankan tugas para ibu menjadi guru matematika!
Thx Sis........!


Gambar dari:
http://www.esquire.com/women/other-women-2008/danica-mckellar-110

Senin, 16 Mei 2011

Satu Venus + Empat Mars + satu kisah cinta terlarang = satu takdir

Jakarta 20XZ

Urusan beres-beres rumah  sepertinya selalu menjadi urusan yang sangat segera bagi para wanita. Padahal untuk urusan yang satu ini, butuh persiapan yang cukup matang jika tidak ingin malah membuat semua sisi rumah berantakan. Demikian juga dengan urusan beres-beres di rumah yang sebenarnya sudah  nyaman itu.  Sepertinya sang  ibu rumah tangga sedang punya semangat buat membuat rumah tinggal menjadi lebih nyaman. Apa boleh buat! Jika sang jenderal sudah bersabda maka seluruh pasukan harus siap menjalankan  perintah.

Itu juga berlaku bagi wanita paruh baya yang bisa  dipanggil grandnie oleh seluruh isi rumah. Sebenarnya ia sudah merasa nyaman dengan kondisi kamarnya. Sang putra tunggal yang sangat memahami ketidaksukaan sang mami tehadap penyejuk ruangan memasang  kipas angin  dan pembersih ruangan agar kamar terasa nyaman dan sejuk. Namun sejak ditemukannya alat penyejuk ruangan yang terbaru, sang menantu  memutuskan untuk mengganti seluruh penyejuk ruangan yang ada di rumah. Itu berarti termasuk kamar tidurnya.

Suasana rumah yang cukup ramai akibat para pekerja yang sibuk membobok dan menambal dinding membuatnya merasa tidak nyaman. Jika sudah begini, maka satu-satunya tempat yang bisa membuatnya kembali nyaman adalah perpustakaan pribadinya. Khusus untuk bagian rumah yang satu itu ialah penguasanya,  maka  tidak ada yang berani mengubah apapun tanpa persetujuannya, kecuali jika ingin menghadapi amarah  tujuh lapisnya.

Belum lama ia duduk di sofa nyaman yang ada dalam perpsutakaan  sambil membaca, ketukan halus di pintu kaca  mengganggunya. Awalnya ia menggerutu, namun saat melihat yang mengetuk adalah cucu kesayangannya kerutan di dahi  berubah menjadi sebuah senyum. Diberinya kode yang berarti sang cucu dijinkan masuk.

“Siang grand, apa pesan dari manajer Opung  Boni. Katanya dummy  buku terbaru sudah dikirim, mohon grandnie memberikan masukan sebelum dicetak.” Kata sang cucu sambil memandangi jajaran buku yang tersusun rapi dengan takjub. Entah sudah berapa kali ia masuk ke perpustakaan itu tapi tetap saja ia masih terkagum-kagum pada buku-buku yang terjajar rapi.

“Oh, ya untuk kali ini Opung  Boni menggunakan pengawal khusus untuk mengambil dummy jika grandnie sudah selesai. Data petugas pengirim sudah dikirim ke grandnie” lanjutnya lagi sambil tetap memandangi buku-buku yang ada dihadapannya.

Wanita paruh baya itu tertawa seketika! Sejak terjadi percobaan pencurian naskah awal XV  yang berharga sangat tinggi  di pasar gelap, serta percobaan pembobolan studio, Boni memang jadi sangat berhati-hati jika berurusan dengan karyanya. Menyewa pengawal pribadi untuk mengurus dummy sebuah  buku, rasanya agak berlebihan bagi penulis  lain Tapi itulah Boni, ia menuntut keteraturan dan kesempurnaan. Maka wajalah  jika ia berbuat begitu

“Grand, selama ini Opung  Boni selalu meminta gradnie untuk memberikan masukan bagi bukunya sebelum dicetak, Tapi seingatku gradnie selalu menuliskan kata OK dan gambar bintang sebanyak  5 buah . Memangnya grandnie tidak pernah terpesona dengan naskah lain? Atau tidak pernah memberikan komen yang lain yah?' tanya sang cucu.

Wanita  paruh baya itu mengerutkan dahinya.Sebuah pertanyaan yang cukup sulit. Ia terlihat berpikir keras. Selama sekian tahun sepertinya ia jarang menemukan buku yang benar-benar membuatnya terlena.

“Ada kok! Ada sebuah kisah yang membuat grandnie berpaling dari pesona kota biru Opung, tapi cuman sesaat sih” jawabnya dengan gembira. “Sebentar grandnie harus buku lemari khusus dahulu. Buku ini memiliki kenangan tersendiri, sehingga ditempakan di bagian khusus” sambung wanita  paruh baya itu sambil bergegeas menuju sebuah lemari.

Sang cucu kesayangan segera duduk sambil menunggu dengan sabar. Ia tahu setiap buku yang ada dalam perpustakaan itu memiliki cerita sendiri  apalagi yang diletakan di bagian khusus. Dan sebagai calon tunggal pewaris perpustakaan itu, sudah sewajarnya ia mulai mengenali isi perpustakaan dengan lebih cermat.

“ini bukunya” tak lama wanita paruh baya itu kembali dan  menyodorkan sebuah buku. Sang cucu kesayangan membaca judul yang ada, Tetra Mars, penulis Harry K. Peterson, penyunting Nuraini Mastura,507 halaman,  ISBN 978-979-433-617-5, penerbit Mizan Fantasi.

 “Loh ada apa dengan buku ini grand?” tanya sang cucu dengan heran. “Sepertinya biasa saja. Di cover depan ada komentar  grandnie, lalu Opung Boni ada di halaman belakang. Bukan itu tandanya grandnie dan opung sepaham” lanjutnya bingung

Wanita paruh baya itu mengambil buku yang ada ditangan sang cucu dan mengambil selembar kertas yang terselip di antara halaman buku. Kertas itu tampak sudah usang dimakan usia.  Diberikannya kertas itu pada sang cucu yang bergegas membaca tulisan yang tertera.

My beloved Boni...,
So sorry. Untaian kata-kata Harry membuatku terhanyut hingga melupakan pesona Kota Birumu. Setiap lembarnya memberikan sensasi yang berbeda.  Kapankah kisah Kota Birumu kembali bisa kunikmati? Agar aku  terlepas dari pesona kisah yang menghanyutkan ini!

Kisahnya mungkin biasa, tapi pemilihan kata dan cara ia bertutur kata nyaris membuatku terlena. Hanya pesona kota birumu yang mampu membuatku terjaga dan kembali dari dunia para malaikat yang menawan ini.

“Wah serius nih grand?  Buku ini tentang apa sih sebenarnya sampai grandnie yang sangat menyukai warna biru dan tulisan opung bisa tergoda?” tanya sang cucu dengan bersemangat.  Dibukanya secara acak halaman-halaman yang ada.

“Sebenarnya kisahnya biasa, tentang kisah  cinta terlarang antara manusia dengan makhluk “lain”, dalam buku ini antara manusia dengan malaikat. Tokoh perempuan yang bernama  Viola Mondru bisa diibaratkan sebagai Venus. Sementara tokoh pria dianggap Mars. Tapi Venus yang ini berbeda, karena ia diikuti oleh empat Mars sekaligus. Kita sebut saja Tetra, lengkapnya Tetra Mars.”papar wanita paru baya itu dengan bersemangat.

“Penulis buku ini sungguh piawai  membuat sebuah kisah yang biasa menjadi tidak biasa. Kalau tidak istimewa mana mungkin grandnie mau  memberikan pujian di kover depan”  wanita  paruh baya  menunjuk sebaris kalimat yang ada di kover depan. Sang cucu memandang kover dengan mata yang membesar. Dia tahu sekali grandnie-nya jarang memuji, maka  jika ia memuji pasti ada sesuatu yang spesial. Sang grandnie takut pujiannya bisa membatasi penilaian seseorang terhadap sebuah karya. Ditambah lagi penilaian merupakan hal yang abstrak dan memiliki standar yang berbeda bagi setiap orang.

“Coba simak kalimat berikut” lanjutnya ,   “Venus yang... sebentar. Aku tidak yakin bagaimana menyebutnya. Tapi Venus ini dikelilingi oleh empat Mars sekaligus. Sepertinya ini menarik.  Dia memfokuskan pandangannya lagi ke tulang-tulang. Kemudian berbisik. Nada suaranya terdengar begitu tegang. Mungkin aku bisa menyebutnya... Tetra Mars.   Sebuah kata sederhana namun membuat yang membacanya  merasa penasaran"

"Kamu tahu sekali grandnie bukan penggemar kisah romantis ala menye-menye. Buku ini juga banyak unsur romantisnya tapi buku ini menawarkan kisah romantis yang tidak norak. Sebenarnya sedikit sebal dengan tokoh  Viola, namun dipikir-pikir jika Viola digambarkan sebagai gadis yang berbeda mungkin kisahnya  tidak akan menarik ini.” papar wanita paruh baya itu

"Harry mampu menciptakan  sebuah kalimat dan suasana romantis tanpa berkesan norak. Simak saja  pada kalimat ini, Aku mulai merindukannya... hatiku mulai melolong di tengah kekosongan yang sudah menggerogotiku sekian lama. Aku ingin segera melihat wajahnya, merasakan emosinya, meraba permukaan wajahnya, bahkan sekalipun mendengar teriakannya..."  wanita paruh baya itu menerangkan dengan bersemangat

"Selain itu, apa sih keunikan buku ini grand?" sang cucu masih merasa penasaran

Wanita paruh baya itu tersenyum sebelum mulai menjawab. " Buku ini berkisah mengenai malaikat dan manusia sebagai tokohnya. Kamu akan melihat berbagai macam malaikat versi penulis, bahkan ada stratanya segala. Sebuah unsur yang mungkin belum ada dalam buku lain.  Kisah cinta yang terjadi memberikan kita sebuah pelajaran bahwa ada cinta yang sangat layak diperjuangkan dengan pengorbanan yang besar. Ending yg tak tertebak serta penggambaran sesuatu yg baru, out of the box,  menjadi unsur kuat dalam buku ini "

"Kehidupan ini tidak selalu berjalan dengan warna hitam dam putih, kadang perlu ada warna abu-abu. Cemburu, iri hati, serta cinta kasih bisa berada dimana saja dalam wujud apa saja. Ada juga peristiwa yang membuat kita akan menyadari bahwa  kadang kita tidak cukup mengetahui karakter dan hati seseorang yang teramat dekat dengan kita.  Harry mengumpulkan serpihan  kisah-kisah menawan dalam buku ini. Setiap lembar yang kamu baca, akan membawamu ke sebuah  kisah yang menawan. Itu makanya  grandnie memberikan komentar dengan kalimat sensasi di tiap lembarnya" lanjut wanita paruh baya itu sambil menghela nafas. Mengingat usianya, jarang ia mau berbicara panjang lebar. Tapi entah kenapa untuk buku yang ini ia rela saja.

"Sepertinya kisah yang menarik. Dari mana  Harry mengambil inspirasi grand?  Sepertinya  aku pernah mendengar namanya" kata sang cucu kesayangan dengan bersemangat. Rupanya ia mulai tertarik pada buku yang dipegangnya.

"Hanya sedikit yang tahu bahwa Harry menciptakan kisah ini karena terinspirasi kisah menawan tentang seorang penyihir kecil serta penggalan film asia. Ia seorang  gamer yang hobi baca, menonton, traveling, dan juga menggemari bahasa dan kebudayaan negara asing. Tetra Mars adalah sekuel dari novel perdananya, Aggelos yang juga diterbitkan oleh Penerbit Mizan Fantasi. Kamu pasti tahu! Kamu khan juga gammer" jawab wanita paruh baya itu sambil tertawa. Siapapun penghuni rumah itu pasti hafal kebiasaan begadang bermain game sang cucu setiap musim liburan. Sang cucu hanya bisa tersipu malu.

“Lalu grand, apa Opung Boni tidak kesal saat grandnie memuji buku ini setinggi langit? Bahkan melebihi XV. Biasanya khan grandnie dan opung selalu kompak” tanya sang cucu penasaran

“Opung menjadi terpicu membuat lanjutan XV 3 dengan cepat”  jawab wanita paruh baya itu sambil tersenyum. “lagi pula kalau opung marah-marah, grandnie kirimi saja lagu ini, pasti dia ketawa” lanjut sang wanita paru baya itu  sambil menyalakan panel musik.

Sebuah lagu lawas namun merdu mulai terdengar

Close your eyes
Give me your hand
Darling, do you feel
My heart beating?
Do you understand?
Do you feel the same
Or am I only dreaming?
Is this burning?
An eternal flame
I believe it's meant to be darling
I watch you when you're sleeping
You belong with me
Do you feel the same
Or am I only dreaming?
But is this burning (burning)?
An eternal flame
Say my name
Sun shines through the rain
Of all life so lonely
Then come and ease the pain
I don't want to lose this feeling
Oh
Oh, oh
Say my name
Sun shines through the rain
Of all life so lonely
Now come and ease the pain
I don't want to lose this feeling
Oh
Close your eyes
Give me your hand, darling
Do you feel my heart beating?
Do you understand?
Do you feel the same
Or am I only dreaming?
Or is this burning?
An eternal flame
Sang cucu kesayangan mengatur duduknya hingga nyaman untuk membaca. Dibukanya lembar pertama dari Tetra Mars sambil ikut bersenandung kecil, lagu itu memang sudah cukup dikenalnya karena sang grandnie sering memutar lagu itu di perpustakaan.  Baru hari ini ia tahu lagu itu juga  mengandung sebuah kisah seperti buku-buku yang ada di perpustakaan itu. Kapan-kapan ia pasti akan bertanya mengenai kisah di balik lagu itu.

Wanita paruh baya itu tersenyum sambil memandang sang cucu kesayangan.  Diliriknya sebuah  foto yang terletak di pojok meja. Foto ia dan para sahabat saat launching XV3 di luar kota.

Duh... cepatnya  waktu berlalu. Little things I should have Said and done, I just never took the time. So sorry dear....

Gambar malaikat dari:
http://darlingngel.blogdrive.com/archive/1.html

1 Pondok 3 Pria dan 1 Cinta untuk Billy


 Judul            : Miss Billy
Penulis         : Eleanor H. Porter
Penerjemah : Nadiah Abidin
Penyunting  :  Richanadia
ISBN            : 978602885143-5
Halaman      : 308
Penerbit      :  Orange Books, April 2011
Harga          :  Rp39.000,-

"Dia datang!" erang William. "Tapi dia.... ya Tuhan, Bertram... dia perempuan"

"A... apa?"
"Perempuan"
"PEREMPUAN"

Billy Neilson, seorang gadis yatim piatu berusia 18 tahun tak tahu harus pergi kemana, tepatnya tinggal dengan siapa. Sang  bibi, Miss Benton baru saja meninggal dunia. Billy menjadi sebatang kara. Ia tak mengenal  seorang pun keluarga besarnya  karena sang ayah yang juga yatim piatu meninggal saat ia berusia 6 bulan , ibunya menyusul saat ia berusia 1 tahun. Selanjutnya ia berada dalam pengawasan  Bibi Benton sampai sang bibi berpulang.

Sebenarnya, ada satu orang yang ia kenal, yang ia harapkan bisa membantunya. Seseorang yang membuatnya memiliki nama Billy bukannya Ine, Dina, Putri  atau Jane. Sang ayah ingin memberi nama anaknya sama dengan nama sahabat karibnya William Harding. Saat bayi yang lahir adalah perempuan, ia menjadi bingung! Tak mungkin memberi nama William bagi seorang bayi perempuan. Untung ada yang memiliki ide brilian. Mereka mengganti William  menjadi Billy, kebetulan sang sahabat juga memiliki nama panggilan Billy.

William Harding menerima dua pucuk surat tak lama kemudian. Sebuah dari pengacara keluarga Billy, satu dari Billy sendiri. Isinya nyaris  sama memohon bantuan apakah Billy bisa diijinkan  tinggal bersamanya.  Tentunya ia senang menerima Billy, anak sahabat masa kecil di rumahnya. Seluruh keluarga Harding bersemangat menyambut Billy. Sebuah kamar sudah dipersiapkan dengan baik dan didekor oleh seluruh anggota keluarga. Semua tak sabar menunggu kedatangannya.

Masalahnya ia mengira Billy adalah seorang bocah laki-laki , alih-alih seorang gadis remaja. Saat menjemputnya  di stasiun kereta api, WIlliam terus saja mecari seorang anak laki-laki hingga kereta beranjak pergi. Rasa penasarannya melihat seorang anak perempuan berdiri seorang diri mendorongnya  untuk bertanya apakah ia membutuhkan sesuatu.  Bayangkan bagaimana terkejutnya William, saat mengetahui bahwa yang akan  tinggal di rumah mereka adalah seorang gadis berusia 18 tahun yang saat itu berdiri di hadapannya!

Kehebohan juga terjadi di rumah keluarga Harding,  Bertram dan  Cyril dua adiknya William ikut panik mengetahui ada seorang gadis yang akan tinggal bersama mereka.  Dong Li pelayan Cina menceracau dalam bahasa Cina dan terlihat histeris. Kamar yang mereka siapkan disusun untuk keperluan seorang anak laki-laki. Tidak hanya itu, membayangkan kehidupan seharian mereka dengan seorang gadis,sepertinya akan luar biasa.

Sejak itu kehidupan di sana tidaklah sama seperti dulu! Billy menjadi pusat perhatian ketiga pria anggota keluarga Harding. Paman William yang ingin ia tinggal selamanya di rumah itu. Bertram yang tak ingin menjadi sahabat  atau saudaranya  tapi hanya ingin menjadikan Billy istri. “Karena aku tak ingin kau jadi temanku, saudara perempuanku, atau apapun yang sifatnya berteman,” cetus Bertram tiba-tiba dengan nada berapi-api. “Aku tak ingin kau jadi apa-apa selain jadi... istriku! Billy, MAUKAH kau menikahiku?”  Serta Cyril sang jenius musik yang pendiam dan tak suka wanita namun mendadak menyatakan cinta pada Billy.

Jadi siapa yang dipilih Billy?
William,Bertram atau  Cyril?Lalu bagaimana salah paham yang terjadi nyaris membuat hidup banyak orang terluka

Dibeli dan baca sajalah sendiri he he he.
Tidak elok rasanya jika saya yang meberitahu kalian ^_^
Tidak rugi membeli, buku ini menawarkan banyak hal selain kisah cinta anak manusia.

Kita jadi  mengetahui bagaimana kondisi kehidupan sosial masyarakat saat itu. Sepertinya saat buku ini beredar, kondisi seorang anak perempuang yang kehilangan kedua orang tuanya menjadi setting favorit para penulis. Tengok saja berapa kisah  yang sejenis.  Tatanan sosial dan sopan santun sangatlah berbeda dengan saat ini. Batasan sopan saat ini juga  sangat berbeda. Saat itu anak perempuan yang duduk manis lebih menyenangkan dari pada seorang anak perempuan yang lincah. Untung.... saya tidak lahir di zaman ini.

Kata-kata indah bertebaran dalam buku ini. Penggemar kisah  romantis  pasti menyukai buku ini. Simak saja kalimat Bertram kepada Billy, "  Billy, aku mencintai setiap sentuhan tangamu, setiap pandangan matamu, setiap kata yang keluar dari bibirmu...." Co cuittttttttttttttt! kata anak-anak ABG sekarang.

Sebenarnya ada yang membuat saya tidak nyaman membaca, yaitu penulisan kata dengan huruf kapital diantara kata lain dalam sebuah kalimat. Mungkin maksudnya guna penekanan belaka. Tapi entah kenapa mata saya merasa tidak nyaman membacanya, Misalnya  "Aku tahu KAU mengatakan begitu, Tapi aku memercayai sebaliknya." atau kalimat " Itu sebuah KESALAHAN, persis seperti dugaanmu. Kami berdua tahu itu sekarang...." Ada juga soal  pemilihan kata.Kadang dalam sebuah kalimat bercampur kata resmi dan tak resmi.

Eleanor H. Porter terlahir dengan nama  Eleanor Hodgman. Putri pasangan Francis Fletcher Hodgman dan Llewella Woolsonini lahir di  Littleton, New Hampshire pada tanggal 19 Desember 1868. Awalnya ia belajar untuk menjadi seorang penyanyi professional, namun takdir  membawanya menjadi seorang penulis. 

Pada 1892 Eleanor  menikah dengan John Lyman Porter dan pindah ke Massachusetts. Dia meninggal di Cambridge, Massachusetts pada tanggal 21 Mei 1920. Dia dimakamkan di Mount Auburn Cemetery.

Kesuksesan Elanor dimulai pada saat Pollyana meraih peringkat kedelapan sebagai novel laris di Amerika Serikat pada tahun 1913,  kedua pada tahun 1994 dan keempat pada tahun 1915. Miss Billy pertama kali diterbitkan pada tahun 1911.

Tidak hanya itu, bukunya yang berjudul Just David meraih peringkat ketiga sebagai novel terlaris pada tahun 1916,  The Road to Understanding berada di peringkat keempat pada tahun  1917 serta Oh Money! Money peringkat kelima pada tahun 1918

Karyanya antara lain:
Novel fiksi :
  • Across the Years
  • Dawn
  • Just David
  • Mary Marie
  • Miss Billy
  • Miss Billy Married
  • Miss Billy's Decision
  • Oh, Money! Money!
  • Pollyanna
  • Pollyanna Grows Up
  • The Sunbridge Girls at Six Star Ranch
Cerita pendek
  • A Delayed Heritage
  • A Four-Footed Faith and a Two
  • A Matter of System
  • A Mushroom of Collingsville
  • A Patron of Art
  • Angelus
  • Crumbs
  • Millionaire Mike's Thanksgiving
  • That Angel Boy
  • The Apple of Her Eye
  • The Daltons and the Legacy
  • The Elephant's Board and Keep
  • The Folly of Wisdom
  • The Glory and the Sacrifice
  • The Indivisible Five
  • The Lady in Black
  • The Letter
  • The Saving of Dad
  • When Mother Fell Ill
  • When Polly Ann Played Santa Claus
Jika ingin melihat kover-kover ciamik Mis BIlly lainnya , silahkan ke http://www.goodreads.com/search?query=miss+billy

Penerbit Orange belakangan ini kian gencar menerbitkan karya-karya klasik karya  Louisa May Alcott,Eleanor H. Porter serta tak ketinggalan  Mark Twain. Jangan  lupa berteman dipeenrbit ini di  FB sebab sering ada kuis menarik digelar. Sebelum lupa, terima kasih untuk partisipasinya dalam Acara Bookwar di WBD yang lalu, seru bangat saat buku-bung dari Penerbit Orange dikeluarkan. Semoga kian sukses karena selalu menerima masukan

Alfu Laylah wa Laylah


 Judul           : The Arabian Nights,
                      Kisah-kisah Fantastis
                      1001 Malam
Penulis         : Andrew Lang
Penerjemah : Titik Andarwati
Editor          : Anton WP
ISBN          : 978-979-1932-56-8
Cover          : Isthis Comic
Halaman      : 272
Penerbit       : Penerbit Katta
Harga           : Rp. 49.800


Cinta dan benci
Bagaikan dua sisi  mata uang, menyatu
Layaknya paket hemat!

Sultan  Shahryar karena kecintaan pada sang adik membelah Negeri Tartari  dari Kerajaan Persia dan memberikannya untuk sang adik.

Kecintaannya pada sang istri membuatnya melimpahkan sang istri dengan kemulian, memberikan pakaian dan permata terindah

Namun……,                     
Saat  Sultan tanpa sengaja  mengetahui bahwa sang istri sudah menipu dirinya, seketika   semua rasa cinta  berubah menjadi benci hingga tega memerintahkan untuk menghukum mati sang permaisuri. Rasa kecewa dan amarah membuat sang sultan menjadi kehilangan akal sehat . Menurutnya semua wanita sama jahat dan liciknya seperti sang istri. Baginya semakin sedikit wanita  hidup di dunia ini maka semakin baik dunia. Untuk itu, setiap malam ia menikahi seorang gadis dan esoknya menuruh Wazir Agung untuk membunuhnya.

Perbuatan sultan membuat seluruh negeri dicekam ketakutan! Termasuk  Wazir Agung yang ditugaskan mencari seorang wanita untuk dinikahi. Wazir Agung mempunyai dua orang putri. Putri tertuanya Sheherazad memohon pada sang ayah untuk membiarkannya menikah dengan sang sultan. Walau dengan berat hati, sang Wazir Agung mengabulkan permohonan anaknya tercinta.

Sebelum berangkat ke istana,   Sheherazad  berpesan pada adiknya Dunyazad  agar jika sultan mengijinkan mereka berdua tidur dalam satu kamar, maka satu jam sebelum fajar sang adik harus bangun  dan mengatakan kalimat,” Kakak, jika kau sudah bangun, aku mohon kepadamu, sebelum matahari terbit, ceritakanlah padaku salah satu ceritamu yang menakjubkan. Ini kesempatan terakhirku untuk  mendengarkan”  lalu sang kakak akan mulai bercerita. Ia berharap cara ini akan menyelamatkan banyak nyawa wanita.

Pada malam pernikahannya, Sheherazad dibantu dengan adiknya mulai menjalankan rencananya.  Satu jam sebelum fajar  sang adik bangun dan mengucapkan kalimat seperti pesan sang kakak.  Bukannya menjawab, Sheherazad justru meminta ijin pada sang sultan apakah berkenan membiarkan ia bercerita, sultan pun mengijinkan. Maka dimulailah kisah yang dikenal dengan nama kisah 1001 malam.

Versi lain menyebutkan bahwa   sang raja  yang sakit hati suatu hari bertemu dengan seorang perempuan cantik. Ternyata  perempuan itu adalah putri penasihat kerajaan. Sang raja pun langsung melamar putri cantik tersebut. Dengan berat hati,  penasihat kerajaan menerima lamaran sang raja.

Pesta pernikahan pun digelar. Kali ini lebih megah dan meriah dibanding sebelumnya.   Malam pengantin pun menjelang. Pasangan berbahagia itu pun melewatkan malam pertamanya dengan penuh kebahagiaan. Pada saat, sang raja beranjak ke peraduan, permaisurinya bertanya: "Wahai kekasihku, izinkanlah aku menceritakan sebuah kisah yang menakjubkan. " mendengar permintaan permaisurinya sang raja tersenyum senang. Ia memang sangat senang mendengar kisah-kisah hebat. "Silahkan permaisuriku sayang." Katanya.

Sang permaisuri pun memulai ceritanya. Begitu serunya kisah yang ia ceritakan, sampai sang raja tidak terserang kantuk. Tapi saat kisah itu sedang ada di puncak ketegangannya, sang permaisuri dengan cerdik menghentikan ceritanya. Ia berjanji akan melanjutkan ceritanya besok malam. Sang raja pun setuju. Mereka pun tertidur sejenak.

Sepanjang hari sang raja terus merasa penasaran. Ia ingin cepat-cepat mendengarkan ke lanjutan kisah. Ketika satu kisah sudah berakhir langsung disambung  dengan kisah berikutnya yang lebih seru lagi. Seperti biasa, ketika  sedang seru-serunya, permaisuri  dengan cerdik berhenti  bercerita dan  berjanji akan melanjutkan kisah itu besok malam. Waktu berjalan hingga tak  terasa sudah 2 tahun berlalu. Permaisuri telah bercerita sebanyak 1000 kisah . Akhirnya pada akhir kisah yang ke-1001, sang permaisuri mengingatkan sesuatu pada sang raja akan perilakunya yang tercela.  Sang raja pun menyesal akan perilakunya.

Masih ada banyak versi seputar bagaimana kisah ini berawal. Tapi semuanya  memiliki kesamaan,  rasa sakit hati sang raja serta keberanian sang permaisuri.

Buku ini bisa disebut sebagai buku yang memuat  kumpulan cerita berbingkai yang sambung-menyambung dengan keanekaragaman tokoh,  genre, latar belakang ditambah dengan  alur cerita yang menggugah rasa penasaran. Cerita yang berada dalam sebuah cerita. Versi aslinya kisah  ini diberi judul Alfu Laylah wa Laylah

Lebih dari 30 cerita terdapat dalam buku ini. Dimulai dari Kisah   Sultan Shahryar dan Putri Sheherazad,  Kisah Pedagang Kakli Lima, lalu ada Kisah Saudara kelima si Tukang Cukur, Kisah Ali Kogja si Pedagang dari Baghdad serta diakhiri dengan kisah Dua Wanita yang Dengki dengan Adik Mereka. Beberapa kisah mungkin  sering kita dengar yaitu   mengenai Aladin dan Lampu Ajaibnya, Sinbad di Pelaut serta Ali Baba dan 40 Orang  Penyamun

Kisah Sinbad si Pelaut merupakan kisah mengenai ketangguhan serta keuletan seorang pelaut. Nasib baik sepertinya selalu berpihak pada dirinya. Selama 7 kali pelayarannya ia sering kali  mengalami nasib  kurang beruntung,  mulai dari perahunya  karam hingga menjadi budak. Nasib baik serta keteguhan hatinya membuat Sinbad selalu berhasil selamat dan kembali ke kampung halamannya. Seringkali ceritanya berakhir dengan Sinbad kembali dengan membawa  tumpukan emas atau permata.

Kisahnya dalam buku ini sungguh mengharukan, simak saja penggalan paragraf berikut, " Kelangsungan hidup kami kini tergantung berapa lama kami mampu menghemat makanan. Untunglah aku sudah terbiasa hidup dengan sedikit makan jadi bisa bertahan hidup lebih lama dari yang lainnya. Teman-temanku menemui ajalnya satu persatu dan tinggallah kini aku seorang diri. Bekalku sudah menipis dan kupikir sebelum aku mati sebaiknya aku menggali kuburku sendiri. Ketika aku mulai menggali tanah, aku sangat menyesal telah berlayar lagi hingga membawaku ke dalam kesulitan dan memikirkan segala kenikmatan hidup yang kutinggalkan...." Serasa kita  berada  disana dan menderta seperti Sinbad

Sosok Sinbad merupakan tokoh yang unik, maka tak heran jika kisah  tentang dirinya   diterbitkan secara tersendiri serta  mengilhami buku-buku lainnya. Bahkan ada juga yang berwujud  film dan drama musikal.

Ternyata tidak semua orang menyukai kisah-kisah dalam 1001 malam ini. Silahkan intip http://muhshodiq.wordpress.com/2010/05/10/dongeng-1001-malam-arabian-nights-haram/

Penerbit Katta telah beberapa kali  menerbitkan kisah sejenis. Sebut saja  Izanagi x Izanami ; Kisah Dewa-dewi dari Negeri Matahari, lalu Olympus  Kisah dari Negeri Para Dewa, serta Pangu Fuxi, & Nuwa, Kisah-kisah Mitologi China.

Untuk lebih bisa mengetahui buku-buku sejenis, silahkan saja mengunjungi:
http://bukukatta.com/
http://bukukatta.blogspot.com/

Gambar dari :
http://ms.wikipedia.org/wiki/Hikayat_Seribu_Satu_Malam