Senin, 11 Januari 2016

2016 #7: Bobbsey Twins: Misteri Kuda Poni


Penulis: Laura Lee Hope
Terjemahan: Prodjosoegito
Halaman:107
Cetakan: Pertama-1982
Penerbit: Indira
Rating: 3/5

Buku ini mungkin bisa dinilai tipis dari jumlah halamannya, tapi dari sisi petualangan buku ini menawarkan banyak keseruan. Tidak hanya satu petualangan tapi beberapa yang saling terkait satu dengan lainnya.

Petualangan pertama yang dihadapi oleh kakak beradik Bobbsey adalah mengenai hilangnya kuda poni  Shetland kesayangan mereka Cupcake. Ketika cupcake sedang berlari karena terkejut, seseorang keluar dari pohon-pohon dan menangkap tali kekangnya, lalu menuntun masuk ke hutan. 

Sementara itu, mereka juga mempersiapkan diri untuk mengikuti sebuah lomba amatir untuk anak-anak di televisi lokal. Bert akan memainkan gitar, sementara Nan, Freddie dan Flossie akan bernyanyi. 

Untuk menang mereka sebuah lagu balada yang bagus. Pak Wink punya sebuah lagu balada tentang kuda yang hilang. Ia yakin jika anak-anak memainkan lagu itu mereka psti menang. Sayangnya catatan lagu itu berada di sebuah tas pelana yang juga sudah dicuri dari istal.

Saat mereka sedang sibuk meneliti, sebuah surat kaleng yang menyebutkan bahawa ia mengetahui dimana cupcake berada tiba. Syaratnya, kakak beradik Bobbsey harus meletakkan sejumlah uang sesuai dengan petunjuk yang mereka terima. Menegangkan!.

Namanya juga kisah remaja, akhirnya pastilah bahagia. Keseruan justru berada pada upaya mereka memecahkan misteri. Agak berbahaya juga menurut saya, tapi pada akhirnya masalah terselesaikan dengan baik.

Tapi saya agak ragu jika hal itu diterapkan di tanah air. Bayangkan bagaimana reaksi petugas keamanan jika mendadak ada anak remaja yang melaporkan telah menemukan jejak pencuri kuda poni. Atau menelepon untuk menanyakan mengenai perkembangan kasus hilangnya kuda poni mereka. Saya jadi ingat kisah Pulung, Imung dan beberapa detektif remaja tanah air. Kendala terbesar mereka justru dari orang-orang sekitar.

Sebagai buku bacaan remaja, kisah dalam buku ini mengajarkan banyak hal, seperti persaudaraan yang erat, keberanian, rasa ingin tahu serta keinginan untuk membantu sesama. Sangat baik membentuk karakter anak bangsa. 

Setting lokasi peristiwa yang berbeda dengan tempat tinggal kita justru menjadikan unsur hiburan bagi pembaca. Dengan demikian pembaca bisa mendapat gambaran mengenai bagaimana bekerja di istal, situasi hutan serta kompetisi televisi lokal. Hal-hal yang tidak terjadi di sekitar kita bisa menambah wawasan bagi pembacanya.

Pada http://duniakuda-dimaspram.blogspot.co.id disebutkan bahwa kuda Poni adalah jenis kuda yang berukuran kecil. Tingginya dari tanah sampai ke punggung kurang dari 14 tangan (142 cm). Leluhur dari kuda peliharaan yang masih liar memiliki ukuran hanya sebesar ini tetapi setelah dijinakkan maka berkembang kuda yang kuat untuk diternakkan. 

Selanjutnya disebutkan juga bahwa hewan ini pemakan rumput, bila dalam keadaan terpaksa mereka dapat pula memakan daun dan tunas muda. Di inggris, kuda poni yang terkecil adalah jenis Shetland, yang berukuran sekitar 7 tangan.  

Buku ini saya temukan secara tidak sengaja diantara tumpukan buku. Lumayan untuk menghabiskan waktu di kereta yang singkat. Jadi penasaran pingin cari yang lainnya.





















1 komentar:

  1. kunjungi web kami www.rajaplastikindonesia.com

    CP 021 2287 7764 / 0838 9838 6891 (wa) / 0852 8774 4779 pin bbm 5CFD83E7

    BalasHapus