Sabtu, 31 Desember 2016

2016 # 145-146: Seri Lawasan Pit Onthel & Pranata Mangsa















Saya percaya bahwa buku dan pembaca berjodoh dengan cara yang unik. Tiap buku pasti memiliki pembaca, hanya mungkin saja bukan saya atau kalian jodohnya.

Seri Lawasan misalnya. Semula saya hanya bisa memanddang, menimbang, mengelus kover, membaca sinopsis di toko buku. Belum ada kesanggupan untuk membawa pulang. Belakangan melalui sarana diskon besar, saya menemukan dua buah buku seri ini, Uang Kuno dan Kamera.

Sebagai orang yang sempat merasakan mendapat uang dari hasil jerih payah  ngalur-ngidul menentang kamera, tentunya ada kesenangan tersendiri mendapat buku seputar kamera dari seri ini. Dan, sebagai orang yang suka mengoleksi uang lawas (walau sekedar iseng), buku Uang Kuno menambah pengetahuan akan barang-barang yang saya koleksi.

Belum lama, naluri penimbun buku membuat saya mendatangi sebuah ajang diskon besar-besaran (katanya begitu) di antara buku-buku yang sudah tak beraturan alias porak-poranda susunannya, saya menemukan LAGI dua buku seri ini, Pratana Mangsa serta Pit Onthel. Lumayan untuk melengkapi koleksi.
  Sekedar mengingatkan, Seri Lawasan merupakan pengembangan dari katalog-katalog pameran seri lawasan yang disusun oleh Bentara Budaya Yogyakarta (BBY). Ada empat judul dalam seri ini: Uang Kuno, Potret, Pit Onthel serta Pranata Mangsa. Untuk Uang Kuno, review saya bisa dibaca di link ini. Sementara untuk Potret, reviewnya ada di sini.
Judul:Pit Onthel
Penyunting: Yemima Lintang Khastiti
ISBN: 9789799103420
halaman: 90
Cetakan: Pertama-Juni 2011

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia

Menurut ensiklopedia Colombia, sepeda pertama kali diciptakan pada tahun 1791. bentuknya tentu belum seperti sekarang, hanya berupa kendaraan roda dua dari kayu. Roda depan dibuat dalam posisi paten dan tidak mempunya pedal. Velocipede, disebut demikian, akan bergerak maju jika pengemudinya menggerakkan kaki ke depan. Sering waktu, tentunya terjadi banyak perkembangan sehingga menjadi seperti sekarang ini.

Sepeda pertama kali masuk ke tanah air pada awal abad ke-20, sekitar tahun 1910. Awalnya sepeda digunakan oleh pegawai kolonial dan bangsawan, selanjutnya  para misionaris dan saudagar kaya.

Selain diuraikan mengenai awal mula perkembangan sepeda, pembaca juga akan disuguhi tentang aneka merek sepeda. Termasuk bagaimana perkembangannya. Ada perihal sepeda merel Schwinn (Amerika),  Triumph (Inggris), Hobbs (Belanda) dan lainnya. 

Urusan onderdil dan aksesori sepeda juga mendapat bagian. Bahkan ada tentang iklan terkait sepeda juga ada dalam buku ini. Kisah mengenai pengguna sepeda sungguh menyentuh hati. Begitu juga cerita pendek dengan tema sepeda.

Secara singkat buku ini memang memuat banyak hal terkait dengan sepeda, hanya lebih mirip seperti katalog sepeda antik berikut dengan onderdil, aksesori dan iklan terkait sepeda. Sangat cocok untuk bernostalgia. Sementara untuk dibaca guna mendapatkan ilmu seputar sepeda, bisa dikatakan kurang tepat.

Saya jadi teringat sosok seorang guru yang digambarkan setia mengayuh sepeda. Baik dalam lagu walaupun Adzan Magrib.

Judul: Pranata Mangsa
ISBN: 9789899103611
Halaman: 80
Cetakan: Pertama-Oktober 2011
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia

Semula saya agak bingung dengan apa yang dimaksud dengan Pranata Mangsa, untung ada pejelasannya di halaman awal.
 
Pranata mangsa diartikan sebagai pengaturan musim. Bahkan sistem penanggalan musim tersebut sudah ada sejak dalam kehidupan petani Jawa sebelum kedatangan orang Hindu. Bahkan pranata mangsa ikut memiliki andil dalam keberhasilan dan keagungan kerajaan Matraman Lama, Pajang, serta Mataram Islam dengan menjadikan pranata mangsa sebagai pedoman bertani, berdagang, merantau, berperang dan menjalankan pemerintah.

Selain diuraikan mengenai berbagai bagian dalam pranata mangsa, pembaca juga akan disuguhi dengan berbagai kisah yang terkait dengan Dewi Sri serta padi. Konon kisah dari sosok Dewi Sri muncul berbagai panganan yang berguna. Kematiannya memberikan kesuburan bagi para petani. Dari kepala tumbuh pohon kelapa, dari pusar tumbuh padi sementara dari vagina tumbuh pohon aren. Selanjutnya  muncul buah gantung seperti kates dari dada, dari tangan tumbuh mangga dan tumbuhan menjalar seperti ubi dan ketela muncul dari kaki

Dibandingkan dengan buku mengenai sepeda, buku pranata mangsa lebih memberikan pengetahuan tambahan bagi saya. Mungkin karena buku ini lebih berjodoh dengan saya. Bagi para penggemar sepeda, tentunya justru buku Pit Onthel yang menarik perhatian mereka.

Jika ditelaah lebih lanjut, kedua buku tersebut menawarkan pengetahuan dengan caranya masing-masing. Meski untuk urusan nostalgia, kenangan masa lalu tetaplah mendapat porsi yang lumayan besar. Seperti yang ditulis pada Sekapur Sirih, "Semua yang ada dalam buku ini bukan hal baru, Tapi, memang begitulah lawasan. Ia tidak menyodorkan sesuatu yang belum kita tahu. Tapi ia segar. Ia mengejutkan."

Entah kenapa, Sekapur Sirih keempat buku dalam seri ini sama. Padahal bisa saja dibuat berbeda sebagai pengantar bagi mereka yang belum mengenal apa lagi paham mengenai topik yang dibahas.

Selain urusan gambar yang mengesankan, saya paling suka melihat ikon  yang ada di pojok kanan atas. Ikon itu dibuat sesuai dengan judul buku. Untuk Potret diberi lambang kamera lawas, Pranata Manggsa dengan lambang padi, Uang Kuno dengan tumpukan uang logam (koin) lalu ada simbol rupiah di atasnya, sementara untuk  Pit Onthel memasang sepeda lawas. Seru!

Jadi penasaran ingin membaca versi katalog pameran.

Selasa, 27 Desember 2016

2016 #139-141: Sinema Dalam Sejarah

Setelah mendapatkan beberapa buku seri dari MODE dalam Sejarah, jadi tertarik untuk mencari seri lain. Masih ada MODE Abad-20, MUSIK dalam Sejarah, serta  SINEMA dalam sejarah.

Begitulah jika penimbun buku berburu, semangat tiada tara ^_^. Kemari  saya menemukan tiga buku yang termasuk dalam seri Sinema. Seri ini mengajak pembaca untuk menelusur sejarah berbagai genre film, termasuk soal teknologi, acuan dan sejenisnya.

Ada beberapa buku dalam seri ini,
1. Fiksi Sains & Fantasi
2. Horor
3. Laga dan Petualangan
4. Komedi
5. Perang & Epik
6. Gangster & Detektif
Sayangnya, saya hanya berhasil mendapatkan tiga buku, padahal justru naksir berat pada Fiksi Sains & Fantasi. Semoga bisa berjodoh kelak.

Seperti seri sebelumnya, untuk penulis, desainer, penerjemah dan perancang sampul seri ini adalah orang yang sama. Hanya penyunting yang berbeda-beda. Penulis buku adalah Mark Wilshin, desainer buku adalah Gary Jeffrey, terjemahan merupakan hasil kerja tata!. Sementara untuk sampul dikerjakan oleh ZOMBEM. 


Judul: Horor
Penyunting: Dias Rifanza Salim
ISBN: 9789799102522
Halaman: 32
Cetakan: Pertama-September 2010

Ada orang yang menyukai kisah roman, tapi ada juga yang menyukai menonton film horor. Dengan caranya yang unik, film horor memberikan kenikmatan-kenikmatan janggal. Takut, tapi penasaran dengan mengintip dari sela-sela jari. Senang menonton film horor namun sesudah itu takut berada dalam kegelapan sendiri, bahkan tidur sendiri.

Film horor muncul melalui karya Georges Melies sutradara Perancis melalui karyanya The Devil's Castle (1986). Melalui film The Cabinet of Dr Caligari (1920) barulah ketegangan horor sebagai sebuah kenikmatan tersendiri muncul. Vampir, Zombie dan aneka hal lainnya juga mengalami perkebangan seiring zaman. Vampir tidak lagi menjadi sosok seram, malah sangat tampan dalam  The Lost Boys (1987) dan seri Twilight. 

Saya jadi tahu (maaf jika terkesan kuper bagi yang sudah lama tahu) bahwa Film Noir adalah genre film yang diasosiakan dengan kekerasan dan kejahatan. Umumnya adegan film-film ini sering terjadi pada malam gelap di jalan-jalan yang basah oleh hujan. Film Slasher adalah film horor yang menunjukkan orang dibunuh dengan sangat kejam menggunakan benda tajam.


Judul: Perang & Epik
Penyunting: Hardian Putra & Dias R.
ISBN: 9789799102911
Halaman: 32
Cetakan: Pertama-November 2010

Genre ini muncul pertama kali di Italia pada era film bisu. Biasanya menceritakan perang dan intrik Romawi Kuno hingga fim Cleopatra. Film epik sering mempergunakan sejarah dan perang sebagai latar dramatis. bagi cerita kepahlawan dan asmara. Sedangkan film perang berpusat di area pertepuran penuh bergelimpangan korban, parit berlumpur dan desingan peluru guna menggambarkan teror dan tragedi dunia saat perang.

Film Cleopatra (1963) didukung ribuan pemain hingga membuat studio yang memproduksi bangkrut. Film epik ini mengakhiri era pedang dan sandal untuk sementara waktu. Melalu Gladiator (2000) dan Troy (2004) upaya mengembalikan kejayaan tersebut dilakukan.

Epik dari timur juga memeriahkan dunia film. Crouching Tiger Hidden Dragon (2000) merupakan film epik yang bercerita mengenai cinta terpendam serta pendekar pedang berhati mulia.Adegan meluncur di udara, berlarian di dinding dan berdiri dengan anggun di puncak bambu memenuhi film ini. 

Dahulu, untuk mendapatkan latar yang sesuai, lukisan kelir adalah salah satu efek khusus yang pertama.  Caranya dengan menggabungkan cuplikan gambar nyata dari aktor-aktor dengan pemandangan yang dilukis pada kaca. Selembar kaca dilukis lalu ditempatkan antara kamera dan aktor yang tampil di latar set yang lebih kecil.  

Judul: Gangster & Detektif
Penyunting: Hardian Putra & Dias R.
ISBN: 9789799102959
Halaman: 32
Cetakan: Pertama-Desember 2010

Film gangster umumnya diangkat dari aksi sensasional para gangster dalam kehidupan nyata, misalnya Al Capone, John Dilliner, Lucky Luciano dan lainnya. Keseruan menonton aksi para gengster sempat terhenti pada tahun 1934. Ketika itu badan sensor melarang Hollywood menjadikan gengster sebagai pahlawan dalam film. Hal ini dikarenakan mereka dianggap terlalu bengis. Untuk selanjutnya, banyak produser beralih membuat film tentang polisi. Sosok polisi yang keras, tangguh dan sesinis para gengster diciptakan.

Mobil-mobil yang melaju kencang dan senapan mesin yang berseding dalam film gengster membangkitkan animo penonton saat film bersuara muncul. Bagian yang memuat Mob alias Mafia spontan membuat saya teringat pada film The Gadfather, film yg pertama muncul tahun 1972. Film mafia jenis baru mengekspos kejahatan terorganisasi dan politisi korup muncul di tahun 1950-an.

Polisi tidak selalu digambarkan sebagai sosok yang baik. Ada juga sosok yang digambarkan jahat dan korup. Dengan menghilangnya tempat bagi film mafia, polisi yang semula digambarkan sebagai sosok tak berdaya diubah menjadi pahlawan yang berjuang dengan gigih tanpa putus asa. 


Sosok detektfi swasta yang sinis dan berbicara dengan cepat menjadi sosok idola dalam film noir. Jika para polisi menangkap gangster, maka para detektif swasta  yang misterius ini menyelidiki sisi amoral kehidupan moderen seperti pengkhianatan dan pemerasan.  Beberapa versi film  Sherlock Holmes juga dibahas dalam buku ini.

Di akhir buku, saya menemukan bahwa kata "caper" dalam buku ini bermakna aktivitas yang tidak jujur. Beda jauh dengan makna saat ini ^_^. Pada lain hal, yang dimaksud dengan Peraturan Produksi Hays adalah peraturan yang digariskan sebaga standar umum untuk selera yang baik dan mengatur pada apa yang boleh dan tidak boleh ditampilkan dalam film-film Amerika. Peraturan ini diciptakan pada tahun 1930 dan diberlakuan mulai 1934.



Buku ini memberikan pencerahan bagi saya terkait dengan film. Hanya saja, karena umumnya buku-buku tersebut terbit pada tahun 2000-an maka contoh film yang diambil juga tak jauh dari film tahun 2005. Hal ini menjadikan buku ini kurang kekinian jika melihat perkembangan kemunculan aneka film baru.

Untuk urusan kover, entah kenapa ketiga buku yang saya punya mengusung nuansa agak suram. Mungkin maksudnya dibuat dengan menyesuaikan segala hal terkait film. Namun bisa kan tetap  dibuat dengan lebih ceria, penuh nuansa warna jika perlu.
 
Dalam Wikipedia disebutkan bahwa Sinema (akar kata dari cinema = kinematik = gerak). Film sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera V. 

Namanya saja versi ringkas, tentunya informasi yang diperoleh juga hanya sedikit. Tapi lebih baik sedikit dari pada tidak. Siapa tahu, kelak butuh referensi singkat seputar sinema. Bisa langsung buka seri ini ^_^.

2016#142-144: Seputar Serat Centini

Siang ini, beberapa mata menatap saya dengan aneh ketika mengetahui saya sedang mencari Serat Centhini di rak koleksi. 

Masih banyak yang mengira bahwa isi serat ini tak jauh dari urusan arus bawah. Padahal isinya merupakan segala macam ilmu pengetahuan dan budaya Jawa, kebetulan ada beberapa bagian yang menguraikan tentang hal tersebut. Salah satu cara melestarikan ilmu pengetahuan dan budaya agar tidak punah adalah melalui serat ini. Penyampaiannya dalam bentuk tembang. 

Serat Centhini atau juga disebut Suluk Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga, merupakan wujud keinginan dari  Sunan Pakubuwana V untuk menghimpun segala pengetahuan lahir bathin masyarakat Jawa ketika itu, tentunya termasuk keyakinan dan penghayatan terhadap agama. Upaya menghimpun dipimpin oleh Pangeran Adipati Anom, serta dibantu oleh tiga orang pujangga istana yang mengumpulkan bahan-bahan pembuatan kitab. Raden Ngabehi Ranggasutrasna bertugas menjelajahi pulau Jawa bagian Timur,  Raden Ngabehi Yasadipura II menjelajahi Jawa bagian Barat. Sementara  Raden Ngabehi Sastradipura ditugaskan untuk menunaikan ibadah haji dan menyempurnakan pengetahuan agama Islam. Perlu diingat, naik haji saat itu tidak seperti saat ini, butuh waktu yang lama.

Tema-tema seks dalam Serat Centhini tersebar dalam tiap jilid, namun terlihat dominan pada beberapa jilid sama (antara lain jilid 2, 8,dan 10), yaitu mengisahkan perjalanan Cebolang, dan kawan-kawan.  Perihal seks yang ada  juga menekankan untuk keharmonisan rumah tangga serta pengetahuan.
 
Jika ingin mendapatkan versi online bisa menuju situs ini.t. Beberapa buku berikut mengambil inspirasi dari Serat Centhini.


Judul: Pustaka Centhini, Ikhtisar Seluruh Isinya
Gubahan: Ki Sumidi Adisasmita
Alih bahasa: Drs Darusuprapta
Halaman: 124
Cetakan: Ketiga-1979
Penerbit: UP Indonesia

Semula buku ini ditulis dalam Bahasa Jawa, berkat peran Drs Darusuprapta seorang dosen Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada, terbit mengalihkan dalam Bahasa Indonesia. Tujuannya tak lain untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat luas mengenai Pustaka Centhini.

Para pembaca buku ini tidak saja akan mendapat informasi mengenai isi tiap jilid secara jelas, tapi juga memudahkan ketika mencari mengenai suatu hal. Biasa dikatakan ini merupakan petunjuk praktik.

Meski disajikan secara ringkas, namun isi cerita dan jalan cerita keseluruhan Pustaka Centhini sebanyak dua belas jilid sudah terangkum. Hal ini terlihat dari halaman yang merupakan ikhtisar  tiap jilid.

Judul: Rahasia Seks Lelulur Jawa
Penulis: Yudhi AW
Editor: Adiar Taga
ISBN:9786022555308
Halaman: 263
Cetakan: Pertama-April 2014
Penerbit: Diva Press

Penulis membuat buku ini dengan menjadikan Serat Centhini sebagai sumber rujukan utama untuk memberikan gambaran tentang dunia seks orang Jawa. Disebutkan lebih lanjut bahwa seks dalam Serat Centhini setidaknya memiliki dua fungsi utama. Pertama sebagai bagian dari pengetahuan untuk memberikan penjelasan seputar seks dalam kerangka pengetahuan yang diarahkan demi keharmonisan rumah tangga.   Kedua sebagai saran humor.

Terdapat lima bagian besar dalam buku ini. Dimulai dengan Serat Chentini Sebagai Kitab Seks Jawa, Perempuan Jawa Dalam Dunia Seksualitas, Seks dalam Kehidupan Perkawinan Orang Jawa, Penyimpangan seksual serta Seks sebagai Ajaran Kemuliaan. 

Meski judul mengandung urusan tentang seks, namun jangan harap ada reka adegan syur. Benar-benar pengetahuan semata. Dalam bab Perempuan Jawa Dalam Dunia Seksualitas misalnya, yang diulas malah watak yang sebaiknya dimiliki oleh seorang istri, tipe ideal wanita Jawa dan lainnya.

Cara penyampaian secara populer membuat buku ini mudah dipahami.


Judul: Amongraga & Tembanglaras
Penulis: Misni Parjiati
ISBN: 9786022790563
Halaman: 344
Penerbit: Diva Press
Cetakan: Pertama-Oktober 2013

Bagus Jayengresmi yang telah berganti nama menjadi Amongraga, sudah cukup lama berguru pada Ki Ageng Jambu Karang di Padepokan Ujung Kulon Jawa. Guna menambah ilmu, ia diutus berguru pada sahabat masa muda sang guru, Ki Bayi Panurta di Padepokan Wanamarta yang terletak di kaki Gunung Lawu.

Di Padepokan Wanamarta ia jatuh hati dan menikah dengan Niken Tambanglaras, putri sulung Ki Bayi Panurta.  Meski ada kalimat Empat Puluh Malam di Pelaminan, buku ini sangat jauh dari dari urusan adegan syur. Justru yang ada adalah kisah mengenai Amongraga selama empat puluh malam membagikan pengetahuan pada istri terkasih.


Buku ini dibuat dengan mempergunakan bahasa yang sederhaha namun tepat sasaran. Penulis seakan ingin menyampaikan hasil pemikirannya dengan tepat dan singkat. Meski demikian, pembaca tetap bisa menemukan nuanasa humor dalam buku ini.

Oh ya, kenapa saya mencari Serat Chentini? Untuk referensi, apa lagi. Ada sahabat yang bertanya mengenai adat Jawa terkait kelahiran seorang bayi. Baik bagi sang bagi maupun bagi ibunya. Terus terang ada beberapa bagian yang agak terlupakan. Saya berharap menemukannya dalam buku tersebut. Jika sudah ketemu, pasti saya sampaikan pada yang bertanya. Bagaimana selanjutnya, terserah yang bersangkutan saja ^_^.



Sabtu, 24 Desember 2016

2017 #137: Kisah Mata Hari

Penulis: Paulo Coelho
Alih bahasa: Lulu Wijaya
ISBN: 9786020336138
Halaman: 187
Cetakan: Pertama- 2016
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
harga: Rp 50.000
Rating:3/5

Nama sandimu H21. Ingat itu: Kau akan selalu menandatangani suratmu dengan H21.

Nama Margaretha Geertruida "Grietje" Zelle mungkin jarang didengar orang, tapi nama Mata Hari sepertinya lebih dikenal orang. Kisahnya bahkan sudah sering menjadi inspirasi para pembuat film dan  penulis besar. Salah satunya Paulo Coelho.

Tidak banyak informasi baru tentang sosok Mata Hari yang bisa diperoleh dari buku setebal 180 halaman ini. Bisa disimpulkan, ia merupakan wanita yang lahir pada waktu yang salah dan tak ada yang bisa ia lakukan untuk memperbaikinya.

Dikisahkan Mata Hari tertarik akan iklan yang menyebutkan mengenai seorang pria angkatan laut yang akan bertugas ke Indonesia dan membutuhkan seorang istri. Ia merasakan tantangan hidup di dunia baru. Ia menjawab iklan itu, tak butuh lama pernikahan berlangsung. Pernikahan tersebut membuahkan dua orang anak, salah satu meninggal keracunan saat baru berusia beberapa bulan.

Di Indonesia, kehidupan tidak seperti yang ia harapkan. Sang suami sering melakukan kekerasan, tak jelas apa sebabnya tapi ada kisikan karena sang suami takut pada pesona sang istri. Nyaris tak ada yang mampu melawan pesonanya. Bahkan atasan sang suami, memandangnya dengan kagum, sementara sang istri menatapnya dengan ngeri, sebelum akhirnya melakukan hal yang menakutkan!


http://mashable.com/2016/04/01/mata-hari/
Untuk mengisi waktu, Mata Hari (menurut pengakuannya) belajar mengenai kebudayaan setempat, terutama mengenai tarian. Dengan tarian ia mencoba peruntukan di Paris. Ia membawakan tarian yang dianggap berbeda sehingga tak butuh lama untuk membuat namanya melambung. Melalui tarian juga ia bisa berhubungan dengan banyak kalangan, hal ini yang membuatnya direkrut untuk menjadi mata-mata.

Sampai nyaris setengah buku, saya masih penasaran dengan uraian di awal buku yang menyebutkan bahwa Mata Hari merasa ia dihukum karena perbuatan yang tak ia lakukan, ia dihukum karena perbuatan yang tak berarti. Penasaran, saya semakin bersemangat ketika menemukan bagian terkait tinta rahasia. Ternyata memang perbuatan yang ia lakukan mungkin saja dilakukan oleh setiap orang yang berada dalam kesulitan dan butuh uang. Hanya dalam kasus ini, apa yang ia lakukan berakibat fatal.

Selain menyuguhkan uraian bagaimana situasi dan kondisi sekitar PD II, bagian bagaimana Mata Hari harus memutar otak agar bisa bertahan hidup pada saat itu merupakan hal yang menarik untuk disimak. Bukan hal yang mudah, salah bersikap, salah berucap maka kemewahan yang ia peroleh akan hilang sekejab mata.

Secara cerdik Mata Hari menunjukan bahwa pengamatannya pada sikap pria akan sangat membantu dalam berbagai situasi.  Menurutnya laki-laki paling suka menjelaskan, dan mereka punya pendapat untuk segala sesuatu. Maka ia sering membiarkan kekasihnya menjelaskan banyak hal, sambil ia melancarkan rayuan untuk memperoleh keinginannya. Belakangan tindakan itu yang menyebabkan ia dituduh sebagai mata-mata, mendengarkan penjelasan dan menjelaskannya pada yang lain.

Terdiri dari prolog, tiga bagian dan  epilog, buku ini bisa menjadi bacaan ringan, apa lagi jumlah halaman juga tak terlalu banyak. Bahasa yang dipergunakan juga mudah dipahami sehingga bisa dibaca setiap golongan. Oh, ya meski disebutkan banyak pihak bahwa Mata Hari juga berprofesi sebagai pelacur, tidak ada urusan terkait hal yang tidak senonoh dalam buku ini. Semua sangat aman.

Karena permohonannya ditolak, maka Mata Hari harus menjalani hukuman mati dengan tuduhan sebagai mata-mata. Banyak pihak yang mempertanyakan hukuman tersebut mengingat tidak ada bukti nyata yang menguatkan dugaan ia adalah seorang agen ganda. Dengan berani ia mempersiapkan diri dengan berhias sedikit dan menolak mempergunakan penutup mata saat dieksekusi.
 
Mata Hari dikecam karena apa yang oleh masyarakat disebut dosa-dosa kedagingan.  Tapi karena dia juga penuli sekaliber Paulo Caelho berkenan menuliskan kata sapaan bagi para pembacanya di tanah air pada halaman depan buku ini. 

Terlepas dari apa yang ia lakukan atau bagaimana ia dihukum mati, seandainya porsi bagian dalam buku ini yang mengisahkan tentang kehidupan Mata Hari di tanah air lebih banyak, dengan mengisahkan kebudayaan dan kondisi alam yang cantik, tentunya akan lebih baik lagi. Hitung-hitung promosi tentang tanah air. Menurut dosen saya saat kuliah dulu (maaf saya lupa nama beliau), hal buruk sekalipun bisa diolah untuk menjadi sebuah promosi yang menawan. 

Jadi, jika ada yang bertanya apa kelebihan buku ini? Maka jawabannya adalah mengenai sosok perempuan yang berusaha bertahan hidup dengan mempergunakan otak dan kecantikannya. Juga dengan menyebutkan negara kita sebagai bagian dari lokasi kisah.  Sementara mengenai kekurangannya, ini hanya sebuah buku yang memuat informasi umum  mengenai Mata Hari, dimana sebenarnya info tersebut bisa ditemukan dengan mudah. Kebetulan saja ditulis oleh seorang penulis terkenal.

Sang penulis, Paulo Coelho lahir pada 24 Agustus 1947 di Rio De Janeiro, Brasil. Karyanya sudah banyak dibaca di dunia saat ini. Novel The Alchemist merupakan karyanya yang  paling terkenal dan telah diterjemahkan dalam 67 bahasa.  Beberapa penghargaan internasional juga sudah diraih, termasuk Crystal Award ,  Best Fiction Corine International Award 2002 untuk The Alchemist,  Distinction of Honour from the City of Odense (Hans Christian Andersen Award) dan lainnya.

Sebuah penggalan bagian yang saya suka dalam buku ini adalah,
Ketika seorang  wanita atau pria dicampakkan oleh orang yang mereka cintai, mereka hanya terpusat pada kepedihan mereka sendiri. Tidak ada yang mengambil waktu untuk memikirkan apa yang terjadi kepada orang satunya.