Selasa, 08 Mei 2012

Waspadalah pada Kunang-kunang & Kabut!


Judul               : The Last Secret
Penulis            : Lynn Sholles dan Joe Moore
Penerjemah    : Istiani Prajoko
Penyunting     : Adi Toha
Halaman         : 504
Penerbit          : Serambi Ilmu Semesta
Harga              : Rp 59.000

Ia terbenam
Menyatu dengan cahaya itu
Menyatu dengan alam semesta
Suara-suara kuno membisikkan doa
Langkah kaki lembut bergema di sekelilingnya
Nyanyian yang tetrdengar jauh
Kemudian, ia merasakan panas yang menyengat di wajahnya

Mungkin kita sedang menyaksikan tulisan tangan Tuhan

Sebuah tablet kristal transparan, berkilauan, lebar sekitar lima belas sentimeter tinggi nyaris dua puluh tiga sentimeter dengan ketebalan sekitar dua setengah sentimeter ditemukan di reruntuhan Machu Pichu, Peru. Diperkirakan usianya sudah ribuan tahun, tertulis dalam bahasa yang terdiri atas berbagai simbol.

Penemuan kristal itu tidak diketahui secara luas karena seluruh anggota ekspedisi tewas dengan mengenaskan. Semuanya , kecuali seorang wartawan terkenal Cotton Stone yang menjadi saksi para  ilmuwan menemukan tablet tersebut. Kredibilitasnya diragukan, sehingga nyaris tak ada yang mau percaya pada ceritanya. Bahwa seluruh tim ekspedisi terkena kekuatan jahat yang murni sehingga saling membunuh dirinya. Seperti juga wabah bunuh diri yang sedang melanda dunia belakangan ini.

Konon ada dua belas tablet, namun sembilan telah dimusnahkan  tinggal tiga yang sedang dicari , tapi ketiganya juga terancam dihancurkan oleh sekelompok persaudaraan rahasia dengan misi menghancurkan sendi-sendi agama besar dunia. Tiap tablet terdiri dari dua bagian. Pertama memberitahu bagaimana mempersiapkan diri menghadapi banjir, kedua bagaimana memenangi pertempuran terakhir.

Cotton Stone tidak menyadari  siapa dirinya sebenarnya. Ia juga tidak menyadari bahwa ia berhadapan dengan para malaikat yang terbuang dari surga, nefilim.  Awalnya ia hanyalah  ingin mengembalikan nama baiknya.Tapi ternyata ia malah terseret pertikaian panjang antara dua kubu tanpa ia sadari. Apalagi saat Vatikan campur tangan, Cotton tidak lagi mencari Kristal untuk kepentingannya tapi menyelamatkan seluruh dunia dari wabah bunuh diri akut.

Kisah peperangan antara baik-buruk, malaikat dengan setan sepertinya akan terus ada hingga akhir jaman. Dalam kisah ini, semuanya diramu dengan apik hingga terkesan beda dengan kisah sejenis. Sosok Cotton sebagai seorang jurnalis muda yang terpuruk menambah menariknya kisah ini. Jika umumnya kisah sejenis akan membuat sebagian besar tokoh mati terbunuh , tidak dalam kisah ini. Tidak setiap jagoan harus luka parah  atau meninggal khan.

Secara keseluruhan kisahnya menegangkan dan seru. Pesan moral untuk menghormati umat beragama serta  saling menyayangi sesama terlihat jelas disini. Pembaca tidak hanya  menerima pesan moral saja tapi diajak memutuskan bahwa pesan moral itu layak diperhatikan.  Adegan pembuka yang menggambarkan wabah bunuh diri cukup memberika gambaran  jenis kisah yang ada.

Hanya saja saya kurang begitu menyukai peran salah satu sahabat Cotton. Perannya terlihat hanya sebagai pemberi bumbu saja, pendamping. Padahal  dengan jabatan yang cukup tinggi  di kalangan gereja, ia bisa berbuat banyak, termasuk melindungi Cotton dengan lebih maksimal.

Kunang-kunang dan kabut seakan menjadi ciri khas sebuah adegan seru. Setiap kali ada kunang-kunang muncul, lalu diikuti oleh kabut maka bisa  dipastikan selanjutnya pembaca akan disuguhi adegan yang seru! Penggambaran suasana yang mencekam kian menakutkan dengan efek kunang-kunang dan kabut. Waspadalah saat menemukan bagian yang ada kunang-kunang dan kabutnya, jantung kalian akan berdetak kencang. Menegangkan!

Saat saya kecil, banyak yang menyebutkan kunang-kunang merupakan penjelmaan kuku orang yang meninggal tidak wajar, sehingga harus dijauhi. Dalam buku ini kunang-kunang serta kabut selalu muncul sebagai tanda suatu kekuatan jahat  muncul.

Kunang-kunang adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96%. Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, cacing, maupun serangga lain.

Ada lebih dari 2000 spesies kunang-kunang, yang dapat ditemukan di daerah empat musim dan tropis di seluruh dunia. Banyak sepesies ini yang ditemukan di rawa atau hutan yang basah dimana tersedia banyak persediaan makanan untuk larvanya. (Wikipedia)

Kabut atau halimun (serapan dari bahasa Sunda) adalah uap air yang berada dekat permukaan tanah berkondensasi dan menjadi mirip awan. Hal ini biasanya terbentuk karena hawa dingin membuat uap air berkondensasi dan kadar kelembaban mendekati 100%.(Wikipedia)

Tidak hanya dalam kisah ini. Dalam banyak kisah kabut sering kali dipergunakan untuk menandakan sesuatu hal buruk yang akan terjadi, sebuah tempat yang menakutkan, bahkan kekuatan jahat. Dalam kisah-kisah horor, rumah atau puri selalu dikelilingi oleh kabut tebal.

Menariknya dalam buku ini kita akan menemukan beberapa iklan terselubung seperti kamera Canon Elph,  Perekam Sony , serta cangkir 7-Eleven. Entah karena penulis menyukai produk itu atau saat itu mereka bukanlah produk tapi merupakan sebuah kebutuhan dan gaya hidup.  Tidak menutup kemungkinan kelak para penulis bersedia membuka naskahnya untuk disisipi iklan seperti  ini.  Diselipkan diantara adegan yang tepat akan membuat  pembaca tersugesti untuk mengetahui produk apakah itu.

Pada kisah The Road, kita akan diberikan  bayangan betapa nikmatnya  minum coca cola.  Sang tokoh dan anaknya digambarkan menemukan sebuah tempat persembunyian dimana mereka menemukan berbagai kebutuhan hidup, termasuk bisa menikmati minuman coca cola yang menyegarkan. Pembaca dibawa kesuasana betapa beruntungnya mereka bisa menikmati minuman itu.

Terakhir, mari kita simak pesan Cotton yang membuat seluruh saluran tv dunia meliputnya,“Tak masalah jika Anda beragama Hindu, Yahudi, Buddha, Kristen, Islam. Kita tak perlu lagi mengkotak-kotakkan diri kita ke dalam kelompok agama yang berbeda yang memusatkan perhatian mereka pada figure sang pembawa pesan  daripada pesan itu sendiri. Kita semua saling terkait satu sama lainnya dan juga dengan seluruh makhluk hidup lainnya. Kita adalah satu dan kita harus bekerja sama untuk melawan kuasa jahat di sekeliling kita. “

1 komentar:

  1. "saat saya kecil, banyak yang menyebutkan kunang-kunang merupakan penjelmaan kuku orang yang meninggal tidak wajar" aku juga dicekoki pemahaman seperti itu ..

    BalasHapus