Minggu, 28 Agustus 2011

Pelajaran Kehidupan Dari Seorang Budak



Judul Asli: Uncle Tom’s Cabin
Penulis: Harriet Beecher Stowe
Penerjemah: Istiani Prajoko
Penyunting: Adi Toha
ISBN: 978-979-024-359-0
Halaman: 612
Penerbit: Serambi
Harga : Rp 79.000

Sebuah kalimat yang berbunyi, "Jadi, Andalah wanita mungil yang menulis buku yang memicu perang besar ini?" Membuat saya penasaran. Apa hebatnya buku ini sehingga bisa memicu perang besar di Amerika, perang yang dikenal dengan sebutan Perang Sipil yang terjadi antara tahun 1861-1865. Untuk mengetahuinya maka saya harus menuntaskan buku setebal 612 halaman ini, untuk sedang lbur.

Kisahnya berpusat pada seorang tokoh yang dipanggil Uncle Tom atau  Paman Tom, seorang budak berkulit hitam. Pada awalnya Tom dimiliki oleh keluarga Arthur Selby dari Kentucky, Karena mereka terbelit hutang, maka dengan berat hati ia menjual Tom budak setengah baya yang  memiliki keluarga dan Harry anak seorang  budak bernama  Eliza yang bertugas  membantu istrinya, Emily Shelby. Suami Eliza sendiri adalah budak milik orang lain..

Bagi keluarga Selby ini merupakan keputusan yang sangat berat! Tom sudah seperti semacam mentor bagi putra keluarga Selby, George. Belum lagi kemampuannya dalam bertukang dan ketaatannya pada agama. Sedangkan Emily sudah berjanji pada Eliza tak akan memisahkannya dari sang anak dengan menjualnya.

Baru membaca sampai sini saja saya sudah merasa miris. Bagaimana tidak,  hidup menjadi budak saja sudah sangat tidak menyenangkan, ditambah hidup dalam rasa khawatir kapan keluarganya akan tercerai-berai karena dijual. Bagaimana saya tidak mau miris, silahkan baca kutipan dari halaman 140, " Tom bangkit dengan patuh untuk mengikuti majikan barunya, dan memanggul petinya yang berat di bahunya. Istrinya menggendong si bayi untuk mengantarkannya ke gerobak. Anak-anak yang masih menangis mengikuti di belakangnya. "


Eliza yang tak sengaja mendengar rencana majikannya untuk menjual anaknya, memutuskan untuk melarikan diri. Suami Eliza, George Harris telah kabur terlebih dahulu hingga ia hidup hanya demi Harry. Eliza yang panik nekat kabur ditengah  tengah malam dengan  membawa bayi laki-laki dalam pelukannya. Ia hanya meninggalkan sebuah catatan permintaan maaf kepada majikannya. Rasa takut dipisahkan dari bayinya membuat Eliza ingin pergi sejauh mungkin mencari tempat dimana ia dan sang anak bisa hidup bersama dengan aman. Eliza bahkan nekat  melintasi es beku sungai Ohio!

Dari Keluarga Selby, Tom menjadi budak keluarga Augustine St. Claire dari Louisiana. Berawal dari Tom yang menyelamatkan Eva, anak keluarga St. Claire yang jatuh ke sungai,  Augustine St. Claire membeli Tom.  Eva sendiri sudah menyukai Tom dan memaksa sang ayah untuk membelinya dengan alasan  ingin membuatnya bahagia.

" Papa, belilah dia! Tak peduli berapa uang yang Papa bayar," bisik Eva perlahan , sambil memanjat peti dan melingkarkan tangannya di leher ayahnya. "Aku tahu Papa punya cukup banyak uang. Aku ingin dia."

"Untuk apa, Manis?" Apakah kau akan memakainya untuk menjadi teman mengobrol, atau kuda goyang, atau apa?"

"Aku ingin membuatnya bahagia."

"Sungguh alasan yang tulus, tentunya."

Sebenarnya  Augustine St. Claire sudah menjanjikan kebebasan bagi Tom, hanya  saja sebelum ia  menjalankan niatnya, ia keburu meninggal. Sang istri ingkar janji dan menjual Tom ke Simon Legree.

Jika kedua majikan Tom  memperlakukannya dengan sangat baik. maka  Simon Legree, majikannya yang terakhir memperlakukan Tom dengan kejam, hingga menyebabkan kematiannya. Legree sangat membenci Tom karena ia berani menolak perintah untuk menyiksa budak lain walau itu artinya ia sendiri harus disiksa karena melawan perintah pemiliknya.

Sosok   Tom  digambarkan sebagai seorang yang pandai, rendah hati, penyayang. Bahkan saat sekarat pun ia mengampuni para pemilik yang kejam memukulinya. Kekurangannya hanya  saja, ia memiliki merupakan sosok berkulit gelap! George Shelby yang berusaha membeli kembali Tom terlambat datang.


Dalam KBBI disebutkan  per·bu·dak·an n 1 perihal budak (hamba); segala hal mengenai budak belian: perjuangan membebaskan diri dr -; 2 Antr sistem segolongan manusia yg dirampas kebebasan hidupnya untuk bekerja guna kepentingan golongan manusia yg lain; Maka bisa  ditebak seluruh isi dalam buku ini penuh denga n gambaran bagaimana mereka yang dirampas kebebasan hidupnya, bahkan kebebasan untuk memiliki sebuah keluarga. Kekuatan kisah ini  adalah pada penggambaran efek perbudakan pada  sebuah kelurga, baik keluarga pemilik budak atau keluarga budak itu sendiri. Pembaca secara otomatis akan   berempati pada penderitaan para budak.

Kita juga bisa melihat bagaimana para budak juga manusia bisa yang memiliki emosi dan amarah. Tengok saja halaman 29 saat  George  sedang berbicara dengan istrinay Eliza. Keduanya adalah budak  yang  dimiliki oleh majikan  yang berbeda. ” Tuanku! Dan siapa yang menjadikan dia tuanku? Itu yang selalu kupikirkan. Apa haknya terhadapku? Aku juga manusia seperti dia. Aku bahkan manusia yang lebih baik darinya….. Lalu sekarang apa haknya memperkudaku? Apa haknya meranpasku dari hal-hal yang bisa kukerjakan, dan dari hal-hal yang bisa kukerjakan lebih baik daripada dirinya….Aku sudah berhati-hati dan aku juga sudah bersabar, tapi keadaan semakin lama semakin buruk, darah dan dagingku tidak sanggup menahannya lagi. Setiap kali ada kesempatan untuk mencaci maki dan menyiksaku, dia langsung memakainya”

Kisah  ini pertama kali muncul pada 5 Juni 1851 di sebuah harian anti perbudakan, The National Era . Pada tahun 1852 kisah ini diterbitkan sebagai buku dua volume. TErjual sebanyak  10.000 kopi di Amerika Serikat pada minggu pertama; 300.000 pada tahun pertama, dan di Inggris, 1,5 juta eksemplar dalam satu tahun.  Buku ini  merupakan  best seller di Amerika Serikat, Inggris, Eropa dan Asia, dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 60 bahasa.

Harriet Beecher lahir 14 Juni 1811, Dia meninggal pada usia 85, di Hartford Conneticutt. Merupakan anak kenam  dari sebelas bersaudara. Ayahnya seorang pendeta bernama Lyman Beecher (1775-1863) sedangkan ibunya  Roxanna Foote Beecher (1775- 1816). Ia menikah dengan  Calvin Stowe Ellis.  Harriet Beecher Stowe terinspirasi untuk menulis Paman Tom Cabin setelah salah satu pelayannya mengaku bahwa ia merupakan budak yang sedang melarikan diri.
Jangan lupa mengunjungi http://www.harrietbeecherstowe.org. Banyak hal baru yang bisa didapat dari sana.

Setelah tamat membaca, saya bisa mengerti kenapa buku ini disebut-sebut mampu memicu sebuah perang saudara. Saat itu, satu sisi negara masih bertahan pada perbudakan sementara sisi yang lain menentang. Buku ini muncul sebagai memicu kian ramainya perdebatan hingga mengakibatkan pertempuran.


Abraham Lincoln (l, 12 Februari 1809 – 15 April 1865 ) merupakan  Presiden Amerika Serikat  memimpin bangsanya keluar dari Perang Saudara Amerika, mempertahankan persatuan bangsa, dan menghapuskan perbudakan. Lincoln  mengeluarkan dekrit yang memerintahkan penghapusan perbudakan melalui Proclamation of Emancipation pada tahun 1863, dan menambahkan Pasal ketiga belas ke dalam UUD AS pada tahun 1865.  Proklamasi itu menyatakan bahwa semua budak belian di negara-negara bagian ataupun daerah-daerah negara-negara bagian yang melawan Amerika Serikat akan bebas mulai 1 Januari 1863  Proklamasi itu mencetuskan semangat semua orang yang memperjuangkan kebebasan, dan menjadi pendorong ke arah penghapusan perbudakan di seluruh Amerika Serikat.[11]

Sungguh keyakinan yang hikmat
Yang berputar-putar di sekeliling kepala
Beterbangan, dengan sayap malaikat
Roh orang-orang yang sudah tiada
(hal 484)

Foto dari
http://www.lkwdpl.org/wihohio/stow-har.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Uncle_Tom%27s_Cabin
http://www.historyplace.com/lincoln/

Sabtu, 27 Agustus 2011

Meraba Indonesia: Ekspedisi "Gila" Keliling Nusantara


Penulis : Ahmad Yunus
Penyunting : Muhammad Husnil
Fotografer: Farid Gaban dan Ahmad Yunus
ISBN : 978-979-024-275-2
Halaman :70
Penerbit : Serambi
 
Dengan menggendarai dua buah motor  trail yang dimodifikasi, dua orang "gila dan nekat" mengelilingi Nusantara tercinta selama setahun. Hasilnya: 10.000 frame foto, 70 jam materi video, dan setumpuk catatan perjalanan. Penulisan ulang catatan perjalanan yang bisa  diintip di www.zamrud-khatulistiwa.or.id menjadi sebuah buku yang menawan. Saya denfan sukarela memberikan seluruh jempol yang ada! Sungguh luar biasa petualangan mereka.
Perjalanan mereka sudah pasti beraneka warna. Dari kisah yang menyenangkan hingga kisah yang mengharukan. Dari suasana gembira , mencekam hingga terharu. Semuanya tumpah ruah dalam buku ini. Bagi saya pribadi, buku ini membuka mata dan hati  bahwa masih banyak sisi dari negeri ini yang belum saya jajaki. masih banyak hal yang belum saya ketahui.

Kisah mengenai Kototinggi membuat saya terharu. Di  Kototinggi terdapat sebuah tugu yang menandakan bahwa kota tersebut pernah menjadi jantung Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Tugu tersebut terletak di belakang pasar, dikelilingi rumput dand alam kondisi yang menyedihkan.  Ibu kota negara tercinta kita pada Desember 1948 hingga 13 Juli 1949 kini seakan hanay sebuah monumen tanpa makna. Kantor pusatnya pun terkesan layaknya pos penjagaan kereta api, kecil dan sumpek. Sungguh menyedihkan! Bagaimana kita bisa menjadi sebuah bangsa yang besar jika sejarah saja tidak bisa kita hormati.

Ada juga kisah kunjungan mereka ke Pulau Penyengat yang terletak di seberang kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Disana mereka masih bisa  melihat naskah-naskah kuno Melayu, Al-Quran berusia 200 tahun, mesjid unik hingga makam Raja Ali Haji yang terkenal dengan  gurindam 12.

Saya terpana melihat begitu rapuhnya situasi di perbatasan. Warga  bisa lalu-lalang tanpa penjagaan ketat. Mereka hanya perlu memperlihatkan semacam kartu ijin melintas. Kesejahteraan warga serta fasilitas  umum juga sangat minim. Tak heran sempat ada berita salah seorang warga kita akan mengibarkan bendera tetangga karena merasa tidak diperhatikan.

Ada juga kisah mengenai wanita-wanita perkasa yang mengaruhi hidup dengan berani. mereka mau mengubah hidupnya serta mengangkat harkat dan martabat keluarga dari jurang kemiskinan. Kisah mengenai para wanita yang harus hidup sendiri karena ditinggal suaminya akibat pengaman kerja yang minim membuat saya terharu.

Melihat jalur perjalanan mereka melalui DVD yang terdapat dalam buku ini membuat saay sedikit penasaran. Kenapa mereka memilih jalur memutar, bukannya jika melewati jalur ini lebih efisien. Namanya juga komentator he he he he walau saya yakin setiap keputusan yang mereka buat apstilah sudah diatur dengans eksama.

Perjalanan ini memang dilakukan bedua, namun sepertinay mereka sudah memiliki pembagian tugas. Ahamd Yunus bertugas  menulis kisah-kisah perjalanan mereka, semacam catatan perjalanan. Sementara Farid Gaban memiliki tugas utama  sebagai tukang ambil gambar alias fotografer, walau Ahmad Yunus juga membantu di bagian ini.

Sebenarnya kisah-kisah yang ada dalam buku ini terlalu banyak dan menarik untuk dibuat repiu. Sulit memilih mana yang harus ditonjolkan. Sebaiknya  dibeli dan dibaca saja sendiri. Minimal, jika kita ingin menghabiskan waktu untuk berlibur, kita bisa mendapat gambaran kemana sebaiknya kita pergi. masih banyak sisi lain dari negri ini yang menawan.

Sungguh buku yang menggugah rasa nasionalisme dalam diri!

Semalam Bersama Yudhi Herwibowo

Rutinitas ke Solo kali ini terasa beda buat saya. Tidak hanya urusan nyekar, dan soan sana-sini tapi kali in juga ada agenda ketemuan  Mas Yudhi dan teman-teman dari KPJ di Jogya sana. Sayang sis Tiwik malah ke Jakarta,. Berhubung waktu sangat sempit, terpaksa batal menjenguk Mbak Sanie, untung Mas Yudhi bersedia jadi kurir titipan.

Sebuah pesan singkat masuk ke HP saya, " Sebentar yah Mbak sedang siaran di sebelah" Ternyata dari mas Yudhi. Jiaaaaa tiwas udah jalan ngebut dari hotel, nunggu sekian menit eh ternyata lakonnya masih sibuk. Ya sudah....Guna membunuh waktu luang terpaksa saya melanggar janji mengintip arena diskon di toko buku lokasi tempat pertemuan kita.

Ternyata......! kembali janji dilanggar, beberapa buku yang dulu tidak sempat mendarat via Ordo Buntelan dan tidak jua dibeli mengingat tumpukan PR dan harga, sekarang tergeletak manis menggoda dengan harga yang menawan! Beberapa segera masuk tas belanja. Tak sengaja mata saya melihat beberapa buku remaja dengan nama pengarang yang sepertinya sangat saya kenal. Segera dicomot dan diteliti dengan seksama. benar khan.......... karangan di masa awal. Buku-buku tersebut merupakan buku-buku dari awal kiprah seorang Yudhi Herwibowo. Segera ikutan masuk tas belanja. Duhhhh kian lama disini kian berat bawaan saya kembal ke jakarta. Untung Mas Yudhi segera mengirim pesan yang memberitahu beliau sudah bisa  ditemui (ehem)


Sambil ngerumpi ngalor-ngidul, saya sodorkan buku yang tadi saya beli, "Mas ada yang mau minta tanda tangan nih" Loh  saya memang jujur, ada yang mau minta tanda tangan hanya  saya tidak menyebutkan nama ^_^ . Spontan Mas Yudhi tertawa lepas, "Duh buku jaman culun kok nemu aja sih"  Kalau saja beliau tahu buku ini baru beberapa saat yang lalu saya temukan. Dengan semangat digoreskan tanada tangan di buku-buku yang saya sodorkan. " Buat siapa Mbak?" nah... bingung nih jawabanya. Segera ilmu ngeles keluar "Ngak usah buat siapa-siapa katanya mas" Nyandang duko yah mas he hehe he

Seiring waktu berjalan, tumpukan PR serta buntelan dari sahabatnya saya dari penerbit membuat buku-buku tersebut berada di urutan bawah. Untung kemarin malam saya iseng menelaah ulang urutan PR yang harus diselesaikan, jadi melihat tiga buah buku tipis ini. Biarpun  tipis dari sisi halaman, saya sangat yakin seperti buku Mas Yudhi yang lain isinya pasti  sarat akan makna . Bahkan walau buku ini menurut pengakuan beliau dibuat pada masa awal malang melintang di dunia perbukuan.

Tak butuh lama menuntaskan buku-buku ini. Seperti yang saya duga, dari awal ciri seorang Yudhi sudah terasa walau memang belum sespektakuler yang sekarang he he he. Layak kok di koleksi.


Judul  : Ekspedisi Buki Kaja
Editor : Theresia Arie Prabawati
Setting: Alek
Cover  : Bowo
ISBN   : 978-979-29-0272-3
Halaman: 122
Penerbit:  Sheila (inprint  Penerbit Andi)

Deng atia! Son ja kamari!

Semula, beberapa sahabat sesama anggota pencinta alam berniat melakukan sebuah ritual perpisahan. Setelah semua anggota lulus, mereka berniat mengadakan acara pendakian sebagai perpisahan. Tak tanggung-tanggung, yang dipiliih adalah Buki Kaja yang konon terkenal menyeramkan. Pihak Pemda selalu melarang siapapun untuk mendaki bukit tersebut. Beberapa yang nekat  dinyatakan hilang, malah ada yang ditemukan meninggal!

Buki Kaja berada diantara Gunung Mutis dan Gunung Kanneno.  Dari Kupang butuh 2-2,5 jam  perjalanan ke Soe ,  ke utara lagi menuju kapan butuh sekitar 1 jam  dengan medan yang berkelok-kelok dan mulai menanjak. dari sana bisa dilihat puncak Gunung Mutis, Gunung Molo serta Gunung Timau. Bukit tersebut selalu diliputi kabut berwarna hitam., sehingga penduduk menyebutnya Buki Kaja.

Awalnya kisah ini mengajak pembaca untuk mengikuti sebuah perjalanan mendaki yang dibayang-bayangi oleh sebuah misteri dari tempat tujuan mereka. Namun kian belakang, kisahnya tak sesederhana itu. Ada kisah cinta yang ikut menjadi bumbu, kisah kelam dimasa lalu yang memicu bahaya hingga sebuah fakta bahwa memang ada sesuatu di Buki Kaja itu sendirti. Sesuatu rahasia yang sudah turun temurun dijaga.

Selanjutnya kisah misterius ala Conan dan Kindaichi mulai mengalir. jangan terpaku pada fakta yang ada karena kadang fakta bsia menipu kita. Seru dan menegangkan. Apalagi hingga sampai ada pembunuhan akibat kisah masa lalu!

Dari sisi kover, buku ini menggunakan disain yang tidak biasa. Kesan misterius dan suram segera didapati seketika saat melihat kover ini. Halaman belakang yang dicetak miring juga membuat pembaca kian tergoda. Apalagi uraian kata-kata yang ada kian menggugah rasa ingin tahu mereka yang memiliki jiwa petualang!

Merupakan buku dengan nomor urut 15 dalam list buku besutan Mas Yudhi.


Editor: Dhewiberta Hardjono
Kover : Srimulanta
ISBN: 978-979-29-0134-4
Halaman:78
Penerbit: Sheila (inprint  Penerbit Andi)

Ora Bataona dibunuh!

Sebuah pesan singkat yang diikatkan batu dilempar sosok misterius. Keluarga Bataona baru saja berduka, sang ayah yang kebetulan seorang  lama fa   gugur dalam menjalankan misinya. Khabar beredar beliau meninggal terkena hempasan buruannya. Sosok terbesar yang pernah mereka lihat!

Lama fa adalah sebutan bagi juru tikam koteklama. Sementara koteklama/keraru adalah sebutan bagi ikan paus. Secara harafiah, bisa kita artikan sebagai pemburu ikan paus. Pada awalnya saya sedikit kesulitan menangkap arti kata-kata yang ada dalam buku ini. Terutama sekali arti kata itu tidak berada sebagai catatan kakimelainkan sebagai catatan yang berada di halaman belakang. Butuh beberapa kali melirik catatan baru saya bsai memahami kisah ini.

Kisahnya mengenai sebuah keluarga lama fa. Status seorang lama fa memang digariskan berdasarkan keturunan. Keturunan Bataona seorang perempauan bernama Linda. Walau sejak kecil ia sudah diasuh dan didik untuk memahami tugas seorang lama fa, namun masih banyak yang meragukan kemampuannya. Apalagi mengingat dirinya adalah seorang perempuan dan sudah setahun meninggalkan kampung halamannya.

Saat Linda masih harus bertarung dengan hati nuraninya, muncul dugaan sang ayah memang sengaja dibunuh! Linda dibantu Marten berusaha mencari tahu bagaimana sesungguhnya kejadian yang menimpa ayahnya. Ternyata tidak mudah, melibatkan intrik serta pertarungan perebutan jabatan.

Sosok Linda yang ditampilkan sebagai perempuan perkasa, ternyata diakhir cerita ditonjolkan sisi kewanitaannya. Penulis seakan mengisyarakat seberapa kuat dan pandainya seorang perempuan, ia tetap harus mengikuti kodratnya.

Kisah ini konon merupakan Juara 3 sayembara novelet Femina 2005. Jika tidak ada juara 1 dan 2 bisa dianggap kisah  ini merupakan  yang paling layak. Dan merupakan buku dengan nomer urut 14 yang ditulis Mas Yudhi.


Editor: Benedhicta Rini W
Kover: Erwin Dwi Susanto
ISBN:978-979-29-0650-9
Halaman:200
Penerbit: Sheila (inprint  Penerbit Andi)

Buku dengan nomor urut 20 ini merupakan penennag sayembara Novel Inspirasi Penerbit.

Buat yang satu ini....
saya tak bisa berkata-kata
silahkan baca sendiri saja

Sangat setuju dengan ungkapan Mbak Sanie, " kisah yang tidak hanya mengantar kita menuju cahaya, melainkan juga pada pengembaraan yang menakjubkan..."

Rabu, 24 Agustus 2011

Momoye, Mereka Memanggilku



Penulis  : Eka Hindra & Koichi Kimura
Editor    : Esthi Damayanti & Theresia Vini S.
ISBN-13 : 9789790152199
Penerbit : Esensi
Harga    : Rp  47.000

Darah segar yang membasahi dipan dan lantai aku bersihkan dengan tangan gemetar. Pedih rasanya melihat darah itu, terbayang terus muka laki-laki brewok yang pertama menghancurkan hidupku.

Rasanya mereka itu tidak membutuhkan perempuan, yang mereka butuhkan sebetulnya hanya lubang kemaluan perempuan.

Pagi dini hari tahun 1993. Bagi orang lain, mungkin hanya sekedar satu lagi hari berlalu. Tapi tidak bagi  Mardiyem! Setelah sekian lama meredam rasa sakit hati,  terbuka sebuah jalan untuk mengeluarkan segala rasa. Koran Bernas memberitakan; “semua korban tentara Jepang perlu dicari.” Seketika itu juga tanpa membaca tuntas berita, Mardiyem pergi ke LBH Yogya untuk mengadukan nasibnya. Kisah masa lalu yang selama ini disimpannya rapat-rapat.

Sejak lama ia ingin menyampaikan tuntutannya kepada pemerintah Jepang. Hidupnya porak-poranda akibat kelakuan biadab Jepang saat perang. Bagaimana tidak! Awalnya ia bercita-cita menjadi seorang pemain sandiwara. Tipu daya seseorang membuatnya terdampar di Taliwang dan menjadi  “rasum Jepang” atau Jugun Ianfu. “Semenjak itu aku harus menerima kenyataan dipaksa melayani 10-15 orang setiap hari…. Bagaimana mungkin  aku yang waktu itu baru berusia 13 tahun menjadi pelacur, datang bulan saja belum pernah. “  Sungguh mengenaskan nasib Mardiyem. Disaat  teman seusianya masih sibuk menata hidup, asyik mempercantik diri dan bersuka cita, Mardiyem justru harus menerima tubuhnya di raba-raba dengan kasar, khawatir menderita penyakit kelamin dan hamil! 

Banyak cara yang dilakukan oleh pihak Jepang untuk merekrut  Jugun Ianfu. .Dengan  menggunakan cara halus seperti dijanjikan sekolah gratis, pekerjaan sebagai pemain sandiwara, pekerja rumah tangga, pelayan rumah makan. Ada juga jmenggunakan  cara kasar,  menteror disertai tindak kekerasan, menculik bahkan memperkosa di depan keluarga.


Di Taliwang, Mardiyem mendapat nama Momoye. Ia dan beberapa kawannya ditempatkan dalam kamar yang terpisah dan diberi namor serta nama di depan pintu. Ada petugas yang mengatur arus datang dan perginya tamu. Mereka dipaksa melayani kebutuhan arus bawah   Jepang tanpa perduli bagaimana kondisi mereka.  Mardiyem bahkan harus melayani sekian tamu saat baru saja mengalami pengalaman mengerikan, keperawanan yang selama ini dijaga direngut sembarang oleh seorang prajurit brewok. Ia bahkan menderita pendarahan hebat! Belum mendapatkan haid sudah diperkosa berkali-kali! Saya tak bisa membayangkan bagaimana menderitanya Mardiyem saat itu.

Perlakuan para tamu juga bermacam-macam  bisa  dilihat dari jam kedatangan. Jam 12.00-17.00 khusus untuk serdadu pangkat rendah dengan karcis 2,5 yen, sore jam 17.00-24.00 khusus untuk orang sipil dengan karcis 3,5 yen. Mulai pukul 24 hingga pagi bisnya digunakan oleh serdadu berpangkat perwira dan dikenakan karcis seharga 12,5. Lalu kapan mereka beristirahat jiak setiap saat harus menerima tamu?

Beberapa memang memperlakukan Mardiyem dengan baik,  mau mengajak bercakap-cakap, memberikan uang sekedar yang dikumpulkan Mardiyem untuk  dikirimkan kekakaknya. Mereka memahami bahwa bukan keinginan Mardiyem dan teman-temannya berada di sana, apa yang dilakukan Jepang adalah sebuah kesalahan. Hanya saja  mereka tak bisa berbuat apa-apa karena untuk urusan arus bawah mereka tetap membutuhkan Mardiyem sebagai pelampiasan.


Jangan ditanya bagaimana kehidupan mereka saat itu! Jangankan penduduk sekitar yang kerap mencemooh dan tak mau menolong karena takut pada Jepang, bahkan para wanita nakal yang ada disekitar juga menganggap Mardiyem dan teman-temannya adalah saingan yang harus diwaspadai. Saat seorang dari mereka meninggal, bahkan pihak Jepang pun semula tak mau menguburkan dengan layak. hanya karena seluruh penghuni asrama ramai-ramai mengajukan keberatannya akhirnya yang meninggal dapat dikubur dengan layak.

Kehidupan Mardiyem dan teman-temannya kian hari kian mengenaskan. Makanan dan pakaian kian susah didapat.  Pihak Pengelola asrama bersikap seakan tak perduli akan nasib para penghuni. Mereka hanya khawatir pada  setiap perempuan yang hamil  dan menderita penyakit kelamin. Mereka yang hamil harus segera mejalani pengguguran bayi, walau ada juga yang mengalami keguguran  akibat rahim yang rusak. mardiyem sendiri sempat melahirkan bayi dan hidup beberapa saat. Satu lagi yang mendapat perhatian adalah perempuan yang menderita penyakit kelamin. Ia akan diobati di tempat terpisah, dilarang melayani tamu,agar tidak menularkan penyakit. Sedikit saja mereka menunjukkan tanda-tanda kesembuhan langsung dipaksa bertugas kembali.


Setelah sekian lama, akhirnya ada juga  jalan untuk menyampaikan tuntutan. Tuntutan Mardiyem dan teman-temannya adalah pemerintah Jepang harus mengaku bersalah dan meminta maaf secara langsung pada para korban, memasukkan para korban dalam pelajaran sekolah dan membayar uang yang dulu tidak dibayarkan. Selama berada di Asrama Telawang, setiap melayani seseorang mereka akan menerima semacam sobekan karcis yang harus disimpan rapi-rapi.  Jika mereka tidak bekerja lagi, karcis tersebut bisa ditukar dengan uang, demikian janji Pemerintah Jepang saat itu. Mardiyem sendiri saat di asrama sudah mengumpulkan sekeranjang besar karcis. Tak terbayangkan  berapa banyak lelaki yang harus dilayaninya!

Sungguh ironi! Katanya untuk menghindari penyakit kelamin para prajurit serta menghindari konflik dengan masyarakat di wilayah kekuasaan militer. Namun faktanya, banyak Jugun Ianfu yang menderita penyakit kelamin.  J ugun Ianfu merupakan salah satu wujud wujud strategi penjajahan Jepang,  Kaisar Hirohito merupakan pemberi restu sistem ini.Walau begitu pemerintah Jepang berdalih Jugun Ianfu dikelola dan dioperasikan oleh pihak swasta. Tapi dalam beberapa kisah  yang saya baca, setiap Asrama justru diurus oleh pihak militer. Para pelaksana di lapangan adalah para petinggi militer yang memberi komando perang. Maka saat ini pihak yang harus bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan ini adalah pemerintah Jepang.

Mardiyem mungkin tidak sendiri! Namun yang lain seakan menutup rapat masa lalunya sebagai Jugun Ianfu.  Banyak yang menolak bersaksi karena tak ingin masa lalunya diketahui oleh keluarga dan masyarakat. Mardiyem sendiri bukannya tidak mendapat cobaan. Jasa memasaknya nyaris sepi dari order. Ketidaktahuan masyarakat umum membuat mereka enggan menggunakan jasa Mardiyem. Mereka masih beranggapan bahawa Mardiyem memang sengaja menjadi perempuan nakal, bukan diterpaksa. Mardiyem sendiri baru mau membuka masa lalunya setelah sang suami meninggal. Ia melakukannya bukan karena cinta kasih namun karena menghormati seseorang yang mau berbagi hidup dengannya.

Dalam http://www.komnasperempuan.or.id disebutkan bahwa pada 25 Maret 1997, disepakati dan ditandatanganinya MOU antara Pemerintah RI yang diwakili oleh Departemen Sosial dengan Pemerintah Jepang yang diwakili oleh Asean Women’s Fund (AWF), yang pada intinya Pemerintah dabn Masyarakat Jepang koordinatif dan melaporkannya kepada Presiden RI

Tahun 1992, untuk pertama kalinya Kim Hak Soon korban asal Korea Selatan membuka suara atas kekejaman militer Jepang terhadap dirinya ke publik. Setelah itu masalah Jugun Ianfu terbongkar dan satu persatu korban dari berbagai negara angkat suara. Pemerintah Jepang pada tanggal 21 Maret 1997 sudah mengajukan permohonan maaf dan juga memberikan kompensasi selama 10 tahun secara bertahap dengan nilai kurang lebih sebesar 380 Juta Y en. Oleh Pemerintah Indonesia, kompensasi tersebut diwujudkan dalam bentuk pelayanan berupa pembangunan/rehabilitasi Panti Sosial Tresna Werdha.

Sekarang.....
Walaupun Mardiyem sudah berpulang, tetap saja perjuangannya perlu dilanjutkan.
Saya jadi kian memahami kenapa salah seorang penulis  muda berbakat tergerak untuk menuliskan kisahnya. Setidaknya sebagai generasi sekarang, ia ingin memberikan ungkapan hormat pada Mardiyem-Mardiyem yang tersebar di tanah air kita.

Satu lagi... sejarah yang terkuak!

Kamis, 18 Agustus 2011

Buku Baca Bersama Blogger Buku Indonesia:Untung Surapati



Penulis              : Yudhi Herwibowo
Editor                : Sukini
Desain Sampul  : Rendra TH
Desain Isi          : Rendra TH
ISBN                : 978-602-98549-1-6
Halaman           : 660
Penerbit           : Metamind
Harga               : Rp  81.000
nuli bakal lahir
sawijining manungsa kang linuwih, kapilih
kang miwiti uripe nyarina batur najis
nanging ing titiwancine piyambake
bakal madeg raja tinresnan
kang bakal kalebu ati marang kawulane
nganti salawase
Perkataan bangsa yang besar adalah  bangsa yang menghormati pahlawannya mulai mengusik hati nurani saya.  Bagaimana saya bisa menjadi sosok seseorang yang memiliki jiwa besar jika belum menghormati para pahlawannya. Lalu bagaimana bsia menghormati jika sosoknya saja tidak saya kenal. 
Untung ada Mas Yudhi ^_^ Pria bersahaja ini membantu saya mengenal para pahlawan. Belajar sejarah menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Untuk kesempatan kali ini, Mas Yudhi mengajak saya berkelana mengenal sosok Untung Surapati.
Untung Suropati lahir di Bali sekitar tahun 1660 , wafat di Bangil, Jawa Timur pada 5 Desember 1706). Tidak ada yang tahu siapa orang tuanya secara jelas. Dalam buku ini disebutkan ia merupakan anak dari I Gusti Ngurah Jalantik. Saat mengungsi ke daerah barat anak keduanya terpisah dari rombongan. Untung kecil ditemukan oleh para pedagang budak. Ia diberi nama si kurus .

Sejak memiliki si kurus sebagai budak, karier dan kekayaan Moor meningkat pesat. Bahkan Moor selamat dari berbagai bahaya. Maka sejak itu si kurus dipanggil Untung. Awalnya Untung, Pande dan Suzane bersahabat erat. Bosan pada keadaan, Pande memutuskan untuk melarikan diri. Bersahabatan yang semula bertiga sekarang menajdi berdua,  hubungan Untung dan Suzane berkembang kearah yang tak terduga.

Tanpa memikirkan resiko dan pandangan masyarakat, seorang anak perempuan petinggi Belanda menjalin kasih dengan bekas budak. Sungguh hal yang memalukan saat itu! Moor sangat marah! Ia menjebloskan Untung ke penjara. Namun dengan bantuan Suzane, Untung berhasil melarikan diri dan mengajak tahanan lainnya.

Berkat ilmu kanuragan yang dipelajarinya dari Ki Tembang, Untung mampu bertahan melawan pasukan yang mengejarnya. Ki Tembang sendiri sudah pernah memberikan peringatan kepada Untung untuk menjauhi Suzane. " Selain itu, ada baiknya engkau ... engkau mencoba menjaga jarak dengan putri majikanmu itu. Kupikir, ini akan baik untuk semuanya ... Tapi, kadang perasaan yang bergerak dari hati kita, sama sekali tak lagi bisa kita halangi ...." Tapi begitulah cinta, siapa yang bisa menolak saat ia melebarkan pesonanya....
Untung dan kawan-kawannya melarikan diri hingga berada di Tanah Mati. Mereka membentuk pasukan dan mulai menjalankan misi mengusir Belanda agar bisa hidup layak di tanahnya sendiri. Mereka mulai melakukan perampokan pada rombongan VOC yang melewati daerahnya. Mereka dikenal dengan sebutan Begal dari Tanah Mati
Belakangan, Untung sempat mau berkompromi dengan VOC demi Suzan serta anak yang dikandungnya. Untung serta pasukannya menjadi bagian dari tetara VOC. Miris rasanya melihat bagaimana Untung dan rekan-rekannya dimanfaatkan oleh pihak VOC. Bagaimana tidak, bereka menjadi garda terdepan, artinya mereka harus bertempur dan menghadapi saudara sendiri demi kepentingan VOC.Sedikit sekali yang memahami siapa sosok Untung sesungguhnya, buku ini memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai Untung Suropati,yang karena semangat juangnya ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan S.K. Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975.

Misalnya saja nama Surapati yang berada di belakang namanya. Surapati merupakan gelar yang diberikan oleh Sultan Cirebon kepada Untung. Untung dan pasukannya membantu Sultan Cirebon menghancurkan keberadaan pos VOC yang dinilai makin menggerogoti kewibawaan kesultanan. Sayangnya aksi tersebut mengusik Raden Surapati, anak angkat sang sultan. Ia tak mengira apa yang dilakukan Untung berdasarkan permohonan ayahandanya. Ia mempermalukan Untung di hadapan orang banyak dengan menuduhnya sebagai gerombolan perampok!
Hal ini jelas membuat sultan sangat murka dan ganti mempermalukannya tanpa sengaja di hadapan orang banyak. Sakit hati, kembali membuat Raden Surapati menyusun sebuah siasat untuk menghabisi Untung. Disewanya pendekar bayaran untuk membunuh Untung. Saat siasatnya terlihat tak berhasil ganti ia membunuh para pendekart bayaran. Tapi kedoknya sudah terlebih dahulu terbuka! Ia dihukum mati atas semua tindakannya. Sebagai ungkapan penyesalan dan tanda terima kasih atas penghancuran pos VOC, Untung diberi gelar Surapati. Seterusnya ia dikenal dengan nama Untung Surapati.

Sepeti yang sudah-sudah, buku ini juga mengusung ciri seorang Yudhi. Simak saja kalimat berikut, " Lalu, sebuah perulangan terus terjadi. Bunga yang tumbuh, menguncup, bermekaran, layu kemudian mati. Lalu, kembali tumbuh, untuk menguncup lagi, bermekaran lagi, layu lagi, kemudian kembali mati...... Seiring iring-iringan burung-burung bangau yang masih membelah angkasa secara teratur dan kecipakan ikan yang memainkan nada-nada gembira di sepanjang sungai..." 

Ciri lain terlihat pada penamaan bab yang ada dalam buku ini, Perempuan yang Menangis Bersama Rembulan, Sebuah Ikatan di Ujung hari, Dukungan Penuh Gelora, Kabar yang Mengoyak JiwaPerempuan Bermata BungaSelingkar Cincin Berukir Daun Bertaut, Lelaki yang Menepis Kematiannya, atau Pertemuan di bawah Jejatuhan Daun. Benar-benar bernuansa seorang Yudhi 

Pertemuan saya dengan Mas Yudhi di Solo beberapa waktu yang lalu juga diwarnai dengan perbincangan buku ini. Ada point penting yang menurut beliau sebuah kesalahan. Yaitu saat Untung memberikan surat untuk disampaikan kepada Suzan. Saat itu mengingat kedudukannya, seharusnya Untung bukan memberikan surat  tapi mengirim pesan lisan melalui salah satu orang kepercayaannya.  Namun mengingat pergaulan dan selama ini ia dibesarkan dalam lingkungan Belanda, maka cara ini juga menurut saya tidak salah. Kadang kita mengikuti adat dimana kita dibesarkan, bukan bagaimana kebiasaan yang berlaku.

Informasi seputar tokoh yang di tuangkan dalam bagian yang diberi judul karakter sangat membantu saya memahami cerita. Dengan banyaknya tokoh yang berada dalam buku ini, kadang saya sering lupa. Untuk mengatasinya saya tinggal kembali ke bagian awal dan menyegarkan ingatan saya. Gampang dan sangat membantu.


Rabu, 17 Agustus 2011

Kisah Lily dan Bunga Salju, Sahabat Sepanjang Hayat


Judul : Snow Flower And The Secret fan
Penulis : Lisa See
Penerjemah : A. Rahartati Bambang Haryo
Proofreader : Emi Kusmiati dan Yunni Y.M
ISBN : 978-602-9225-18-1
Halaman : 516
Penerbit : Qanita
Harga : Rp. 59.000,-

Saya tahu di rumahmu ada seorang gadis berwatak baik  dan wanita-wanita yang senang belajar. Kau dan aku lahir pada tahun dan hari yang sama. Mungkinkah kita menjadi kembaran sehati?

Lily semula hanya  seorang anak perempuan yang tak dipandang sebelah mata oleh orang tuanya. anak perempuan kedua, satu lagi mulut yang harus diberi makan sebelum dibawa orang pergi! Kehidupannya berubah saat seorang Mak Comblang melihat kondisi kakinya. Kakinya bakalan berubah menjadi cantik  dengan sempurna, jika sang ibu berhasil melakukan acara mengingat kaki.  Kakinya akan berbentuk menjadi semacam teratai, maka ia layak  berjodoh dengan keluarga terpandang! Itu artinya peningkatan derajat keluarga. Kaki kecil saat itu dianggap dapat meningkatkan kondisi sosial.

Selain menjalani pengikatan kaki demi sebuah kecantikan yang dapat menganggat harkat keluarga, Lily juga mendapat  laotong, saudara kembaran hati.  Biasanya para gadis remaja membentuk semacam persaudaraan, saudara perempuan sejati. Saat mereka menikah maka persaudaraan itu akan segera bubar, tapi tidak dengan saudara kembaran hati. Mereka akan terus bersahabat hingga salah satu meninggal terlebih dahulu.

Mendapatkan seorang laotong tidaklah mudah. Perlu diperhatikan banyak hal. Persahabatan laotang dilakukan atas pilihan untuk tujuan persaudaraan emosional dan kesetiaan abadi. Perkawinan tidak dilakukan atas pilihan dan hanya dengan satu tujuan: melahirkan anak laki-laki ( duh topik ini lagi). Melalui jasa seorang Mat Comblang, Lily bisa mendapatkan saudara  kembaran hati, Bunga Salju. Sosoknya yang halus, mengerti banyak tata krama serta paham bagaimana bersikap layaknya seorang wanita terhormat dianggap mampu memberikan pengaruh postif terhadap kehidupan Lily. Lily harus bersyukur mendapatkan Bunga Salju sebagai saudara sehati, terutama sekali mengingat kakek buyut  Bunga Salju adalah seorang sarjana  jinshi.

Bersama Bunga Salju, Lily mulai menjalani kehidupan ini. Lily belajar menggunakan kata-kaat dengan bijaksana. Jika Lily menulis "Makna huruf-hurufku tidak terlalu dalam, dan tulisanku kasar, tetapi aku berharap kau ada di sini agar kita dapat saling berbisik pada malam hari." Bunga Salju akan menjawab," Dua burung bulbul bernyanyi dalam kegelapan." Sedangkan melalui Lily, Bunga Salju belajar bagaimana cara mengurus rumah tangga.

Hanya saja.....,
Ternyata kehidupan ini penuh dengan misteri. Bahkan persahabatan pun tak luput menyimpan banyak rahasia. Bunga Salju ternyata menyimpan banyak luka dan rahasia. Lily awalnya tetap menerima kondisi Bunga Salju hingga sebuah kesalah pahaman kecil memporak-porandakan persaudaraan mereka.

Hanya sebuah mukzizat yang menyatukan mereka kembali
Sayangnya...muzizat tersebut harus dibayar dengan mahal oleh keduanya.
Silahkan simak sendiri buku ini, supaya anda juga bisa ikut tertawa dan menangis bersama Lily, Bunga Salju dan saya.

Sejak membuka lembar pertama, saya sudah jatuh hati pada kisahnya. Kehidupan masyarakat tergambar dengan sangat jelas melalui goresan pena  sang penulis.Kian kebelakang emosi jiwa saya ikut teraduk-aduk. Geram rasanya mengetahui seorang anak kecil harus disiksa atas nama kecantikan! Tepatnya demi kaki kecil yang menawan. Bahkan konon khabarnya banyak anak yang meninggal saat proses in berlangsung. Salah satunya adik Lily.

Saya ikut merasakan bahagia saat mereka berdua melahirkan anak laki-laki.  Perasaan mereka yang sangat menginginkan anak laki-laki bisa sangat saya pahami. Dalam kehidupan masyarakat disana Anak laki-laki memang sangat diharapkan karena mampu meneruskan nama keluarga, anak laki-laki akan tinggal bersama orang tua seumur hidup sementara anak perempuan akan segera pergi. Lisa See juga menggambarkannya dengan teramat terinci.

Tengok pesan yang disampaikan oleh Lily untuk Bunga Sslju,
Bunga Salju,
Anakku laki-laki ada di sini, di sampingku.
Rasa sakit usai persalinan masih terasa
Suamiku datang pagi hari
Wajahnya bahagia
.....
Anak laki-laki saya merupakan cucu laki-laki tertua dalam urutan keluarga ayahnya. Jika keadaan berjalan baik, mungkin sekarang ia hidup bagaikan raja kecil.

Urusan pengikatan kaki yang sangat terkenal juga dijabarkan dengan terinci.  Mulai dari proses awal pembentukan kaki, masa menunggu hingga menuai hasil. Bagaimana sang anak merasa tersiksa dan menangis semalaman menahan sakit. Ramuan apa yang harus digunakan agar tidak menimbulkan bau dan mengatasi pembusukan. Peran ibu sebagai pemberi semangat sangat terlihat disini, " Seorang wanita sejati tidak membiarkan keburukan memasuki kehidupannya. Hanya melalui penderitaan kau akan menemukan kecantikan. Hanya melalui rasa sakit kau akan menemukan perdamaian. AKu membalut, mengikat, tapi kau yang akan mendapatkan ganjarannya." 

Banyak hal positif yang bisa kita petik dari buku ini. Misalnya bagaimana seorang ibu selalu menunjukkan semua kekurangan sang anak gadis lalu mengajari bagaimana memanfaatkannya demi kebaikan dirinya sendiri. Buku ini juga memberikan ajaran Konfusius sebagai landasan kehidupan banyak tokohnya . Antara lain untuk taat pada orang tua dan menghormati suami.


Untuk menjalin komunikasi, Lily dan Bunga Salju menggunakan Nu shu. Dibawah bimbingan bibi Lily mereka kian mahir menorehkan huruf-huruf.  Nu shu merupakan tulisan rahasia kaum wanita yang tidak boleh disentuh dan dilihat oleh kaum lelaki. Tulisan ini dianggap sebagai satu-satunya tulisan di dunia yang secara khusus diciptakan oleh seorang wanit untuk keperluan mereka sendiri. Nu shu digunakan oleh para wanita di derah terpencil di selatan Provinsi Hunan, dan diyakini berkembang seribu tahun yang lalu.

Goresan Nu shu terlihat sangat  berbeda dibandingkan dengan aksara yang ada. Nu shu bisa digoreskan  dimana saja. Dengan kuas dan tinta di atas kertas, dibordirkan pada saputangan atau ditenunkan menjadi kain. Dapat juga dinyanyikan di depan para wanita dan gadis.  Dalam kisah ini, Lily dan Bunga Salju mempergunakan kipas.

Belum jelas siapa yang menciptakan  huruf rahasia ini untuk pertama kali.  Ada kisah tentang seorang gadis muda dari Provinsi Hunan sebagai penciptanya. Sang gadis memiliiki banyak kelebihan sehingga terpilih untuk menjadi selir kaisar. Awalnya ia mengira akan hidup dengan nyaman dan mendapat banyak hak istimewa, namun ternyata ia  tidak siap menhadapi intrik-intrip dalam istana. Agar bisa bercerita tanpa diketahui pihak lain pada keluarganya di kampung halaman,  ia menciptakan huruf ini. Info lebih jelas bisa dilihat di http://homepage3.nifty.com/nushu/

Lisa See bisa diintip di http://www.lisasee.com/. Kisah lainnya juga diterbitkan oleh Qanita seperti; Lin Hulan: jaring-jaring Bunga (2006)cmendapat nominasi Edgar Award, The Interior (2007), dan Dragon Bones (2009). Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2006. Simak juga  http://www.youtube.com/watch?v=6wlk7TsdhsY

Gambar dari :
http://www.ancientscripts.com/images/nushu.gif

Selasa, 16 Agustus 2011

The Alchemist & The Angel

 16 Agustus 2011 Waktu Bumi          Lembar Informasi Kebudayaan                      halaman 08

==========================================================
MASTERPIECES
Alchemist sepertinya topik yang cukup sering dijadikan bahan tulisan di bumi sebelum masa kekacauan. Coba bayangkan kata Alchemist dalam layar pencari data di Goodreads,  pusat data bumi perihal buku yang bertahan hingga saat ini. Hanya dalam 0,02 detik muncul 420 pilihan.

Pada kesempatan yang langka ini, Lembar Informasi Kebudayaan pada kolom MASTERPIECES akan membahas  mengenai sebuah buku seputar Alchemist, Buku  berjudulThe Alchemist and The Angel ini dipilih karena pemeriksa aksara buku ini sekarang adalah  seorang pemerhati dunia  buku yang handal, Tendy  Yulianes.

Setiap buku mengusung tema yang nyaris sama namun menawarkan cerita yang beragam. Demikian juga buku ini. Dalam buku ini lebih ditonjolkan mengenai penciptaan makhluk hidup dari berbagai sumber seperti lumpur, kayu bahkan dari tanaman Mandrake.

Bibiophile buku ini adalah sebagai berikut,
Penulis : Joanne Owen
Penerjemah : Nina Setyowati
Penyunting : Siti Aenah
ISBN: 978-602-8801-85-0
Halaman: 360 halaman
Penerbit:  Ufuk
Harga: Rp. 59.900 saat pertama beredar

Kisahnya memang masih seputar seseorang yang memiliki kemampuan dalam bidang kimia. Pada saat itu dikenal dengan istilah Achemist. Seorang Alchemist dipercaya memiliki kemampuan untuk  melakukan transmutasi logam biasa menjadi emas atau perak, memiliki ramuan berumur panjang bahkan hidup abadi, serta memiliki obat bagi segala macam penyakit.

Kisahnya dimulia saat seorang anak laki-laki bernama Jan harus tinggal bersama paman dan bibinya. SAng paman, Gustav merupakan seorang ahli anatomi, ilmu alam dan alkemis. Muilanya jan belajar dengan bersemangat, apalagi saat sang paman mengajaknya mencoba membuat spesies baru semacam manusia mini dari Mandrake. Mandrake yang dibahas dalam buku ini juga merupakan tumbuhan yang sama yang dibahas dalam buku Harry Potter.

Apa mau dikata,  Gustav mati misterius. Dengan  dalih melupakan saat yang  menyedih, sang bibi berniat pergi ke Wina.jan memutuskan ikut dengan harapan bisa mendapat seorang guru baru disana. Di sana Jan menemukan banyak hal baru seputar Alchemis.

Kemalangan seakan ingin bersahabat dengan Jan, tak berapa lama, sang bibi juga hilang! Jan berusaha keras mencari sang bibi, terutama sekali ia mengkhawatirkan ada yang ingin mencelakakan sang bibi demi mendapatkan serum yang mampu menghidupkan orang mati. Dalam perjuangannya jan tidak sendiri, belakangan ia berteman dengan Malaikat Ghetto, seorang gadis muda yang mengenakan jas putih. Ternyata, justru sang bibi memberikan kejutan yang luar biasa.

Buku ini sekilas  mengingatkan kita pada kisah Frankenstein.  Frankenstein adalah seorang profesor gila yang membuat monster dari  potongan orang mati yang disatukan dengan cara dijahit bersama lalu  dihidupkan lagi dengan menggunakan listrik dari petir.

Pembaca akan dibawa kezaman dimana mengubah logam menjadi emas adalah sebuah keajaiban, dimana masih banyak pepohonan  yang bisa dimanfaatkan untuk obat-obatan. Pembaca juga bisa melihat ilustrasi yang menawan seputar Burung Merak yang langka. Konon paman Jan-lah yang berhasil menciptakan spesies Merak mini yang sekarang banyak dipelihara. Ia menciptakan Merak mini untuk pertama kalinya sebagai hadiah bagi istrinya tercinta. Burung Merak tersebut malah bertelur lebih dari 6 butir dlam beberapa saat, dimana lazimnya pada zaman itu seekor merak hanya bertelur sekitar 10 butir sepanjang hidupnya.

Beberapa  petuah bijaksana bisa kita temui dalam buku ini. Misalnya saja perihal seseorang yang selalu ingin mendapatkan sesuatu secara berlebih. "Dalam dosis kecil, bahkan zat-zat yang mematikan bisa jadi tak berbahaya. Dan kebalikannya juga benar; terlalu banyak sesuatu yang semurni air pun  bisa membunuh.

Tak heran Tendy bekerja dengan maksimal dalam buku ini. Kisah yang menawan sungguh sayang jika sampai terkikis akibat typo.

Minggu, 14 Agustus 2011

Lomba resensi Serambi 2011: Kat Medium Penakut


Judul: Suddenly Supernatural: Kat Si Medium Penakut
Penulis: Elizabeth Cody Kimmel
Penerjemah : Barokah Ruziati
Penyunting : Pujia Pernami
Pewajah Isi : Aniza
Halaman : 161
Penerbit: Atria

Kadang, ada orang yang berada diwaktu dan tempat yang tepat. Salah satunya Kat. Semula ia hanya ingin memanfaatkan kamera hadiah ulang tahun ketiga belasnya untuk membuat proyek komunikasi dasar. Ia akan membuat semacam kisah,  dengan menggunakan dua bentuk. Dengan bantuan kamera barunya ia akan membuat bentuk gambar serta tertulis.

Saat ia membidik  beberapa gambar di rumah sebelah, tanpa sengaja ia menangkap sebuah wajah pucat. Aneh, padahal selama ini rumah itu kosong. Lalu siapa wajah yang berada di balik jendela itu? Kat merasa penasaran. Apa lagi saat ia menemukan tulisan TOLONG AKU di jendela itu. Sebenarnya Kat adalah sosok anak remaja biasa. Tidak biasa  100 % juga..., ia memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan hantu, kemampuan menjadi medium.  Kemampuan itu dimilikinya sejak ia berulang tahun yang terakhir. Bagi beberapa orang ini mungkin berkah, bagi yang lain merupakan musibah. Bagi Kat, ini merupakan gabungan keduanya. Kadang ia merasa beruntung bisa melihat dan mengetahui banyak hal, namun karena ia belum mampu mengendalikan kelebihannya justru menjadi bumerang. Untuk yang satu ini, saya sangat mengerti bagaimana perasaan Kat.

Jika pada buku pertama Kat berurusan dengan arwah pemain musik, maka pada buku ini  Kat harus mulai belajar menguasai kemampuannya. Kemana ia pergi, ia akan melihat banyak arwah dan arwah itu juga melihat dia. Belakangan malah kian banyak yang mengantri untuk bisa dilihat Kat. Hal ini jelas membuat Kat ketakutan! Ia menjadi seorang medium penakut. Apalagi saat ia mengetahui kamarnya dipenuhi oleh bola arwah,  sebuah bola yang mewakili satu atau sekumpulan arawah.

Ternyata setelah ditilik, Kat juga remaja biasa terutama saat berurusan dengan seorang pria yang terlihat mendekati ibunya. Melihat bagaimana Kat bertahan menutup diri terhadap seseorang yang mampu membantunya mengenal dan menguasai kemampuan barunya hanay karena orang itu adalah teman ibunya sungguh mengharukan.  Mengetahui bagaimana Kat dengan setianya membantu sahabatnya  Jac untuk menentukan jalan hidupnya membuat ia tak ada bedanya dengan remaja lainnya.

Dibandingkan buku pertamanya, kisah dalam buku kedua ini lebih menyegarkan. Konflik yang ada juga khas remaja yang menderita akibat kedua orang tuanya berpisah. Pesan moral yang disampaikan juga tidak berkesan menggurui. Sang penulis, Eizabeth Cody Kimmel sudah lebih piawai dalam memainkan emosi pembaca.

"Jadi bagaimana caranya seseorang bisa  mengetahui ada makhluk lain sementara yang lain tidak?"  Sebuah pertanyaan sederhanan dilontarkan oleh seorang sahabat. Untuk menjawab pertanyaan sederhana ini saya harus menerangkan cara kerja sebuah radio secara panjang lebar. Andai saja buku ini sudah terbit, mungkin saya hanya perlu menunjuk satu halaman yang menerangkan proses tersebut.

Lalu bagaimana nasib wajah anak laki-laki yang terlihat di jendela?
Tulisan TOLONG AKU?Hubungannya dengan koma berkepanjangan seorang remaja?

Baca sajalah... ceritanya lebih menarik dibandingkan dengan buku pertama.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Hutan Segudang Misteri



Judul : The Woods (Misteri di Balik Hutan)
Penulis : Harlan Coben
Penerjemah: Dyah Noviete Handayani
Editor : Fransiska R. Uli
Kover : Sony Sonatha
ISBN : 9789790757325
Halaman : 491
 Penerbit : Esensi
Harga : Rp. 82.000

Bukan kekejamannya …. Bahkan bukan para korban jiwanya juga Mereka sudah mati. Tak ada lagi yang bisa kau perbuat. Tapi, yang tertinggal dari pembunuhan itu-gemanya. Perpohonan yang kau lalui ini, Ada orang-orang tua yang berpikir suara bisa  menggema selamanya di sini. Masuk akal juga kalau dipikir benar. …. Ia berteriak, suaranya bergema, bolak-balik. Gemanya semakin mengecil, tapi tak menghilang seluruhnya. Sepertinya ada bagian dari dirinya yang masih memanggil-manggil, sampai sekarang. Seperti itulah gema pembunuhan.

Pernah hidup dengan menanggung rasa bersalah? Syukur jika tidak. Rasanya teramat sangat sakit juga menakutkan. Rasa bersalah menimbulkan berbagai pertanyaan yang tidak terpecahkan, berbagai prasangka buruk, berandai-andai tentang banyak hal. Menyiksa, sungguh!

Paul Copeland
Rasa bersalah membuat  Paul Copeland menjauhi kekasihnya. Sekitar dua puluh tahun yang lalu,  Paul menjadi semacam   pengawas di sebuah perkemahan milik keluarga kekasihnya, Lucy Gold.  Suatu malam ia melarikan diri ke hutan yang berada dekat perkemahan untuk berkencan dengan Lucy, alih-alih bertugas menjaga keamanan. Paul mengabaikan tugasnya demi bersama sang kekasih.

Awalnya ia tak merasa bersalah hingga sebuah jeritan mengagetkan mereka berdua, Telah terjadi pembunuhan!  Kakak perempuan Paul,  Camile, kekasihnya  Gill Perez,  bersama dua temannya menghilang di  hutan. Dua orang ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan. Jasad kakaknya dan sang pacar  tidak ada! Mereka tidak pernah ditemuka walau pembunuhnya sudah ditangkap

Hingga persidangan berlangsung dan menjatuhkan vonis berrsalah, kedua mayat itu belum juga ditemukan. Keberadaan mereka menjadi misterius dan menjadi teka-teki hingga kasus itu ditutup. Pihak kepolisian dan penduduk menduga jasad mereka berada di suatu tempat dalam hutan yang misterius dan luas itu.

Bisa ditebak bagaimana nasib hubungan Paul dan Lucy. Setelah sekian lama, mendadak ada seseorang yang mencoba mengorek masa lalu Paul dengan mengaitkan peristiwa mencekam dalam hutan. Paul merasa terusik Selama ini sering ia menyalahkan dirinya karena tidak menjalankan tugasnya dengan benar. Sekarang, setelah seseorang mengusik masa lalunya, membangkitkan mimpi buruknya, ia bertekat untuk menuntaskan semua pertanyaan yang ada. Meski itu artinya ia harus berurusan lagi dengan kekasih dari masa lalunya, Lucy.

Lucy Gold
Awalnya ia hanya ingin menghabiskan waktu sesaat dengan pujaan hatinya. Sejak pertama kali melihat Paul, ia sudah jatuh cinta. Dipergunakannya seluruh pesona diri untuk mengajak sang kekasih meluangkan waktu sekedar bercengkrama di hutan yang tak jauh dari perkemahan.  Sebagai putri pemilik perkemahan, ia bisa berada di mana sana dan kapan saja,

Siapa yang mengira saat sedang asyik bercumbu,  mereka mendengar teriakan menyayat. Lucy dan Paul berada di tempat dan waktu yang salah! Hanya beberapa langkah dari tempat mereka memadu kasih telah terjadi pembunuhan yang menakutkan.

Ayah Lucy dituntut karena dianggap tidak becus  mengurus perkemahan. Keluarga Lucy kehilangan perkemahan itu, Ia mengganti namanya, mengubah warna rambut dan menutup seluruh hubungan dengan masa lalunya, termasuk  Ia tak pernah berhenti menyesali dirinya yang membuat Paul melalaikan tugasnya malam itu. Paul. Lucy berusaha menata hidupnya kembali. Ia menjadi Profesor Lucy Gold dalam bidang Bahasa Inggris dan psikologi.

Namun, sampai kapan pun masa lalu akan selalu menghantui seseorang. Sebuah tugas yang diberikan kepada para muridnya membuat Lucy teringat pada peristiwa dua puluh tahun lalu.  Dalam kelas Berpikir Kreatif, Lucy meminta para murid  menuliskan  sebuah kejadian traumatis dalam hidupnya, sesuatu yang tidak diceritakan kepada orang lain. Nama pembuat tak perlu ditulis agar kerahasiaan terjamin. Lucy akan membacakan beberapa tulisan yang dipilihnya serta meminta tanggapan para murid.

Seseorang menulis tentang kejadian di hutan saat itu! Berarti seseorang mengetahui keberadaannya dan Paul di hutan. Selama ini Paul berusaha melindunginya dengan tidak menyebutkan keberadaan Lucy. Seseorang telah mengusik masa lalunya. Lucy harus melawan tekanan dari masa lalunya. Kali ini Lucy harus melawan bersama Paul, cinta  pertamanya.

--------
Pada awalnya, kisah yang ada seakan membingungkan. Penulis seakan fokus hanya  pada peristiwa pembunuhan yang terjadi dua puluh tahun lalu. Banyak tokoh yang seakan tak berhubungan muncul. Perlahan, jika mau bersabar, akan terjalin benang merah para tokoh serta rangkaian peristiwa yang luar biasa. Kisahnya ternyata memang tidak hanya seputar pembunuhan 4 remaja dalam hutan, namun juga melibatkan pembunuhan lain. Hutan tersebut menyimpan banyak rahasia serta kerangka manusia!

Beberapa bagian dalam kisah ini seakan melompat-lompat. Tengok halaman  104. Uraian yang ada pada awalnya adalah mengenai persingan Paul. Mendadak tanpa permisi, ada kalimat " Saya ingin membacakan awalan sebuah jurnal." ujar Luky.  Padahal Paul dan Lucky berada dalam lokasi dan saat yang berbeda. Bukankah akan lebih manis jika ada semacam tanda pemisahan peristiwa?

Sebuah paragraph pada halaman 101 membuat saya teringat pada sebuah buku . Seakan mengalami dejavu, entah dimana kalimat yang nyaris sama itu berada. Sebenarnya  tidak  nyaris sama namun hal yang diungkapkannya nyaris sama. Setelah kisah  ini tamat saya baru ingat, kalimat dengan makna serupa ada di buku Jhon Grisham, A Time to Kill.

Sebuah trik digunakan  Jake Brigance guna menyelamatkan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang  ayah berkulit hitam terhadap 2 orang remaja kulit putih yang memperkosa dan menganiaya putrinya, Sang putri berusia 10 tahun.  Paul Copeland menggunakan trik yang sama guna menjerat sepasang pemuda dan seorang kaki tangan ke penjara karena memperkosa seorang gadis berkulit hitam yang berprofesi sebagai seorang penari telanjang.

Buku ini juga memberikan tambahan seputar anatomi tubuh. Tidak seperti Luky dan Paul yang sedang belajar Anatomi Terapan di hutan, buku ini memberikan pengetahuan perbedaan mendasar mengenai tulang pria dan wanita. Tulang pria cenderung lebih tebal dan lebar.Kadang ada juga yang lebih tinggi. Dahi laki-laki tidak severtikal perempuan. serta rongga panggul laki-laki tak selebar perempuan. Tulang paha atau tulang lengan dapat memberikan infomasi berat badan seseorang. Tulang paha memberikan infornasi seputar jenis kelamin. Tanda-tanda penyakit tulang serta tulang yang keropos juga bisa memberikan informasi mengenai cara hidup seseorang.

Pada akhir cerita, memang banyak kejutan yang muncul. Hal itu merupakan  ciri dari Harlan Coben  sang penulis.Dalam menuturkan sebuah kisah, ia sering menggunakan sebuah peristiwa atau kasus sebagai landasan peristiwa. Pembaca seakan disodorkan sebuah kisah namun belakangan kisah itu hanya merupakan sepenggal kisah dari sebuah kisah yang lebih heboh.


Pria kelahiran  4 Januari 1962 ini merupakan penulis kisah misterius dan thriller. Harlan Coben merupakan penulis pertama yang telah memenangkan tiga penghargaan bergengsi bagi penulisan kisah misteri. Yaitu penghargaan Anthony Award (1996), Edgar Award serta Shamus Award (1997)

Beberapa karyanya antara lain:
  1. Deal Breaker (1995, ISBN 0-440-22044-0); Edgar Award Nominee, Anthony Award for Best Paperback Original
  2.  Drop Shot (1996, ISBN 0-440-22044-0)
  3. Fade Away (1996, ISBN 0-440-22268-0); Edgar Allan Poe Award for Best Paperback Original, Shamus Award for Best P.I. Paperback Original
  4. Play Dead (1990, ISBN 0-945167-28-8)
  5. Miracle Cure (1991, ISBN 0-945167-39-3);
  6. Tell No One (2001, ISBN 0-440-23670-3); Adapted into a 2006 French thriller film.
  7. Gone for Good (2002, ISBN 0-440-23673-8)
  8. No Second Chance (2003, ISBN 0-525-94729-9)
  9. Just One Look (2004, ISBN 0-525-94791-4)
  10. The Innocent (2005, ISBN 0-525-94874-0)
  11. The Woods (2007, ISBN 0-7528-7441-1)
  12. Hold Tight (2008, ISBN 0-525-95060-5)
  13. Caught (2010, ISBN 0-525-95158-X)
Penerbit Esensi telah menerjemahkan Pegang Erat, Misteri di Balik Hutan,  Yang Telah Lama Hilang. jangan lupa mengunjungi www.harlancoben.com

Minggu, 07 Agustus 2011

Waspadalah Terhadaplah Buku Tanpa Nama!

                                                                           MEMO

Tanggal : 08 Masa Agustus 2011kali putaran bumi
Yth      :  Para Ketua Koloni Penggemar Buku
Dari      :  Kepala Pengamanan Dunia Buku Sejagat
Perihal  : Buku Tanpa Nama



Menimbang situasi dan kondisi yang terjadi belakangan ini di dunia buku, maka dirasa perlunya pemberitahuan  secara resmi seputar peritiwa yang terjadi. Pemberitahuan ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi serta agar para penggemar buku bisa melakukan pengamanan-pengaman yang dirasa perlu.

Berhati-hatilah saat kalian, para penggemar buku menemukan sebuah buku yang dibuat oleh seseorang yang tak dikenal serta tak memiliki judul layaknya buku-buku lainnya. Rentetan peristiwa yang menakutkan akan mengikuti kemanapun kalian bersembunyi hingga meregang nyawa!

Buku tersebut  tanpa nama. Sampul dan halamannya terbuat dari kayu salip  dimana Kristus disalibkan. Sudah banyak korban yang berjatuhan hanya karena pernah memegang, melihat,  bahkan karena mendengar keberadaannya saja. Kover depan dengan warna kelam serta gambar-gambar yang ada memang membuat orang merasa tergoda untuk sekedar meniliknya.


Buku tersebut ditulis  oleh : Anonymous, penerjemah : M. Baihaqqi ST,ISBN : 978-602-98377-4-2, cetakan : I, Juni 2011, halaman : 500, penerbit : Kantera, harga : Rp. 77.700. Harga buku tersebut merupakan harga saat pertama kali terbit, harus diakui dengan segala isi dan kehebohan yang ada harga tersebut menjadi sangat terjangkau.

Jangan tertipu dengan isinya yang berkesan ringan dan penuh cuplikan judul serta tokoh dalam film. Pembaca diharusnya mengikuti dengan sabar aneka kisah yang ada. Awalnya memang sedikit membingungkan, tapi pada akhirnya, penulis dengan manisnya merinci hubungan setiap individu dan setiap peristiwa. Ada beberapa bagian yang berkesan mengganjal, sang penulis dengan rapinya menyembunyikan banyak fakta yang  baru terungkap belakangan. Butuh kejelian khusus untuk menemukan sesuatu yang disembunyikan,

Salah satu  peristiwa belum lama berselang terjadi di Santa Mondega, sebuah  kota yang dipenuhi oleh para makhluk kegelapan, mayat hidup dan sejenisnya. Kalian tidak akan menemukan kota ini di peta! Setiap 5 tahun sekali akan terjadi gerhana matahari total. Saat gerhana terjadi, para penduduk kota akan merayakan Festival Bulan. Bagi kaum kegelapan ini merupakan kesempatan emas untuk  menguasai dunia manusia.

Beberapa rekan  sudah mengalami nasib yang mengenaskan hanya  karena mereka menjadi anggota perpustakaan di sana dan meminjam buku tersebut.  Buku tersebut terakhir kali dipinjam oleh Annabel  de Frugyn. Bagi mereka yang sempat mendiskusikan isi buku tersebut  dengan Annabel sebelum peristiwa naas menimpanya, harap segera melapor ke kantor pusat untuk mendapat buntelan  dari Peri Buku.

Selain buku tersebut, disinyalir sebuah benda yang dikenal dengan nama Mata Rembulan juga menjadi incaran banyak pihak hingga mengakibatkan kekacauan. Beberapa kali Mata Rembulan berpindah tangan dan membuat pemegangnya tewas mengenaskan.  Menurut legenda, batu tersebut dapat membuat siapapun yang memakainya menjadi immortal. Selain itu, batu tersebut dianggap mampu menghentikan bulan dari orbitnya mengelilingi bumi, itu artinya sang pemiliknya mampu membuat gerhana matahari permanen. Bukan hal yang bagus untuk kondisi saat ini.

Aksi seseorang, (atau sesuatu?) yang dikenal dengan nama Bocah Bourbon membuat gempar seluruh kota. Ia membunuh semua orang. Yang diperlukan hanyalah satu tegukan minuman.  Begitu ia menyesap seteguk maka ia menjadi gila dan membantai semua orang.   Waspada juga terhadap keberadaan 2 orang yang berpakaian seperti raib, perempuan bernama Jessica yang baru sadar dari koma selama 5 tahun.

Sekedar gambaran mengenai bagaimananya kacaunya  situasi  bisa dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=5g9AOMDQ8jc

Pihak  Pengamanan Dunia Buku Sejagat telah mengutus 2 orang agennya untuk menyelidiki masalah ini hingga tuntas. Mereka adalah yang terbaik di bidangnya,  Archibal Somers dan Miles Jensen. Pekerjaan mereka tidaklah mudah mengingat selain buku dan batu bulan mereka juga harus berurusan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan pribadi.

Sekedar tambahan informasi,  salah satu gambar yang ada di kover adalah gambar  Pentagram, yaitu  sebuah lambang berbentuk bintang berujung lancip lima yang digambar dengan lima garis lurus. Kata pentagram sendiri berasal dari bahasa Yunani πεντάγραμμον (pentagrammon), bentuk kata kerja dari πεντάγραμμος (pentagrammos) atau πεντέγραμμος (pentegrammos), sebuah kata yang mempunyai makna "bergaris lima" atau "lima garis". Nama tersebut menunjukkan bahwa pentagram bukanlah hanya sebuah bintang berujung lancip lima: lambang ini mesti terdiri dari lima garis, sehingga pentagram harus menunjukkan bagian dalamnya tersebut.

Pentagram digunakan secara simbolis pada masa Yunani kuno dan Babilonia. Pentagram dihubungkan dengan dunia sihir, dan banyak orang yang mempunyai kepercayaan paganisme mengenakan kalung berbentuk pentagram. Pentagram muncul dalam bendera-bendera serta lambang) negara, antara lain; Amerika Serikat, Kamerun, Republik Demokratik Kongo, Kuba. Liberia. Maroko,Pakistan, Panama, Papua Nugin, Sahara Barat, Singapura, Suriname, Republik Rakyat Cina,Tunisia, Turki, Uni Soviet, Vietnam, Selandia Baru.

Selain buku The Book WIth No Name, diharapkan agar waspada akan keberadaan buku-buku  yang diduga juga akan menimbulkan efek yang sama. Buku-buku tersebut berasal dari pengarang yang sama, yaitu:
1. The Eye of The Moon
2. The Davil's  Graveyard

Diharapkan informasi ini dipergunakan dengan sebijaksana mungkin. Tidak perlu takut menjadi anggota perpustakaan dan meminjam buku, tidak perlu ragu-ragu untuk tetap berbelanja buku di toko buku ataupun via online.

Salam buku!
 
===================================================
WASPADALAH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Hasil penelitian kedua agen menunjukkan Anda sudah mulai tergoda untuk mencari buku ini.
Sebelum memutuskan tindakan lebih lanjut, simak dulu pesan berikut:

Pembaca Yang Terhormat,
Hanya kemurnian hati yang mampu memahami halaman demi halaman buku ini.
Setiap halaman yang kaubuka, setiap bab yang kaubaca, akan membawamu semakin dekat pada akhir.
Tidak setiap orang akan berhasil. Banyaknya plot cerita dan gaya bahasa, akan memusingkan dan membingungkan.
Dan sementara kau sibuk mencari kebenaran, ternyata ia ada tepat di depanmu.
Kegelapan akan tiba, bersama kejahatan yang luar biasa.
Dan mereka yang telah membaca buku itu tidak akan pernah melihat cahaya lagi.

Jika kalian tetap memutuskan ingin mencari buku ini, disarankan untuk menilik www.thebookwithnoname.com serta www.penebitkantera.com. Mengindahkan memo ini, maka  segala sesuatunya bukan menjadi urusan bagian Pengamanan Dunia Buku Sejagat

Senin, 01 Agustus 2011

The Day Of The Jackal

Penulis :Frederick Forsyth
Alih Bahasa: Ranina B. Kunto

ISBN : 9789790243569

Hal : 612 

Penerbit : Serambi Ilmu Semesta, Juni 2011

Harga : Rp. 69.000,- ( SC )

Kesalahan jelas bukan pada buku ini!
Kemungkinan besar pada kepalaku yang sedang error akibat dalam kondisi jenuh ^_^ Walau jika bisa mencari kambing hitam, terlalu banyaknya detail di beberapa bagian membuat kisah ini menjadi membosankan. Mendapat gambaran lengkap mengenai perencanaan suatu kegiatan atau kejadian memang menyenangkan tapi jika terlalu terinci justru membuat menjadi menjemukan.

Ini buku baca bersama dalam BBI. Sampai tenggat waktu yang ditentu, saya malah belum membaca apalagi mempostingnya. Maaf yah teman-teman....
Kesalahan pertama adalah menunda-nunda membaca buku ini sehingga saat waktu posting bersama malah kelewatan. Padahal buku ini sudah ada di tangan sejak bookfair yang lalu. Seharusnya tidak butuh waktu lama untuk menuntaskan sebuah buku.

Kesalahan kedua, sampai buku ini tamat dengan dipaksakan, saya tidak menemukan sesuatu yang menarik. Teman-teman yang sudah selesai membaca dan merepiu memberikan bintang yang lumayan. Entah kenapa buat saya buku ini  justru membosankan. Mungkin karena bukan genre saya atau entahlah.... Bagaimanapun juga seharusnya setelah saya niatkan membaca maka harus dituntaskan. Saya harus bisa  menemukan sesuatu yang menarik untuk ditonjolkan dalam repiu tanpa alasan apapun!

Yang bisa saya tangkap adalah bahkan pembunuhan membutuhkan perancanaan yang matang. Satu kesalahan kecil saja bisa berakibat buruk. Tidak hanya kepada sipembunuh bayaran tapi juga seluruh pihak yang berada di belakangnya. Sebuah rencana tidak cukup hanya baik atau mantap tapi harus SEMPURNA.

Hidup ini jangan terlalu memaksakan keberuntungan jika tidak ingin bernasib sial bahkan berujung pada kematian. Tengok saja nasib sipemalsu dokumen, bukannya mendapat tambahan uang ia malah dibunuh oleh sipembunuh bayaran yang merasa di peras. Padahal ia sudah mendapat imbalan yang lumayan untuk jasanya.

Sebagai seorang presiden kadang kebijakan yang diambil justru membuat beberapa pihak merasa tersinggung. Kebijakan untuk melepaskan Aljazair pada tahun 1963 membuat beberapa anggota pasukan militer memberontak. Mereka membentuk semacam organisasi rahasia yang dikenal dengan nama OAS ( Organisation de l’Armee Secrete).   Salah satu program kerjanya adalah menghabisi sang presiden. Mereka menyewa pembunuh bayaran profesioanal dengan nama sandi The Jackal. Upahnya sebesar $500.000, dengan pembayaran setengah di muka dan setengah lagi bila pekerjaan berhasil dilaksanakan. 


Berawal dari sanalah kisah ini dimulai. Kisah dalam buku  ini adalah tentang rencana serta pelaksanaan pembunuhan terhadap Presiden Perancis Charles André Joseph Marie de Gaulle  Semasa hidupnya, ia telah mengalami banyak percobaan pembunuhan. Paling tekenal adalah peristiwa pada 22 Agustus 1962. Saat itu presiden dan istrinya diserang oleh mesin penembak senjata ketika sedang mengendarai mobil. Rencana pembunuhan ini dilakukan oleh Kolonel Jean-Marie Bastien-Thiry, anggota militer Perancis. Usaha tersebut mengalami kegagalan walau di mobilnya ditemukan sedikitnya 14 tembakan. 


Jackal sebenarnya nama sejenis anjing liar yang hidup di Afrika dan Asia. Mereka berburu sendirian pada malam hari. Mereka bergerombol kalau ingin merebut hasil buruan singa.


 http://en.wikipedia.org/wiki/Jackal
www.godreads.com