Selasa, 22 Januari 2013

Simple Love, Mencintai secara Sederhana


Sudut Bumi 20XZ

Seperti tahun yang telah lewat, disetiap penghujung akhir Bulan Januari, aktivitas  rumah mewah nyaman di sudut jalan menujukan peningkatan. Tepatnya di perpustakaan pribadi milik perempuan paruh baya yang biasa disapa Grandnie.

Setiap tahun, sebagai hadiah ulang tahun ada saja yang berubah di perpustakan pribadi itu. Tahun ini, sang anak kesayangan mengganti beberapa rak buku yang ada di dalam perpustakaan dengan lemari kaca yang khusus diperuntukan bagi buku antik. Sementara itu, cucu kesayangannya bertindak sebagai penyelia agar semua kegiatan selesai tepat pada hari ulang tahun sang grandnie.

Dari  kursi taman  nyaman yang tak jauh dari perpustakaan, wanita paruh baya itu memandang proses pemasangan rak dengan terseyum bahagia. Apa lagi yang dicari dalam kehidupan ini, pikirnya. Semua sudah berjalan sesuai dengan apa yang diinginkannya. kalau pun ada yang meleset dari harapan, tidaklah terlalu jauh. Di pangkuannya terletak sebuah buku tipis dengan warna yang  menawan.

"Jangan khawatir Grandnie, kali ini dijamin perpustakaannya akan bebas dari debu. Tidak seperti tahun lalu, pekerja kali ini sudah mendapat pembekalan khusus" Suara cucu kesayangannya terdengar dari belakang.

Semua bisa memahami betapa galaunya perasaan wanita paruh baya itu saat perpustakaannya nyaris tertutup debu akibat pemasangan sistem pengaman tahun lalu. Butuh biaya yang lumayan guna mengembalikan perpustakaan tersebut ke kondisi semula.

Wanita paruh baya itu hanya mengangguk sambil memberikan isyarat agar cucu kesayangannya duduk di kursi yang lain. Sebuah ajakan yang sangat dinantikan oleh sang cucu. Sejak tadi ia sangat tertarik pada buku yang dibaca oleh wanita paruh baya itu. Bukan jenis buku yang sering diliriknya

Judul: Simply Love
Penulis: Ifa Avianty
Penyunting: Baby Haryanti Dewi dan Miranada Harlan
ISBN-13: 9786029498332
Halaman: 216
Penerbit: Noura Books (Mizan)
Harga: Rp 38.000

"Tumben Grandnie baca buku begitu" tanya sang cucu dengan penasaran.

"Memang ada yang salah dengan buku ini?" tanya wanita paruh baya itu sambil terseyum

"Tak ada yang salah dengan sebuah buku Grand, hanya tumben saja Grandnie baca buku seperti itu" jawab sang cucu terseyum. Pelajaran yang selalu ia ingat, tak ada buku yang jelek, hanya saja  buku belum ditemukan oleh pembaca yang tepat.

Wanita paruh baya itu menyodorkan buku yang berada di pangkuannya ke cucu kesayangannya. Dengan bersemangat sang cucu menerima dan mulai membuka0buku buku tersebut.

"Buku ini sebenarnya sangat sederhana. Kisahnya mengenai dua orang sahabat yang akhirnya menikah. Keduanya berasal dari latar belakang kehidupan serta kepribadian yang sangat berbeda. Wim dan Keke bertemu di Fakultas Teknik Universitas Indonesia saat masa orientasi. Keduanya menjadi dekat hingga akhirnya menikah." Papar sang wanita paruh baya.

Sambil menerawang, wanita paruh baya itu kembali melanjutkan paparannya. "Dalam perjalanan waktu, pasti ada riak-riak kecil dalam pernikahan mereka.Tapi semua bisa diselesaikan dengan manis bahkan mereka mempunyai 6 orang anak dan sang istri sedang hamil anak ketujuh."

"Kisah yang biasa yah Grand, lalu kenapa buku seperti itu bisa masuk dalam perpustakaan Grandnie. Bukannya hanya buku pilihan yang ada di sana?" Tanya sang cucu.

"Ada sesuatu seputar ikatan suami-istri yang bisa diambil dari buku ini," jawab wanita paruh baya itu. " Wim sangat takut kehilangan Keke hingga kadang ia bersikap terlalu protektif. Semua harus mengikuti standar Wim, bahkan untuk memotong rambut pun Keke harus meminja izin terlebih dahulu. Sungguh suatu tekanan bagi keke yang pada dasarnya memiliki sifat periang dan spontan" papar wanita paruh baya lagi.

"Apa Keke menjadi tertekan Grand?" tanya sang cucu penasaran. "Hidupnya berubah dratis. Dari biasa dilayani sekarang harus mulai belajar mengerjakan segala hal sendiri' lanjut sang cucu.

"Awalnya tidak. Keke sangat mencintai Wim. Namun dengan berjalannya waktu, Wim seakan lupa bahwa Keke juga memiliki keinginan dan harapan. Wim mungkin tidak bisa mewujudkan keinginan Keke, tapi minimal mampu memahami dan memberikan sedikit ruang dana waktu untuk bernapas" jawab wanita paruh baya itu lagi

Sang cucu mulai membaca beberapa bagian yang diberi tanda oleh wanita paruh baya itu. Biasanya tanda diberikan pada point yang dianggap menarik. Salah satunya kalimat

Cinta itu bukan memaksakan kehendak, apalagi tanpa kompromi.... cinta itu hakikatnya memberi dan menerima.(hal 163)

Sang cucu terseyum simpul. Romantis.

"Wim sangat bersukur menikahi Keke, hanya ia lupa Keke juga manusia yang memiliki keinginan." papar wanita paruh baya sambil berdiri dan berjalan menuju kolam kecil yang berada tak jauh dari tempatnya duduk, diikuti pandangan heran sang cucu.

Di pinggir kolam, terlihat sosok pria yang sangat ia kenal sedang memberika makan ikan, belahan jiwa sang Grand. Tanpa sadar sang cucu kesayangan terseyum simpul. Dengan mesra wanita paruh baya itu menggandeng sang pria untuk duduk bersama. Wajah keduanya memancarkan rasa kasih yang mendalam.

Melihat  buku yang ada di tangan sang cucu kesayangan, pria itu tertawa lepas.

"Kau tahu, Grandniemu sampai menangis saat membaca buku itu. Terutama pada bagian bahwa cinta itu harus pas takarannya. Tidak boleh berlebihan karena akan memabukan, namun juga jangan kurang agar tidak merasa kering. Cinta yang seperti itu akan membuat pasangan kita merasa lebih beruntung memiliki. Cinta yang akan menopang semua mimpi dan menguatkan saat lemah."  Sambil melirik mesra sosok wanita paruh baya yang ada di sebelahnya. Tangan mereka bertautan erat. Rona merah terlihat di wajah wanita paruh baya itu.

"Wah hebat sekali buku ini bisa membuat Grandnie terenyuh" seru sang cucu kesayangan. Sang wanita paruh baya dan pria tadi tertawa lepas. Kenangan indah masa lalu sejenak mampir di angan mereka.

"Hal unik apa lagi yang bisa kita peroleh Grand?" tanya sang cucu dengan penasaran.

"Buku ini mengajarkan bahwa kita cinta itu sebaiknya dijalani dengan spontan dan legowo agar menjadi indah. Kadang hal sederhana justru membuat cinta itu makin bersemi.Kita boleh saja mencintai, mengagumi dan memuja pasangan kita asal jangan berlebih karena bisa membelenggu perasaan yang ada. Pihak yang dominan selalu ingin menguasai, sementara yang lain karena tertutup rasa cinta cenderung menekan dirinya demi mendapatkan cinta pasangannya. Situasi yang siap meledak kapan saja" papar wanita paruh baya itu panjang lebar.

" Lucu juga saat itu, kita saling memuja berlebihan. Keinginan yang lain merupakan perintah bagi yang lainnya. Grandniemu mengubahku menjadi sosok yang berbeda. Bukan hal mudah mengingat kita berasal dari latar kehidupan yang berbeda. Aku mulai melihat ke atas, sementara Grandniemu mulai belajar menengok ke bawah. Butuh kerja keras agar kita bisa bertemu di tengah. Juga butuh banyak hal untuk bisa membuat kita menyatu." papar pria itu sambil memberikan kecupan mesra di pipi wanita paruh baya yang ada di sebelahnya. Romantis, pikir sang cucu.

Keheningan melanda ketiga orang yang duduk di sana. Sang cucu kesayangan terlihat asyik menyimak buku yang mampu membuat sang wanita paruh baya menintikan air mata. Sementara sang wanita paruh baya dan pria tadi terlihat menatap kesibukan di perpustakaan.

Sang cucu mendadak menemukan banyak lokasi dan hal yang menyebutkan tentang Universitas Indonesia, tempat dimana sang wanita paruh baya itu dulu bekerja. Timbul keinginan untuk bertanya, saat ia menengok ke samping, sambil terseyum ia mengurungkan niat untuk bertanya, malah ia perlahan meninggalkan kursi sambil membawa buku yang sedang dibacanya.

Sang wanita paruh baya, terlihat menyandarkan kepalanya di lengan sang pria dengan mesra. Wajahnya terlihat nyaman. Sementara sang pria terlihat membelai-belai mesra tangan wanita paruh baya itu. Siapa yang mengira di balik wajah kerasnya tersimpan kelembutan.

Cinta bisa membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah, pikir sang cucu kesayangan. Mendadak selembar kertas kecil jatuh dari buku. Dipungutnya, di sana tertulis kalimat-kalimat yang membuat wajahnya bersemu merah.

Cintaku, belahan jiwaku
Ternyata aku lemah tanpamu
Sungguh merindukan kehadiranmu saat ini
Perjalanan cinta kita mengubah banyak hal dalam kehidupan kita
Aku ingin menjadi bayanganmu, bukan pualam yang harus kau jaga
Aku tak ingin mencintaimu dengan cara yang salah
Buku ini membuatku menintikkan air mata tanpa sanggup ku tahan
Sungguh, karena dan untuk cinta kita kuat
Sungguh, cinta memang unik!
























1 komentar: