Rabu, 31 Desember 2014

Review 2014#71: Kisah Cinta Galih dan Ratna



Judul asli: Gita Cinta dari SMA
Penulis: Eddy D. Iskandar
Halaman: -
Penerbit Gaya Populer Press

Dua Sejoli Menjalin Cinta
Cinta Bersemi Dari Sma

Galih Dan Ratna Mengikat Janji
Janji Setia Setia Abadi

Reff;
Oh Galih... Oh Ratna...
Cintamu Abadi
Wahai Galih... Duhai Ratna...
Tiada Petaka Merenggut Kasihmu


Ciptaan Guruh Soekarnoputra dan dipopulerkan oleh Chrisye dalam album Puspa Indah Taman Hati

http://www.lirikdanlagu.com/song12_123_564.html

Buku tipis ini tergeletak diantara buku-buku koleksi saya. Nyaris terlupakan jika kemarin selama liburan saya tidak sibuk membereskan rak buku yang cukup tinggi dan melebar ke samping. Kondisinya masih lumayan sekitar 90% terawat, meski bagian punggung buku sudah rusak pada beberapa bagian. Maklumlah buku ini merupakan cetakan keempat tahun 1980, sudah banyak tangan yang memegangnya.


Mungkin saya menemukannya di kios buku bekas saat berburu buku. Nama pengarang dan judulnya yang tidak asing jelas menggoda mata. Jumlah halaman yang kurang tidak membuat saya menyisihkan buku ini. Biarlah buku ini berada diantara buku-buku lainnya.


Gita Cinta dari SMA berkisah tentang perjalanan cinta antara sepasang remaja. Sang gadis bernama 
Ratna merupakan murid baru di kelas dua sos satu. Sejak awal masuk sekolah, sudah sering ia dengar bisik-bisik kekaguman dari murid pria. Kecuali dari satu orang yang duduk di paling belakang, Galih Rakasiwi. Ia bahkan seakan tidak mau tahu.


Setiap pulang sekolah Nana, panggilan akrab Ratna menjadi rebutan murid-murid pria yang ingin mengantarnya pulang. Beberapa diterima karena rasa kasihan sudah berulang kali mengajak pulang bersama. Sebenarnya ada satu yang diharapkan mengajukan diri mengantarnya pulang, Galih. Tapi Galih seakan jual mahal, pulang sendiri dengan mengayuh sepedanya, acuh terhadap Nana.


Nana yang selama ini dipuja merasa tertantang untuk bisa memenangkan hati Galih. Begitulah hidup. Nana yang bisa mendapatkan pacar tampan dan berkantong tebal serta siap mengantarnya pulang sekolah dengan kendaraan bermotor justru jatuh hati pada sosok rendah diri Galih yang setia dengan sepeda genjotnya atau berjalan kaki.


Selanjutnya bisa ditebak, Galih dan Nana memang saling suka. Keduanya menjadi pasangan terfavorit dari kelas 
dua sos satu, yang sekarang menjadi kelas tiga sos satu. Kisah perjalanan percintaan mereka tidaklah semulus jalan tol, ada saja gangguan dari murid pria lain yang merasa kesal karena justru Nana menaruh hatinya pada Galih.



Namun halangan terbesar justru datang dari ayah Nana. Baginya sosok Galih jauh dari kriteria yang layak memacari putrinya. Galih hanya sosok bersahaja biasa, berbeda dengan calon yang diajukan oleh sang ayah, mahasiswa Gajah Mada. 

Keduanya tetap menjalan kasih secara sembunyi-sembunyi  degan bantuan dari mereka yang bersimpati pada nasib percintaan keduanya sambil berharap suatu saat hubungan mereka direstui. 


Apa mau dikata, pada akhirnya mereka harus berpisah karena Nana akan melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta. Saat itu komunikasi belum semudah sekarang. Hubungan jarak jauh merupakan hal yang tak terbayangkan. Berpisah merupakan hal terbaik bagi keduanya saat itu. Salah satu kisah dimana akhirnya tidak bahagia, sepertinya.


Kisah percintaan keduanya begitu sederhana, tidak neko-neko namun disanalah kekuatan kisah ini. Upaya Nana untuk mengambil hati Galih begitu apa adanya. Sementara Galih yang terus meredam rasa begitu piawai menyembunyikan perasaan sehingga tak ada yang tahu. Mereka yang semula bersaing memenangkan hati Nana, menerima kekalahan dengan lapang dada, sementara yang tidak mau tak mau harus ikut menerima jika tidak ingin berurusan dengan teman-temannya sendiri.


Seperti Christian yang mengirim utusan untuk menghajar Galih sepulangnya mengantar Nana dari menghadiri acara perpisahan kelas tiga. Untungnya Galih selamat bahkan berhasil menahan salah satu pemukulnya yang mengakui bahwa perbuatannya dilakukan atas suruhan Christian. Teman-teman sekelas Galih yang kebetulan bertemu sudah membulatkan tekat untuk memaksa Christian meminta maaf esok jika tidak ingin berurusan dengan yang lain serta bagian keamanan. Persaingan yang tidk sehat menurut mereka.


Adegan Nana mengelap keringat Galih yang bercucuran karena membetulkan rantai sepedanya yang lepas terkesan romantis bagi pembaca. Meski saya sedikit bertanya-tanya sungguh luar biasa sosok Nana. Disuatu saat ia digambarkan sebagai anak penurut tidak membantah sama sekali terhadap orang tuanya, dilain waktu digambarkan kenekatannya menarik perhatian Galih.


Nana dengan santainya menunjukan rasa penasarannya akan sikap acuh Galih. Mulai dari meminjam buku untuk mencatat Daftar Pelajaran, memaksa meminjamkan sapungan untuk mengelap peluh, hingga membersihkan keringat dengan sapu tangannya. Belum lagi kenekatan minta digonceng sepeda, menolak ajakan dansa dan hanya mau berdansa dengan Galih saat pesta kelas serta keinginannya memegang lengan Galih saat diantar pulang.  Sepertinya untuk ukuran seorang gadis pada tahun 1980 hal tersebut bisa dikategorikan nekat. Atau apakah saya saja yang terlalu kolot yaa.


Galih sebenarnya anak yang pandai, terbukti  kesuksesannya menjadi bintang pelajar. Hanya saja latar belakang keluarganya yang kurang mampu membuatnya sedikit rendah diri. Apa lagi melihat saingan yang mendekati Nana bukanlah orang sembarangan membuatnya makin berkecil hati.


Urusan strata sosial masih cukup ketara dalam kisah ini. Maklumlah saat itu kondisi belum seperti sekarang. Perbedaan dalam hal pendidikan, kemapanan bahkan suku menjadi hal yang dipertimbangkan dalam urusan cinta, melebihi bagaimana hati kedua insan yang bercinta itu sendiri.


Samar saya masih ingat menonton tayangan film ini di TVRI. Setelah sukses di bioskop, film ini di putar di TVRI. Pada tahun 1979 f
ilm ini merupakan film terlaris III di Jakarta dengan jumlah penonton 162.050 orang, (menurut data Perfin).



Dalam Wikipedia disebutkan bahwa film ini bercerita tentang kisah cinta dua pelajar SMA yaitu Galih (Rano Karno) dan Ratna (Yessi Gusman). Keduanya adalah bintang kelas, baik dalam pelajaran, olah raga maupun sopan santun. Bisa dibilang keduanya adalah pelajar teladan. Sayang cinta mereka tidak kesampaian karena ayah   Ratna yang beretnis  Jawa tidak menyetujui hubungan anaknya dengan Galih yang berasal dari Sunda. Ia telah menjodohkan Ratna dengan seorang mahasiswa yang sedang berkuliah di Universitas Gajah Mada. Dengan segala macam paksaan, cinta mereka diputuskan. Akan tetapi berkat bantuan kakak Ratna dan teman-teman sekelasnya, mereka secara diam-diam selalu bertemu. Pada malam perpisahan, pihak sekolah mengumumkan bahwa Galih dan Ratna menjadi siswa-siswi terbaik. Cinta mereka harus berpisah karena Ratna melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta. (http://id.wikipedia.org/wiki/Gita_Cinta_dari_SMA)

Pada akhirnya kisahnya memang berakhir bahagia.
Bagaimana Galih menghabiskan waktunya saat kuliah, bagaimana kelanjutan rumah tangga Nana dan bagaimana kasih keduanya dilanjutkan dalam film Puspa Indah Taman Hati. 

Mengekor kesuksesan film, Karno`s Film  membuat versi senetron sebanyak 13 episode dengan G.R.M Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara, dikenal dengan nama Paundra sebagai Galih dan 
Ratna Galih Primakusuma sebagai Ratna. Kesamaan nama yang membuat ia dipilih selain kemampuan aktingnya tentunya. Keunikan nama itu ternyata merupakan wujud kesukaan kedua orangnya pada film Gita Cinta dari SMA versi  Rano Karno dan Yessi Gusman.  Paundra terpilih karena berwajah sangat Indonesia. Rano Karno juga ikut berperan menjadi ayah  Galih. Pada prinsipnya  versi sinetron tidak berbeda jauh dengan versi layar lebar dan buku. Hanya latar belakangnya mengambil suasana Yogyakarta yang terkenal sebagai kota pelajar. 


Cinta memang unik.


Sumber Gambar:

http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Gita_Cinta_dari_SMA.jpg


Senin, 29 Desember 2014

Review 2014 #70: Happily Ever After

Penulis : Winna Efendi
Editor: Jia Effendie
Penyelaras Aksara: Widyawati Oktavia
Penata letak: Gina Ramayudha
Penyelaras tata letak:  Erina Puspitasari
Desainer sampul: Jeffri Fernando
ISBN : 9789797807703

9797807702
Penerbit : GagasMedia
Harga: Rp 57.000


Tidak semua dongeng berakhir bahagia. Namun, barangkali kita memang harus cukup berani memilih; bagaimana akhir yang kita ingini. Dan. percaya bahwa akhir memang ada meskipun tidak seperti yang kita duga.


Apakah semua kisah harus berakhir bahagia? Pertanyaan itu yang selalu ada dalam benak saya. Apakah semua novel yang mengusung teman cinta selalu berakhir bahagia? Apakah novel detektif selalu berakhir dengan terpecahkannya kasus dan sang detektif berbahagia sepanjang hidupnya, menikmati ketenaran karena sukses memecahkan sebuah kasus spektakuler? Salah seorang penulis, kebetulan sahabat saya, berkata bahwa dongeng yang berakhir bahagia umumnya yang disukai pembaca, jika tidak bahaga buat apa dibaca. Karena membaca merupakan hiburan tentunya yang diharapkan adalah bacaan yang menghibur, yang berakhir bahagia meski untuk itu sang tokoh harus berjuang keras tiada henti layaknya tokoh sinetron yang sering dibuat selalu menderita. Anda boleh setuju, boleh juga tidak karena ini adalah pendapatnya.

Winna menawarkan sesuatu yang berbeda dalam Happily Ever After. Berakhir bahagia tetap ada namun tergantung dari sisi sebelah mana kita memandang dan memaknai bahagia itu. Dibandingkan dengan novel Winna yang lain, kisah ini sungguh berbeda karena meramu kasih keluarga, persahabatan, bullying, pengkhianatan serta pastinya juga ada kisah percintaan sebagai bumbu penyedap. Ah, nyaris luput, urusan cinta segitiga, keahlian Winna tetap hadir meski porsinya kecil.

Kisahnya tentang seorang seorang anak tunggal yang hidup berbahagia dengan keluarganya di sebuah rumah yang  dirancang menarik hingga menyerupai sebuah rumah pohon. Sering kali sang anak dan ayah membaca buku dongeng bersama, keduanya menyukai dongeng. Kehangatan sebuah keluarga  membuat sang anak mampu menghadapi banyak masalah dalam kehidupan ini. Masalah yang ada umumnya memang masalah remaja, tapi sikap kedua orang tuanya menghadapi serta memberikan dorongan membuat sang anak tumbuh kuat dan dewasa.

Tapi alam semesta punya rahasianya sendiri. Kebahagian keluarga tersebut mulai mengalami gangguan. Setiap anggota keluarga harus saling menguatkan demi menjaga kebahagian mereka. Kebahagian tidak mengenal batas ruang dan waktu.

Suatu hari, saat kabahagian keluarga itu sedang diuji, tanpa sengaja sang anak bertemu dengan seorang anak yang berbeda dengan anak lain yang ditemuinya. Anak itu mengajari banyak hal.  "Hidup adalah sebuah petualangan," begitu ungkap anak laki-laki yang bermain tetris di bawah ranjang rumah sakit. Sejak itu keduanya sering melakukan petualangan kecil bersama. 

Tidak  semua dongeng punya akhir bahagia.  Tapi bukan berarti cerita itu tidak bagus, atau karakter-karakternya tak  pernah bahagia. Kadang, sebuah cerita yang bagus punya akhir yang sedih. Demikian juga kisah keluarga tersebut dan kisah sang anak dengan anak laki-laki yang bermain tetris di bawah ranjang rumah sakit.

Lantas, apa sebenarnya kisah bahagia keluarga tersebut? Bagaimana kisah persahabatan sang anak yang berubah menjadi musuh ? Kenapa sang anak sering mengalami bullying? Dan apa hubungannya antara kebahagian sang anak, anak laki-laki yang bermain tetris di bawah ranjang rumah sakit serta daftar kegiatan yang ingin mereka lakukan sebelum meninggal? Silahkan dibaca sendiri yaaa. Sungguh, susah membuat review tanpa membocorkan kisah menawan dalam buku ini.

Sekali lagi Winna sukses membuat saya termehek-mehek. Membaca buku ini membutuhkan waktu cukup lama. Bukan! Bukan karena kecepatan membaca saya yang menurun, atau kisahnya membosankan, tapi lebih pada saya yang harus menata perasaan agar tidak terlalu larut. Alih-alih bersemangat membaca agar cepat selesai, saya justru membaca pelan sambil menstabilkan emosi.

Kekuatan Winna adalah kisah yang "aku nih" dalam setiap kisahnya. Maksudnya dalam setiap kisah ada bagian yang membuat pembaca merasakan kemiripan dalam situasi, perasaan atau bersikap dengan tokoh dalam cerita. Kemiripan itu bisa dalam satu orang atau suatu kondisi, bisa lebih bahkan bisa gabungan keduanya. Kedekatan emosional yang terbangun membuat pembaca menyukai kisah yang ditulis.  

Dalam kisah ini, "aku nih" buat saya adalah kedekatan tokoh utama pada ayahnya. Situasi dan kondisi saya jelas sangat berbeda dengan situasi dan kondisi yang dialami oleh sang anak. Tapi saya dan sang anak sama-sama dibesarkan dengan kebebasan berkhayal yang tinggi. Saya bisa berkhayal menjadi pendekar wanita dan seharian menggunakan selendang menari saya untuk berlatih jurus dan mempergunakan gagang sapu sebagai pedang atau alat masak sebagai belati yang khusus ditempa untuk saya ^_^. Sang anak bisa menggelar tenda di halaman sambil menatap aneka gugus bintang dan berkhayal. Aku anak papa seperti sang anak yang anak ayah. Duh jadi merindukan beliau hiks.

Pada tiap awal bab pembaca akan disuguhi sebuah kutipan dari pengarang terkenal seperti Neil Gaiman, Judi Picoult, C.S Lewis. Juga ada kutipan dari tokoh dalam cerita seperti Price Eric dari kisah Little Mermaid,  Simba dari kisah Lion King. Bahkan kutipan dari Barbara Bush juga bisa kita temukan. Sepertinya kutipan tersebut yang paling pas guna menggambarkan situasi yang sedang dialami oleh tokoh utama kita, " To us, family putting your arms around each other and being there."

Pada beberapa bagian, Winna meramu tokoh dalam dongeng menjadi dongeng lain namun terkait dengan kondisi yang diuraikan dalam bagian tersebut. Pada halaman 46 misalnya, saat menggambarkan sosok sang anak Winna menyangkutkan dengan salah satu kisah dimana setiap kali membaca maka tokoh yang ada dalam buku akan keluar dan hidup. Dalam versi Winna, justru sang anak yang memudar dan masuk dalam buku.

Saat seru membaca di halaman 90 mendadak saya menemukan halaman kosong. Sedikit panik, apakah ini pertanda buku saya cacat atau memang halaman tersebut dibuat kosong. Aneh saja posisinya, ada di sebelah kanan. Jika ingin membuat bab atau bagian baru tentunya tidak ada masalah jika diletakan di halaman 91, halaman yang kosong di sisi kanan buku. Terima kasih kepada Luckty yang bersedia saya ganggu untuk mengecek halaman buku yang ia miliki.  Pada bagian belakang saya menemukan lagi beberapa halaman kosong serupa. Ternyata memang begitu formatnya. Halaman disetiap pergantian bab dibuat kosong.

Judul tiap bab dibuat menarik seperti Percakapan Sepihak Dengan Kejujuran pada halaman 38, Dongeng Bintang-bintang pada halaman 232, Titik-titik Hitam di atas Layar dan sebagainya. Sayangnya tidak ada daftar isi. Dengan Daftar Isi pembaca bisa membaca aneka judul bab dalam buku ini yang memang judul bab yang menarik tersebut sehingga kian tertarik untuk membeli dan membaca buku ini. Apakah karena pada bagian yang merupakan awal bab tidak diberikan halaman sehingga tidak ada Daftar Isi? Mungkin hanya soal tata letak semata dari pihak penerbit, tapi membuat saya penasaran.

Kover dengan ilustrasi buku langsung menarik mata pelalap buku, minimal mata saya. Ditambah membaca nama penulis sepertinya tak ada alasan  untuk tidak memasukan buku ini  dalam keranjang belanjaan. Bagi penyuka kisah yang ditulis oleh Winna, nama yang dibuat dengan porsi nyaris sepertiga  halaman pasti menjadi daya tarik utama, Sementara bagi yang pertama mengetahui nama Winna atau bukan menyuka kisah dengan genre ini, gambar buku bisa menjadi daya tarik utama.

Tidak hanya soal dongeng, Winna juga mengulas tentang Charles Dickens walau sedikit. Minimal memperkenalkan tentang penulis yang karyanya cukup terkenal kepada pembaca yang belum mengenalnya. Karya  Charles Dickens yang cukup terkenal antara lain A Christmas Carol, Oliver Twist, Great Expectations, David Copperfield, Little Dorrit dan masih banyak lagi.  

Dalam kisah ini, rumah tempat tinggal tokoh utama disebut-sebut menyerupai rumah pohon. saya jadi penasaran mengenai hal tersebut dan mulai mencarinya di dunia maya. Sebuah situs menyebutkan bahwa Minister's Treehouse disebut-sebut sebagai rumah pohon paling besar di dunia. Bagaimana tidak, rumah ini memiliki 10 lantai, dibangun setinggi 30 meter. Mulanya, rumah ini dibangun oleh menteri setempat, Horace Burgess, tahun 1993. Konon, ia membangun rumah ini karena mendapat pesan dari Sang Maha Kuasa. Rumah pohon ini terletak di Crossville, Tennessee, AS. Meski rumah pohon ini sudah ditutup karena alasan keamanan, traveler masih bisa menengok wujud kemegahan rumah ini dari halaman saja.          

Sayang ya. Andai masih bisa digunakan tentunya banyak anak-anak yang berlarian dengan gembira. Mungkin para orang dewasa juga bisa mengenang masa kecil atau mewujudkan impian masa kecil tidur di rumah pohon. Tapi begitulah hidup ini, seperti ungkapan dalam buku ini, "Ngak semua yang kita mau bisa kita dapetin. Ada beberapa hal dalam hidup ini yang harus dikorbankan."

Hemmmm jadi penasaran, apa ya yang saya tidak dapatkan dan apa yang saya korbankan *merenung*

Sumber gambar:
http://travel.detik.com/read/2013/09/10/194425/2354953/1520/2/7-rumah-pohon-paling-keren-di-dunia#menu_stop

Selasa, 23 Desember 2014

Review 2014#69: Trilogy The Darkest Minds #2: Never Fade

Penulis: Alexander Bracken
Penerjemah: Linda Boentaram
Penyunting: Tendy Yulianes Susanto
Proofreading: Abduraafi Andrian
Pewajah Sampul: Defi Lesmawan
Pewajah isi: eNKa
Proofreading: Abduraafi
ISBN: 9786020900032
Halaman: 624
Penerbit: Fantasious
Harga:  Rp 89.500

"Aku takkan duduk-duduk saja menunggu persetujuanmu-bukan begitu perjanjiannya. Akan kubocorkan lokasi ke server malam ini. Jika dia tidak datang mencariku, akan kucari sendiri dia."                                                                                   
 
Kenapa saya jadi langsung teringat pada salah satu film X-man. Saya lupa apa judulnya, tapi pada bagian saat para ilmuwan sudah menemukan semacam serum guna membuat para mutan kehilangan keistimewaannya. Mutan menjadi manusia normal biasa. Adegan dibuka dengan anak petinggi yang ternyata manusia burung sedang dipaksa sang ayah untuk menerima suntikan serum tersebut. Ia akhirnya menolak dan melompat memecahkan kaca lalu terbang di langit lepas.

Pada bagian kedua ini kisahnya makin berkembang dengan musuh yang tak terduga. Ruby belajar untuk mengendalikan dan menggunakan kelebihannya. Berbagai latihan diikutinya dengan kesadaran penuh. Kian hari kemampuannya  berkembang pesat. Sosoknya berkembang menjadi kepribadian yang matang dan penuh perhitungan. 


Di Liga Anak Rubby kian menyadari bahwa mempercayai seseorang merupakan hal yang sulit dilakukan, sama sulitnya dengan mencari orang yang layak dipercaya. Ia harus berhati-hati jika ingin selamat. Bahkan Ruby belajar memahami bahwa tidak selamanya orang baik merupakan orang baik.

Telah ditemukan apa yang menyebabkan anak-anak memiliki kemampuan berbeda juga pemunah guna mengembalikan mereka seperti sediakala. Hasil penelitian tersebut disimpan aman dalam sebuah
flashdrive. Celakanya sebuah tindakan konyol membuat flashdrive tersebut berpindah tanpa sengaja. Misi Ruby adalah menemukan dan membawa flashdrive itu ke Markas Liga Anak. Sosok sang pembawa merupakan sosok yang sangat ia hindari selama ini, Liam.

Pencarian Liam bukanlah hal yang mudah mengingat selama ini sosok Liam cukup lihai menyembunyikan diri. Ruby harus menuju ke tempat-tempat yang jauh dengan aneka bahaya yang mengintai. Tidak hanya dari pihak pemerintah, ternyata ada pihak lain yang tidak ingin usahanya menemukan Liam yang membawa  f
lashdrive berhasil. Ada musuh dalam selimut.

Urusan asmara  antara Ruby dan Liam sekali lagi menjadi topik yang cukup hangat. Hal tersebut jelas berpengaruh pada Ruby maupun Liam tanpa keduanya menyadari. Ruby tak ingin Liam terluka. 
"Karena satu-satunya hal yang lebih buruk dibandingkan hidup tanpamu adalah melihat mereka menghancurkanmu hari demi hari, sampai kau bukan dirimu lagi, sampai mereka mengutusmu dalam Op dan kau tak kembali lagi." Untuk itu ia menghapus ingatan Liam tentang dirinya sebagai imbalan agar ia dibebaskan. Namun alam bawah sadar Liam kadang melawan blokir yang dilakukan Ruby. Hingga sebuah adegan di halaman 468 merubah segalanya.

Alur ceritanya masih seru tentunya dengan aneka aksi fisik seperti berkelahi guna mempertahankan diri meski tidak sebanyak buku pertama. Dibandingkan buku pertama, bobotnya terasa lebih ringan. Buku kedua ini lebih menekankan pada hal emosi para tokohnya. Bagaimana reaksi Ruby saat tahu ia dikhianati temannya, ungkapan ketakutan anak-anak itu terhadap kemungkinan pemusnahan mereka karena jumlahnya kian bertambah, reaksi lega saat menemukan salah satu teman berhasil kembali dari Op dengan selamat, kesedihan saat tahu rekan mereka meninggal dan lainnya. Penulis lebih memainkan emosi pembaca serta para tokohnya
.

Pesan moral yang disampikan oleh penulis sederhana namun menyentuh. Kadang tujuan baik belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik. Tujuan Ruby ingin membantu Liga Anak dan mengembalikan kehidupan mereka yang hilang. Namun tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Untuk mencapai impiannya banyak yang harus dikorbankan Ruby, bahkan sahabat dan orang yang dicintainya tanpa ia sadari.


Sesuatu yang baik menurut kita belum tentu baik bagi orang lain. Ada pihak yang berpendapat menemukan pemunah adalah suatu hal yang baik dan perlu dikembangkan lebih lanjut. Sementara itu, ada pihak lain yang justru bahagia dengan keistimewaannya hingga tidak ingin penemuan itu tersebar luas.  Ruby berada diantara kedua pihak yang berseberangan tanpa ia kehendaki.


Dari sisi cetakan, sepertinya ada typo serta susunan kalimat yang agak janggal.
Typo pada halaman 232, "Jude menahan Vida dengan satu lengan di dadanya untuk mencegah ceek itu menerkamku."  Sementara pada halaman 448 tertulis, "Jude muncul lagi di mulut tenda dengan senter yang dia disuruh ambil dari mobil."

Sepertinya penulis mengagumi tokoh Mrs Marple. Terlihat pada halaman 219 tertulis kalimat,"Satu-satunya buku yang dipunyainya bercerita tentang perawan tua pembongkar kejahatan yang mengganggu orang-orang di desa kecilnya...."

Novel yang masuk dalam daftar New York Times Best Seller dan Goodreads Choice Award 2013 ini sedang dalam proses pembuatan film layar lebar oleh 20th Century Fox, infonya bisa dilihat di http://www.hollywoodreporter.com/heat-vision/wayward-pines-creator-tapped-adapt-733010. Dalam http://www.goodreads.com/book/show/16150830-never-fade mendapat  bintang 4.43 dari 2.387 review.   

Jadi  penasaran bagaimana ekspresi Ruby dalam film saat  adegan Liam berkata  berikut:
"Aku mencintamu." Dia berbalik menatapku, ekspresi merana itu masih membayang di wajahnya. Aku mencintaimu setiap detik setiap hari, dan aku tak mengerti kenapa, atau bagaimana menghentikannya-"

Flashdrive dalam wikipedia disebutkan USB flash drive adalah alat penyimpanan data memori kilat      tipe NAND  yang memiliki alat penghubung USB yang terintegrasi. Penggerak kilat ini biasanya berukuran kecil, ringan, serta bisa dibaca dan ditulisi dengan mudah. 

Penggerak kilat USB memiliki banyak kelebihan dibandingkan alat penyimpanan data lainnya, khususnya cakram flopi atau cakram padat. Alat ini lebih cepat, kecil, dengan kapasitas lebih besar, serta lebih dapat diandalkan (karena tidak memiliki bagian yang bergerak) daripada disket. 

 Selanjutnya disebutkan bahwa penggerak kilat USB juga memiliki umur penyimpanan data yang singkat, biasanya ketahanan data pada Penggerak kilat USB rata-rata 5 tahun. Ini disebabkan oleh memori kilat yang digunakan tidak bertahan lama. Bandingkan dengan cakram keras yang memiliki ketahanan data hingga 12 tahun, CD/DVD berkualitas (dan bermerek terkenal) selama 15 tahun jika cara penyimpanannya benar. Menilik ukurannya yang tidak besar  serta mudah disembunyikan dimana saja, maka bukanlah suatu hal yang aneh jika Liam tanpa sengaja membawanya. 

Penasaran bagaimana kelanjutan kisah cinta segi ... ups!















Jumat, 19 Desember 2014

Review 2014 #68: Anna Lagi!

Judul asli: Girl of Nigtmares
Penulis: Kendare Blake
Penerjemah: Angelic Zaizai
Penyunting: Lisa Indriyana Yusuf
Penyelaras aksara: Lani Rachmah
Penata aksara: Axin Makruf
ISBN: 978-602-1606-04-8
Halaman: 404
Penerbit: Noura Books
Harga: Rp 74.000,-

Aku menelan ludah kuat-kuat. "Di mana kau?"
Rambutnya menjuntai menutupi pipi, pandangannya hampa. Aku tak tahu apakah dia percaya kami sedang bercakap-cakap.
"Di Neraka," bisiknya, seakan itu tak perlu ditanyakan lagi. "Aku di Neraka."

Ingat Anna?
Sosok gadis dengan gaun darah sebelum akhirnya Cas dan teman-temannya membebaskan diri dari kutukan yang mengikatnya dengan rumahnya.  Pada akhirnya Anna malah mengorbankan diri guna menyelamatkan Cas, Thomas dan Carmel. Sebenarnya untuk Cas. Anna melakukannya agar Cas bisa tetap hidup tenang. Sayangnya belakangan Cas selalu dihantui mimpi buruk tentang Anna. Belum lagi halusinasi yang datang disaat yang sering salah. Hingga ia acap kali berkeliaran  dalam keadaan setengah hidup karena mendambakan Anna.

Cas jatuh cinta pada Anna. 
Fakta yang tak bisa dipungkiri lagi. Setelah Anna terlepas dari kutukan, keduanya makin saling mengenal hingga menimbulkan benih-benih cinta. Sang penulis membuat kisah ini menjadi sesuatu yang unik. Mulai dari cara Anna dan Cas berkenalan, bagaimana sejak awal bertemu Anna yang masih merupakan hantu jahat tidak membunuh Cas. Saat keduanya bersama hingga akhirnya Anna mengorbankan dirinya demi Cas. Keduanya dipisahkan tidak saja oleh jarak dan waktu namun juga dengan alam. 

Ternyata urusannya tidak hanya  penampakan Anna serta urusan hati Cas saja tapi juga terkait dengan sebuah ordo yang sudah lama berdiri, ayah Cas dulu juga ikut bergabung. Dan Ordo itulah yang berperan dalam hal keberadaan athame, senjata yang selama ini selalu dibawa Cas. 

Athame yang dipergunakan Cas selama ini merupakan warisan ayahnya. Sang ibu akan merawatnya setelah dipergunakan memusnahkan hantu. Athame dapat mengambil banyak bentuk. Ini biasanya memiliki pisau bermata dua  yang tajam, dan pegangan yang sering kali berwarna  hitam. Bahan yang ditempa untuk menghasilkan Athame bukan logam biasa.  Melalui Ordo bahan tersebut bisa didapat dan diolah. Sekarang ordo merasa Cas mulai menyalahgunakan Athame. Penggunaannya tidak sesuai dengan tujuan awal pembuatannya.

Urusan Anna ternyata menyita banyak perhatian Cas hingga ia memutuskan untuk segera mengakhiri semua ketidakpastian yang terjadi selama ini.  Keputusan yang sulit. Untunlah Cas mempunya dua sahabat yang selalu menemaninya dalam suka dan duka serta tentunya ibu yang selalu mendukungnya. Semoga keputusannya adalah keputusan yang tepat bagi semua pihak.

Persahabatan yang terjadi antara ketiga tokoh utama memberikan pelajaran bahwa kita mungkin berbeda namun urusan persahabatan justru tidak mengenal beda. Kesamaan diantara mereka yang membuat mereka bersahabat, perbedaan menjadi bumbu yang memperat persahabatan. Kenangan serta kepedulian mereka akan Anna membuat mereka menjadi sahabat.

Meski terpesona dengan untaian kata, mungkin ada bagian yang perlu direvisi kelak.  Bab tiga pada halaman 37 baris pertama tertulis, "Rawa itu lagi." Apakah maksudnya "Tawa itu lagi."  Karena kata selanjutnya adalah, " Terngiang-ngiang di kepalaku untuk seratus kalinya." Biasanya saya cukup masa bodoh pada urusan typo. Tapi jika saat seru tiba-tiba ada yang mengganggu jalannya kisah ya jadi manyun juga khan.

Karakter Cas berbeda dengan yang digambarkan pada buku pertama. Sosoknya digambarkan lemah dan sering berada dalam kondisi kacau, mungkinkan sengaja dibuat guna menekankan betapa besar pengaruh Anna pada dirinya.  Justru karakter dari mereka yang membuat kisah ini berkembang malah beragam dan kuat. Thomas kian membuktikan dirinya adalah sahabat setia sebagai contoh.

Walau buku ini tetap memuat aneka adegan dan situasi mencekam, tapi saya tidak merasakan kengeriaan yang sama seperti saat membaca buku pertama. Entah,  ada semacam candu yang membuat  saya menjadi ketagihan membaca bagian menegangkan dalam buku ini. Kalimat berikut contohnya, "
Aku tak membaca gerak bibirnya. Terlalu banyak darah hitam meleleh dari sana. Perlahan dia menjauh. Aku berusaha menunduk menatap karpet, tapi tak mampu. Aku tak sanggup menahannya sehingga ketika dia melemparkan diri dari jendela, aku sempat melihat gaun berkibar dan mendengar debum tubuhnya menghantam tanah." Mungkinkan kengerian sudah identitik dengan kisah Anna sehingga berkurang sedikit membuat kisah ini seakan kekurangan bumbu.

Selain urusan hantu dan kegiatan sejenis yang mencekam, ada juga saat untuk tertawa diantara suasana menakutkan. Saya tertawa lebar ketika salah satu tokoh pembantu dalam kisah ini disamakan dengan sosok Lara Croft dalam hal gaya busana. Atau bagaimana sikap Cas saat gagal kencan. 

Kovernya masih mempergunakan sosok Anna sebagai pusat. Posisinya yang seakan menengok dengan tangan mengadah bisa bermakna ia mengajak seseorang untuk mengikutinya, kemungkinan besar yang dimaksud adalah Cas. Warna merah bisa diartikan sebagai kobaran api neraka. Demikian juga gambar semacam tebing seakan menambah kesan suram. Anna yang berdiri di pinggir seakan siap terjun ke api neraka. Cukup memberikan gambaran mengenai isi buku.

Versi bahasa Turki
Dalam Goodread, beberapa kover buku yang diterbitkan oleh negara lain menggunakan desain yang nyaris sama. Hanya versi bahasa Turki dengan judul Lanetli Kızın Hayaleti yang perbedaannya cukup terlihat. Anna masih digambarkan menggunakan gaun putih dan berada diantara api dengan suasana yang mencekam. Tapi sepertinya ada burung yang terbang di atas. Apa urusannya dengan Anna ya, jadi penasaran.

Tapi kenapa harus digambarkan bertelanjang kaki ya? Bukannya saat Anna dibunuh sang ibu mereka sedang berdebat seru dan Anna akan minggat, tentunya tak mungkin ia keluar rumah denga bertelanjang kaki. Apa lagi jika kita perhatikan film, sinetron dan sejenisnya mereka yang tinggal di negara yang memiliki empat musim selalu memakai sepatu bahkan di dalam rumah agar tidak dingin. Kenapa Anna berbeda? Atau karena ia sudah tiada?

Buku ini selain menghibur juga merupakan buku yang paling rajin memberikan catatan kaki. Sebagai pembaca saya sangat terbantu. Setidaknya pembaca memiliki pemahaman yang sama dengan penulis/penerjemah sehingga kisah bisa lebih  dinikmati. Pembaca yang tidak tahu juga jadi pendapat pengetahuan tambahan. Sekali jalan dua hal tercapai, menyamakan persepsi dan memberikan tambahan pengetahuan.

Sayang hanya dua buku. Seandainya saya penulis, tentunya tidak hanya sosok Cas yang kelak dibuatkan kisah lain tapi juga Anna bahkan Thomas dan Carmel. Misalnya bagaimana kisah kasih kedua sahabat Cas, kisah cinta antara ratu lebah dan si kuper bisa jadi topik yang menarik. 

Masih mengacu pada Goodreads, buku ini mendapat 3,94 bintang dari 5 bintang. Ada 13.653 rating dan 2.177 review. Baca dan berikan bintang Anda.

Tentunya Anda cukup berani untuk membacanya khan? 

Sumber gambar:
https://www.goodreads.com/book/show/22522637-lanetli-k-z-n-hayaleti